Sukses

HEADLINE: Sandiaga Uno Pergi dan Sinyal Wiranto Merapat ke Gerindra, Peluangnya?

Satu per satu tokoh nasional merapat ke Partai Gerindra setelah ditinggal Sandiaga Uno. Terbaru, mantan Ketum Partai Hanura Wiranto membawa sejumlah loyalisnya merapat ke partai pimpinan Prabowo Subianto tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Satu per satu tokoh nasional merapat ke Partai Gerindra usai ditinggalkan Sandiaga Salahuddin Uno. Setelah sebelumnya ada mantan Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya, kini giliran mantan Ketum Partai Hanura Jenderal TNI Purnawirawan Wiranto yang mendekati Gerindra.

Mantan Panglima ABRI itu menyambangi kediaman Ketum Partai Gerindra Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin 1 Mei 2023 kemarin petang.

Pada kesempatan tersebut, Wiranto juga mengantarkan sejumlah loyalisnya untuk bergabung bersama Gerindra, setelah siangnya ia lebih dulu memboyong kader binaannya yang lain ke Markas Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Saya tanya mereka apa masih punya hasrat untuk berjuang di politik, dan rata-rata mereka siap pada perintah. Tapi saya katakan jangan siap pada perintah, karena masuk partai ini bukan seperti masuk tentara, tapi aspirasi Anda bagaimana," ujar Wiranto saat bertemu Prabowo dan elite Gerindra lainnya di Hambalang.

Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini, sebagian kader binaannya yang dianggap nasionalis memilih melanjutkan berjuang bersama Partai Gerindra, sementara sebagian loyalisnya yang religius berlabuh ke PPP.

"Ternyata memang yang cenderung basic nasionalism memilih Gerindra. Teman-teman yang lebih banyak bernapaskan agamis, Islam, saya serahkan untuk bisa berkiprah di PPP. Tadi siang saya serahkan ke Pak Mardiono," ungkap Wiranto.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Panglima TNI ini juga mengaku lebih condong dengan Gerindra setelah dirinya keluar dari Hanura. Sebab, partai pimpinan Prabowo Subianto ini lebih menghormati dan menghargai para pendahulunya.

"Para founding father berpesan dalam UUD 45 terutama alinea kedua. Itu sangat jelas sekali bunyinya," ujar Wiranto.

Prabowo pun menyambut baik kader-kader binaan Wiranto yang siap berjuang bersama Gerindra. Dia sangat senang dengan keputusan yang dipilih Wiranto mengantarkan kader terbaiknya bergabung bersama Gerindra.

Prabowo bahkan menggoda Wiranto agar ikut bergabung dengan Partai Gerindra. "Syukur-syukur bapak sendiri juga (bergabung) karena bapak sudah pakai baju putih. Bapak didaulat, saya kira itu penting," ucap Prabowo disambut tawa para kader yang hadir.

Sementara itu, Sandiaga Uno hingga saat ini masih belum bergabung dengan paratai politik (parpol) manapun setelah mundur dari Gerindra. Kendati, dia digadang-gadang bakal diusung menjadi calon wakil presiden (Cawapres) lewat PPP.

Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno melihat bahwa safari politik yang dilakukan Wiranto ke Markas PPP dan rumah Prabowo di Hambalang tak lain bertujuan untuk melakukan penjajakan kemana dia akan melabuhkan karir politiknya selanjutnya.

Penjajakan ini sebenarnya mulai terlihat ketika muncul isu Wiranto akan bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) sekitar dua bulan lalu. Namun hingga kini tidak kunjung ada pengumuman resmi mantan Ketum Hanura itu bergabung dengan PAN.

"Nah baru-baru ini ketika ada pertemuan antara Prabowo dengan Wiranto (di rumah Wiranto), lalu ada kunjungan balasan dari Wiranto ke Prabowo, lalu ke PPP, ini dianggap sebagai suatu sinyalemen bahwa di tahun 2024 Wiranto mencari pelabuhan politik, ya. Tentu mencari partai yang kira-kira bisa menerjemahkan dan mengaksentuasi visi dan platform politik Wiranto ke depan," ujar Adi saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (2/5/2023).

"Karena apapun judulnya, Wiranto adalah sosok yang memiliki nama besar, pernah memimpin Hanura dan sukses lewat Senayan, dan saat ini Watimpres," sambungnya.

Jika dilihat dari kecenderungan, gestur, dan sejarahnya, menurut Adi, Wiranto lebih berpeluang bergabung dengan Gerindra. Ditambah lagi, belakangan ini Wiranto dan Prabowo yang sama-sama purnawirawan TNI kerap memperlihatkan kedekatan dan kecocokannya di depan publik.

"Apalagi misalnya, Wiranto kan mengungkapkan pujian-pujiannya bahwa Prabowo adalah sosok capres yang layak diusung pada 2024, karena Prabowo dinilai cukup tulus, banyak jasa yang sudah diberikan kepada orang-orang di negara ini," tutur Direktur Eksekutif Parameter Politik ini.

