Sukses

Dolar AS Tertekan, Harga Emas Naik Tipis

Harga emas di pasar spot diperdagangkan 0,3 persen lebih tinggi menjadi US$ 1.278,04 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik tipis karena pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan harga paladium mencapai level tertinggi sejak Februari 2001.

Mengutip Reuters, Rabu (27/12/2017), harga emas di pasar spot diperdagangkan 0,3 persen lebih tinggi menjadi US$ 1.278,04 per ounce. Sebelumnya, level tertinggi yang pernah dicetak adalah US$ 1.279,19 per ounce.

Harga emas menguat karena adanya pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS memang di bawah tekanan di Asia dan juga Eropa.

"Mungkin ada unsur lindung nilai yang dimainkan di pasar regional saat ini," jelas analis senior OANDA, Jeffrey Halley.

Di Asia, ketegangan meningkat karena adanya program nuklir di Korea Utara yang terus bertentangan dengan resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Retorika perang terus digaungkan oleh pihak Pyongyang yang ditanggapi juga oleh Gedung Putih.

Sedangkan harga paladium pada hari Selasa naik 0,8 persen menjadi US$ 1.044,50 per ounce, yang merupakan harga tertinggi dalam 17 tahun.

Analis memperkirakan bahwa sekitar 80 persen permintaan paladium global akan berasal dari autocatalysts untuk mobil bertenaga bensin, yang sekarang banyak disukai dibanding kendaraan berbahan bakar diesel.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prediksi 2018

Harga emas diprediksi dapat menguat pada 2018. Apalagi harga emas cenderung tertekan menjelang akhir 2017. Ini lantaran investor memilih aset investasi saham yang didorong katalis positif reformasi pajak oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Pelaku pasar senior dan pendiri Echobay Partners Vince Lanci mengharapkan harga emas dapat sentuh level US$ 1.700 pada 2018. Hal ini mengingat harga emas sudah sentuh level terendah pada 2017.

Bahkan harga emas turun sekitar tiga persen pada November 2017. Itu mengingat investor memilih saham seiring katalis positif adanya kemajuan rencana reformasi pajak Presiden Trump. Harga emas pun sentuh level terendah US$ 1.237 per ounce. Mengingat harga emas sudah sentuh level rendah, Lanci mengharapkan harga emas dapat sentuh level US$ 1.700 pada 2018.

"Kondisi dalam tiga hari terakhir mengkonfirmasikan harga emas dapat lebih tinggi pada 2018. Harga emas sentuh level terendah pada 2017. Banyak sentimen membuat saya gugup. Namun ada sesuatu sangat penting dalam tiga hari terakhir," ujar Lanci, seperti dikutip dari laman The Street.

Jika prediksi Lanci tepat harga emas sentuh level US$ 1.700 pada 2018, harga emas lebih mahal US$ 450. Harga emas saat ini berada di kisaran US$ 1.250 per ounce. Lanci menuturkan, harga emas sekaran berada di area "aman" antara uS$ 1.250-US$ 1.275 per ounce.

"Harga emas dapat sentuh US$ 1.700 jika harga emas dapat sentuh di atas US$ 1.275," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.