Sukses

Penyelundupan Solar Bersubsidi Makin Marak di Daerah, Industri Nakal Ikut Bermain?

Industri nakal dinsinyalir ikut bermain dalam praktik penyelundupan solar bersubsidi yang seharusnya diberikan kepada rakyat.

Liputan6.com, Jakarta - Penyelundupan solar bersubsidi makin marak terjadi di berbagai daerah. Baru-baru ini terbongkar di Muara Enim, Sumsel, Minggu 2 Oktober 2022 silam. Menyikapi hal itu, anggota Komisi VII DPR RI Yulian Gunhar mengatakan, terbongkarnya kasus penimbunan BBM ilegal itu hanya puncak gunung es, karena diperkirakan masih marak tindakan penyalahgunaan solar bersubsidi yang terjadi di banyak daerah.

"Penyelundupan solar bersubsidi yang marak di berbagai daerah, disinyalir diperjualbelikan kepada kalangan industri dengan harga yang relatif lebih tinggi dari solar bersubsidi. Padahal, kalangan industri sebenarnya tidak berhak memperoleh solar subsidi untuk rakyat tersebut," kata Gunhar dalam keterangannya, Selasa (11/10/2022).

Untuk itu, Gunhar meminta pemerintah dan pihak terkait, untuk tegas dalam memberikan sanksi kepada berbagai pihak yang menyalahgunakan solar bersubsidi, termasuk kalangan industri nakal, yang berperan sebagai penadah barang ilegal.

Menurutnya, dari pelaku penimbunan BBM subsidi Ilegal, bisa dimintakan keterangan perihal kalangan industri mana saja yang selama ini menadah, agar bisa segera ditindak.

"Pelaku industri nakal harus dikenakan sanksi sebagai penadah. Sehingga ada efek kepada penerima BBM subsidi ilegal. Kalau penerima atau penadahnya tidak dikenakan sanksi percuma saja," katanya.

2 dari 2 halaman

Ketimpangan Harga

Untuk mencegah praktik penyalahgunaan solar bersubsidi, legislator PDI Perjuangan itu meminta Pertamina dan BPH Migas melibatkan pihak kepolisian, terutama di beberapa SPBU yang rawan terjadi penyelundupan solar bersubsidi, maupun di beberapa kawasan industri.

"Pihak Pertamina harus bekerja sama dengan pihak Kepolisian, untuk menurunkan anggotanya di tiap SPBU, terutama yang rawan terjadi penyelundupan solar bersubsidi. Perlu pula dilakukan sidak di beberapa kawasan industri, untuk menghindari penyelundupan BBM ilegal," kata Gunhar.

Masih adanya disparitas atau ketimpangan harga yang cukup tinggi antara solar subsidi dan nonsubsidi, menurutnya membuat makin rawan terjadinya penyelundupan solar bersubsidi di berbagai daerah.

"Modus penyelundupan BBM bersubsidi ilegal ini terjadi antara penjual dan pembeli, karena adanya selisih harga solar subsidi dan non-subsidi. Disparitas harga itulah yang menjadi ruang mereka bermain," pungkasnya.