Sukses

Pengelola Tanjung Lesung: Tsunami Tak Banyak Rusak Kawasan Hotel dan Villa

Dari total 1.500 hektare (ha) lahan yang dimiliki perseroan, hanya sekitar 2 ha yang terkena sapuan tsunami Selat Sunda.

Liputan6.com, Jakarta - PT Banten West Java Tourism Development (BWJ) selaku pengelola kawasan destinasi pariwisata di Tanjung Lesung menyatakan, terjangan tsunami Selat Sunda tak banyak merusak wilayah hotel dan villa di wilayah pesisir selatan Banten tersebut.

Direktur Utama PT BWJ Poernomo Siswoprasetijo menyampaikan, dari total 1.500 hektare (ha) lahan yang dimiliki perseroan, hanya sekitar 2 ha yang terkena sapuan tsunami.

"Kalau kawasan Tanjung Lesung ini kan 1.500 ha. Kemudian kawasan hotel dan villa ini kurang lebih 15-20 ha. Tapi yang terkena dampak propertinya itu sekitar dua hari, jadi enggak terlalu besar," ungkap dia di Menara Batavia, Jakarta, Senin (24/12/2018).

Dia melanjutkan, PT BWJ memiliki sebanyak 61 cottage di Tanjung Lesung, di mana sekitar 30 persen diperkirakan rusak akibat terkena hantaman tsunami Selat Sunda.

Poernomo menambahkan, publik bisa menganggap kawasan Tanjung Lesung rusak parah lantaran adanya satu event besar di sana pada saat terjadinya bencana.

"Yang parah ini ada event di pinggir pantai. Itu yang menyebabkan korban cukup besar," sambungnya.

Oleh karenanya, ia berusaha meyakinkan publik dunia, bahwa kerusakan yang diderita Tanjung Lesung tidak separah seperti yang selama ini diperkirakan banyak orang.

"Kami sudah berhubungan juga dengan teman-teman travel agent dan hotel di sekitar Banten juga beberapa daerah, untuk bisa memberikan penjelasan kepada dunia internasional bahwa kondisi nya tidak terlalu ekstrem seperti yang digambarkan kemarin," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jababeka Merugi Rp 150 Miliar Akibat Tsunami Selat Sunda

PT Jababeka Tbk selaku pihak pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung melaporkan, telah menderita kerugian sebesar Rp 150 miliar akibat terjangan tsunami Selat Sunda yang menimpa kawasan pesisir Banten dan Lampung pada Sabtu, 23 Desember 2018 lalu.

Sebagai informasi, Jababeka memiliki anak usaha PT Banten West Java Tourism Development (BWJ) yang mengembangkan kawasan destinasi pariwisata bertaraf internasional di Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten.

CEO PT Jababeka Tbk, Setyono Djuandi Darmono memperkirakan, ada sekitar 30 persen bangunan milik BWJ yang rusak akibat sapuan tsunami Selat Sunda.

"Yang dikelola PT Banten West Java itu gedungnya kurang lebih 30 persen rusak, yang 70 persen tinggal dibersihkan tinggal diperbaiki lagi. Tapi itu juga baru pandangan mata, belum dihitung secara detail," jelasnya di Menara Batavia, Jakarta, Senin (24/12/2018).

Secara kerugian, ia memprediksi butuh sekitar Rp 150 miliar untuk membangun kembali 30 persen gedung-gedung yang rusak tersebut.

"Kalau perlu dibangun kembali, gedung-gedung itu perlu barangkali kurang lebih Rp 150 miliar," ucap dia.

Lebih lanjut, Darmono menyampaikan, pihaknya tertolong berkat adanya asuransi pada setiap gedung yang dikelola oleh anak usaha.

"Semua gedung diansurasikan. Kerugian bisa di-cover dari asuransi. Full cover asuransi kita perkirakan, yang kita bisa claim itu cukup untuk bisa membangun kembali," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.