Sukses

Menteri SYL Tegaskan Gorontalo Siap Lebih Maju, Mandiri dan Modern

Gorontalo terbukti siap dan menjadi percontohan dibidang manajemen brigade alsintan (alat mesin pertanian).

 

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menghadiri acara penyuluhan ke petani melalui video conference di Gorontalo (5/2). Dalam kesempatan itu, SYL mememberi semangat pada para petani yang hadir, agar mereka mau membangun Gorontalo dengan cara meningkatkan produksi pertanian. 

Dalam kesempatan itu, SYL mengatakan bahwa Gorontalo terbukti siap mengolah lahan pertanian dengan cara modern. Itu karena Kementan mempersenjatai para petani dengan Kostratani dan penyuluh pertanian sebagai kopasusnya. 

"Dengan Kostratani kita bertemu dengan teknologi tingkatkan produksi pertanian dan ekspor Gorontalo. Saya baru 100 hari dan ada 161 Trilyun hasil ekspor dari Gorontalo. Itu tandanya tiap harinya ada satu trilun. Pertanian itu barang pasti dan karunia Tuhan membuat pekerjaan tersedia," jelas SYL.

SYL bersama Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Pertanian (BPPSDMP) dan jajaran eselon I kementan lain melakukan video conference dengan para petani dan penyuluh yang terkoneksi dalam kostratani. "Berikan pupuk dan benih yang sesuai," ujarnya setelah berdiskusi membahas permasalahan secara online dengan para penyuluh dan petani.

"Kostratani adalah tempat kita bicara. Pak gubernur akan bicara di kostratani, pak Bupati akan bicara di kostratani, Kementerian akan bicara di kostratani. Jadi bila ada sesuatu hal kita tinggal bertemu disana. Online sistem saya bisa lihat bapa dimana saja, cek penyuluh ada tidak di desa. Gorontalo sudah terbukti siap dan mampu."

Dedi menambahkan bahwa dalam bidang manajemen pertanian yang lebih maju dan modern Gorontalo terbukti siap, bahkan menjadi percontohan dibidang manajemen brigade alsintan (alat mesin pertanian).

"Petani dapat mengorder jasa olah lahan pertanian secara online dengan android nya masing-masing dan menghemat hingga Rp1,3 Juta untuk mengelola satu hektare sawahnya," ujar Dedi.  Bagaimana tidak petani hanya cukup membayar bahan bakar dan operator saja sebesar Rp750 ribu, dibanding biaya olah lahan dengan alsintan yang biasanya mencapai 2 juta per hektar.

"Pertanian membuat ekonomi dalam satu daerah secara pasti berputar dan meningkat. Tidak ada pertanian yg rugi. Oleh karena itu kelola dengan baik dengan teknologi," jelasnya. 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.