Sukses

Surplus Beras Tahun 2022, Sulteng Ambisi Jadi Pemasok Kebutuhan Pangan Warga IKN

Capaian surplus beras tahun 2022 di Sulteng membuat daerah itu bertekad menjadi pemasok kebutuhan pangan di Ibu Kota Negara (IKN).

Liputan6.com, Palu - Surplus produksi beras tahun 2022 membuat Provinsi Sulawesi Tengah bertekad menjadi pemasok pangan di Ibu Kota Negara (IKN) baru.

Hinga akhir tahun 2022, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah mencatat produksi gabah kering panen mencapai 771.525 ton atau jika dikonversi menjadi beras sebanyak 450.548 ton.

Dengan konsumsi pertahun sebanyak 363.838 ton, stok beras Sulteng yang berasal dari petani lokal tercatat surplus 86.710 ton.

Data itu membuat Sulteng berada di urutan ke-9 secara nasional sebagai penyumbang surplus beras nasional. Setiap tahunnya sendiri rata-rata surplus beras di Sulteng bisa mencapai 90 ribu hingga 100 ribu ton.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng, Nelson Metubun mengungkapkan capaian itu membuat pihaknya kini menarget menjadi pemasok kebutuhan pangan di Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di Kalimantan Timur. Sulawesi Tengah disebut punya potensi besar untuk itu terlebih jarak IKN dan Sulteng lebih dekat dibanding daerah lainnya.

"Tahun 2024 saat IKN beroperasi tahun pertama saja ada penambahan penduduk 1,5 juta jiwa menjadi sekitar 5 juta jiwa di Kaltim. Sementara saat ini defisit beras di sana 140 ribu ton," Nelson menjelaskan, Senin (2/1/2023).

Jika dibandingkan dengan jumlah surplus beras pertahun, Nelson menghitung minimal 10 hingga 20 persen kebutuhan beras di IKN bisa ditopang oleh Sulteng. Bahkan bisa lebih dari itu jika produktivitas pertanian mampu ditingkatkan di tahun 2023.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apa Tantangannya?

Walau punya potensi besar memasok kebutuhan pangan untuk IKN, tetapi tantangan meningkatkan produktivitas pertanian di Sulteng juga tak kalah besar.

Produktivitas pertanian padi Sulteng tercatat masih rendah, diangka 4,5 sampai 4,8 kuintal per hektare atau di bawah rata-rata nasional 5,2 sampai 5,4 kuintal per hektare. Padahal berdasarkan analisis tanah yang dilakukan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, potensi panen di daerah itu bisa mencapai 8,0 sampai 8,2 kuintal per hektare.

Data 'Sulawesi Dalam Angka Tahun 2022' yang diterbitkan BPS Sulteng menunjukkan produktivitas produksi beras Sulteng masih fluktuatif. Produksi tahun 2020 misalnya tercatat 475.726 ton, naik di tahun 2021 menjadi 508.940 ton. Jumlah itu turun di tahun 2022 menjadi 450.548 ton.

Untuk mengatasi itu, Nelson berjanji pemenuhan alat pertanian, bibit, dan pupuk akan ditingkatkan untuk petani.

Di sisi lain, minat kaum muda untuk terjun ke dunia pertanian di Sulteng juga masih rendah, hal inilah yang menjadi tantangan. Usia mayoritas petani dalam kelompok tani di Sulteng berusia 20 sampai 70 tahun.

"Jadi sebenarnya produksi beras Sulteng bisa bertambah 100 persen. Dengan jumlah itu 50 persen kebutuhan IKN bisa kita penuhi,” Kata Nelson.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.