Sementara terkait Sandiaga, dia menilai bahwa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) tersebut akan tetap dengan keputusan politiknya mundur dari Gerindra. Keputusan ini akan menguntungkan Sandiaga apabila dia pada akhirnya akan diusung PPP maju di Pilpres 2024.

"Tapi kalau Sandi keluar dari Gerindra dan tidak mendapatkan tiken pencapresan atau tiket untuk cawapres, saya kira rugi besar bagi Sandiaga Uno. Karena keluar dari Gerindra itu bukan perkara gampang. Gerindra itu partai besar. Dan itu tadi, kalau PPP berhasil jadi pelabuhan Sandi dan PPP mengusung nama Sandi sebagai cawapres Ganjar Pranowo misalnya, saya kira Sandi akan untung besar dalam konteks itu," ucap Adi Prayitno.

Analis Politik Arifki Chaniago melihat bahwa manuver politik yang dilakukan Wiranto ini merupakan upaya untuk memancing Hanura. Dia ingin menunjukkan daya tawar politiknya kepada elite-elite Partai Hanura agar memanggilnya kembali untuk bergabung.

"Atau bisa juga cara Wiranto ini untuk bergabung ke PPP atau Gerindra. Tapi Wiranto juga berhitung, partai mana yang sekiranya dapat memberikan ruang baginya," ujar Arifki saat dihubungi Liputan6.com, Selasa.

Menurut Direktur Eksekutif Aljabar Strategic ini, jika Wiranto merapat ke Gerindra maka bisa dibaca ada romantisme antara dirinya dengan Prabowo yang kembali terbentuk. Namun jika bergabung dengan PPP, karir berpolitik Wiranto dinilai akan bisa lebih berkembang.

"Kenapa berkembang? Karena di PPP partai yang tanda kutip tidak ada pemiliknya, tidak ada pihak yang bisa mengklaim punya saham paling besar di partai tersebut. Kalau Gerindra, kenapa Wiranto bisa disebut sulit berkembang, karena di partai itu boleh jadi saham terbesar dimiliki keluarga Prabowo, seperti kakaknya Hasyim. Jadi karir dan daya tawar politiknya lebih lemah, jadi soal kesempatan untuk karir politik Wiranto ke depannya," kata Arifki menjelaskan.

Selain untuk memancing elite Hanura dan melakukan penjajakan politik ke PPP dan Gerindra, lebih dari itu, manuver Wiranto ini juga bisa bertujuan untuk memasukkan namanya dalam bursa cawapres 2024. 

"Atau king maker di 2024. Kekuatan Wiranto ini lumayan kalau mampu mengkonsolidasi kekuatan petinggi di Hanura dan eks Hanura yang hari ini dipegang OSO (Oesman Sapta Odang). Mendekatnya Wiranto ke partai lain seperti PPP dan Gerindra memperlihatkan pesonanya sebagai ikon Hanura masih ada. Ini bisa menjadi gimmick tersendiri bagi Wiranto saat berhadapan dengan OSO," ucap Arifki menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gerindra dan PPP Tak Memaksa Wiranto Bergabung

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Sugiono mengungkapkan, pertemuan Wiranto dan Prabowo di Hambalang kemarin terasa begitu hangat dan akrab. Dalam kesempata itu, Prabowo menyampaikan bahwa jika ingin negara ini kuat maka para elite dan pemimpinnya harus bersatu.

"Sementara Pak Wiranto juga menyampaikan bahwa beliau ingin melanjutkan perjuangannya di bidang politik dan menganggap Partai Gerindra sebagai partai nasionalis yang bisa merepresentasikan perjuangan beliau tersebut," kata Sugiono kepada Liputan6.com, Selasa.

Wiranto juga menyampaikan bahwa pertempuran yang saat ini dihadapi bersama adalah melawan kemiskinan dan kebodohan. Menurut mantan Panglima ABRI itu, sudah selayaknya perjuangan politik diarahkan untuk tujuan tersebut.

"Hal ini juga senada dengan perjuangan politik yang selama ini dilakukan oleh Pak Prabowo dan Partai Gerindra. Menurut saya komitmen kedua tokoh tersebut sangat kuat untuk melanjutkan apa yang sudah berhasil kita raih sebagai bangsa di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo dalam rangka mencapai Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," tutur Sugiono.

Lebih lanjut, Gerindra memahami posisi Wiranto yang saat ini masih mengemban amanat sebagai Ketua Wantimpres. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2006 tentang Dewan Pertimbangan Presiden, disebutkan bahwa anggota Wantimpres dilarang merangkap jabatan di struktur parpol.

Karena itu, Gerindra tidak memaksa Wiranto ikut bergabung dengan partainya. "Gerindra memahami hal tersebut. Kunjungan Pak Wiranto kepada Pak Prabowo kami nilai sebagai sebuah tambahan perkuatan bagi perjuangan Gerindra, karena nilai-nilai yang beliau miliki sama dan sebangun dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh Pak Prabowo dan Gerindra," ujarnya.

