Sukses

Twitter Mulai Terapkan Centang Warna Berbeda, Ada Emas dan Abu-Abu

Menurut pantauan Tekno Liputan6.com, Twitter mulai menerapkan centang warna yang berbeda selain biru, yakni emas dan abu-abu.

Liputan6.com, Jakarta - Twitter resmi menggulirkan tanda verifikasi baru tergantung kategori sebuah akun. Dengan adanya tanda verifikasi baru ini, Twitter menggunakan tiga warna berbeda untuk masing-masing akun.

Tiga warna tersebut adalah emas, abu-abu, dan biru. Menurut Elon Musk bulan lalu, centang emas digunakan untuk perusahaan, abu-abu-abu untuk pemerintah, dan biru untuk individu (selebriti atau tidak).

Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Kamis (22/12/2022), ketiga warna tersebut kini sudah mulai digunakan sebagai bentuk verifikasi akun Twitter. Salah satunya adalah akun resmi dari Presiden Joko Widodo yang sekarang menggunakan warna centang abu-abu.

Akun lain yang juga diketahui tampil dengan warna akun abu-abu adalah sejumlah kementerian, seperti Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika), Kementerian BUMN, hingga Sekretariat Negara.

Sementara akun Twitter Liputan6.com tampil dengan warna centang emas, begitu juga untuk Merdeka.com dan Fimela. Ketika centang tersebut diklik, keterangan akun ini telah diverifikasi sebagai bisnis resmi di Twitter akan muncul.

Untuk diketahui, penggunaan warna berbeda ini disebut menjadi cara Twitter untuk membedakan akun yang terverifikasi sebagai sebuah institusi atau bisnis, dari akun pribadi yang mendapat centang biru karena berlangganan Twitter Blue.

Seperti diketahui, Twitter Blue memungkinkan pengguna berbayar untuk mendapatkan centang biru. Karenanya, pemakaian warna berbeda bisa membantu pengguna memastikan sebuah akun terverifikasi dengan benar sesuai kategorinya. 

Terlebih, sejak memungkinkan pengguna Twitter Blue mendapatkan centang biru, banyak akun palsu yang meniru figur publik. Untuk itu, Twitter sempat menyetop program verifikasi berbayar ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Elon Musk Konfirmasi Bakal Mundur dari CEO Twitter

Di sisi lain, Elon Musk menyatakan akan mundur dari posisinya sebagai CEO Twitter. Hal ini ia ungkapkan setelah sempat membuat polling untuk warganet, soal nasib jabatannya di perusahaan.

Dalam polling yang dibuatnya, survei membuktikan banyak warganet yang menginginkan dirinya mundur dari pimpinan Twitter, dengan 57,5 persen pengguna menjawab Yes.

Sementara, 42,5 persen menjawab No. Sebanyak lebih dari 17,5 juta suara pun sudah mengisi polling Elon Musk.

Meski begitu, tampaknya Elon Musk, sebagai pemilik media sosial itu akan tetap memiliki kendali langsung untuk platform tersebut. Hal ini dinyatakan CEO Tesla ini dalam cuitan terbarunya, Selasa (21/12/2022).

"Saya akan mundur sebagai CEO segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan itu! Setelah itu, saya hanya akan menjalankan tim software & server," kata Musk.

3 dari 5 halaman

Elon Musk Tanya ke Warganet: Apa Saya Perlu Mundur dari Kepala Twitter?

Sejak mengambil alih kepemilikan Twitter, Elon Musk memang dikenal kerap mengeluarkan sejumlah keputusan kontroversial. Mulai dari memecat sebagian besar karyawan hingga menangguhkan akun sejumlah jurnalis.

Seakan mengerti dengan kondisi ini, dia pun membuat sebuah polling di Twitter yang meminta tanggapan para pengguna apakah dia seharusnya dia mundur dari pucuk kepemimpinan perusahaan.

"Haruskah saya mundur sebagai Head of Twitter? Saya akan mematuhi hasil polling ini," cuit Elon Musk.

Polling yang dibuka ini seakan menegaskan cuitan Elon Musk sebelumnya. Dalam kicauan tersebut, ia menuliskan Twitter akan mengadakan pemilihan suara untuk perubahan kebijakan besar di masa depan.

"Ke depan, akan ada pemungutan suara untuk perubahan kebijakan besar. Saya minta maaf. Ini tidak akan terjadi lagi," tulis Elon Musk.

4 dari 5 halaman

Tak Ingin Jadi CEO

Elon Musk sendiri sempat menyatakan dirinya tidak ingin menjadi CEO terus menerus di perusahaan mana pun, termasuk di Twitter. Hal ini diungkapkannya dalam kesaksian di sebuah persidangan beberapa waktu lalu, terkait paket kompensasi besarnya di Tesla.

Persidangan ini berfokus pada apakah dewan direktur Tesla bertindak dengan tepat ketika menyetujui paket pembayaran untuk Musk yang sekarang bernilai sekitar USD 52 miliar, pada harga saham baru-baru ini.

Namun, kesaksian Musk juga meluas ke topik lain termasuk gelarnya, bagaimana dia menghabiskan waktunya, dan apakah dia mabuk saat memberikan gelar ke dirinya sendiri sebagai "technoking" Tesla di 2021.

"Saya terus terang tidak ingin menjadi CEO perusahaan mana pun," kata Musk saat menjawab pertanyaan dari pengacara yang mewakili Tesla, dikutip dari The Verge, Kamis (17/11/2022).

(Dam/Isk)

5 dari 5 halaman

Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.