Sukses

Usai Santap Nasi Kotak, Puluhan Warga Cianjur Mual dan Mulas

Salah satu korban mengaku sakit di bagian perut usai menyantap nasi kotak yang berisi nasi putih, daging rendang dan bihun.

Liputan6.com, Cianjur - Puluhan warga Kampung Awilarangan, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, keracunan usai menyantap nasi kotak saat acara syukuran salah seorang warga di wilayah itu. Sebanyak 23 orang mengalami mual, pusing, muntah-muntah, dan diare. Para korban diduga keracunan makanan itu pun harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Cianjur.

Rusda (41), salah satu korban mengaku sakit di bagian perut usai menyantap nasi kotak yang berisi nasi putih, daging rendang dan bihun pada Senin malam, 14 November 2016. Sebelum memeriksakan diri ke rumah sakit, korban keracunan makanan itu sudah beberapa kali buang air besar.

"Sudah 15 kali buang air dan kepala juga pening," ucap Rusda saat ditemui di RSUD Cianjur, Selasa (15/11/2016).

Tidak hanya Rusda, kondisi serupa dialami Maulana (26), korban lainnya yang turut menyantap nasi kotak. Namun, Maulana mengaku baru merasakan mulas, dan sering buang air besar satu hari setelah menyantap makanan tersebut.

"Awalnya enggak terasa. Tadi pagi perut tiba-tiba mulas dan sering buang air besar. Kepala juga pusing dan mual terus," tutur dia.

Kepala Desa (Kades) Benjot, A Suherlan menyebutkan, total korban keracunan massal tercatat ada 23 orang. Namun sebanyak 18 orang terpaksa dirawat di IGD RSUD Sayang, Cianjur karena kondisinya cukup parah. Sedangkan sisanya menjalani rawat jalan di Puskesmas Cariu.

"Saat ini mereka masih menjalani perawatan di rumah sakit," ujar dia.

Menurut Suherlan, para korban merasakan pusing, mual, muntah, dan diare usai menyantap makanan yang didapat usai mengikuti acara 40 hari syukuran salah seorang warga di Kampung Awilarangan.

"Saat itu yang hadir sebenarnya lebih dari itu, tapi yang keracunan ada 23 orang," kata dia.

Kades menduga penyebab keracunan bukan dari makanan, melainkan dari tempat makanannya yang berbahan styrofoam. Sebab, ada rentang sehari dari waktu menyantap makanan hingga keracunan massal tersebut terjadi.

"Tapi penyebab pastinya kan harus hasil dari uji laboratorium. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat, termasuk mengamankan sampel nasi boks," sang kades memungkasi penjelasan mengenai keracunan makanan yang menimpa puluhan warganya tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.