Lebih lanjut, Sugiono menyatakan bahwa keluarnya Sandiaga Uno dari barisan kepengurusan Gerindra tidak berdampak pada semangat perjuangan partai pimpinan Prabowo Subianto tersebut. Menurut dia, Gerindra dan kader-kadernya tetap pada irama perjuangan yang sama.

"Tetap semangat menghadapi Pemilu 2024. Tetap pada keyakinan bahwa Pak Prabowo sebagai calon presiden yang kami usung akan menjadi pemenang, dan Partai Gerindra juga akan menjemput kemenangan tersebut. Tidak ada yang berubah dalam semangat kami. Patah tumbuh hilang berganti, esa hilang dua terbilang," katanya menandaskan.

Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono mengaku tidak mengajak Wiranto bergabung dengan partainya. Sebab, Wiranto saat ini masih menjabat sebagai Ketua Wantimpres yang berdasarkan undang-undang dilarang merangkap jabatan di struktur partai politik maupun perusahaan.

"Jadi tidak mungkin mengajak (Wiranto gabung PPP). Kalau sudah tidak menjabat (Ketua Wantimpres) mungkin bisa diajak, tapi kan beliau masih lama menjabat. Untuk sekarang belum ada. Tapi saat sudah tidak menjabat, peluang mengajak ada," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (2/5/2023).

Dia juga belum mau berspekulasi soal posisi apa yang akan ditawarkan kepada Wiranto seandainya mau bergabung dengan PPP. "Itu belum. Masih lama itu, jadi belum berpikir ke situ. Kita masih melihat dinamika," kata Mardiono.

Sementara terkait isu yang semakin santer menyebut Sandaiga Uno akan berlabuh ke PPP setelah pamit dari Gerindra, Mardiono meminta publik menunggu. Yang pasti, kata dia, akan ada banyak tokoh yang akan bergabung dengan partai berlambang Ka'bah tersebut. 

"Soal Sandiaga ya nanti ditunggu saja, tapi yang jelas banyak yang mau gabung. Minggu depan kita umumkan ada beberapa tokoh akan bergabung," tutur dia.

Sejauh ini, kata Mardiono, PPP belum mengajukan siapa nama tokoh yang diusulkan menjadi calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Ganjar Pranowo. Pertemuannya dengan elite PDIP kemarin baru sebatas membahas dukungan PPP terhadap Ganjar sebagai calon presiden (Capres) 2024.

"Cawapres nanti ada forum khusus, tentu akan dirembuk di koalisi nanti. Kan ini menentukan pemimpin bangsa, pasti dirembuk harus dengarkan suara-suara dan melihat elektablitas, karena banyak aspek dipertimbangkan," katanya.

Sementara itu, Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy alias Rommy mengatakan, pihaknya memahami alasan Sandiaga Uno belum juga bergabung dengan partainya. Menurut dia, Sandiaga  sat ini tengah berusaha menggeser diri pada titik netral terlebih dulu setelah mundur dari Gerindra.

"Karena kan memang beliau baru saja mengundurkan diri dari Partai Gerindra dan kita tidak ingin karena ketum kami kan orangnya sangat santun, Pak Sandi saya kira tidak dalam posisi sangat terburu-buru untuk masuk PPP," ujarnya.

Saat akan menyampaikan surat pamitan dari Gerindra, kata Rommy, Sandiaga lebih dulu memberitahukan maksudnya tersebut kepada Mardiono. Karena itu, pihaknya memahami sikap Sandiaga yang tak ingin buru-buru menyatakan diri gabung ke PPP.

"Nah kita tunggu waktu yang tepat. Saya kira di waktu di bulan Syawal ini mungkin akan ada pergerakan-pergerakan yang lebih konkret. Pak Sandi welcome, anytime, sepenuhnya waktu ada di tangan Pak Sandi, bukan di tangan kami," tutur Rommy.

Lebih lanjut, mantan Ketum PPP ini menyatakan bahwa dukungan partainya terhadap Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 sudah bulat, sekalipun nantinya bukan Sandiaga atau kader parta berlambang Ka'bah tersebut yang dipilih menjadi cawapres.

"Kita bergabung dengan PDI Perjuangan itu terlepas dari nama Pak Sandi atau tidak. Bahkan terlepas dari soal cawapres atau tidak. Kenapa? Karena disampaikan pada pertemuan tertutup, sejarah panjang PPP dengan PDIP yang sudah 50 tahun kita jatuh bangun bersama, dizalimi bersama di zaman orde baru," kata Rommy menandaskan.

3 dari 4 halaman

Manuver Politik Wiranto ke PPP dan Gerindra

Sebelumnya, Wiranto mendatangi Kantor DPP PPP untuk menyerahkan daftar eks kader Partai Hanura untuk menjadi calon anggota legislatif (caleg) potensial di partai berlambang Kakbah tersebut, Senin 1 Mei 2023. Wiranto tiba sekitar pukul 13.00 WIB dan disambut langsung Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono.

Mardiono kemudian memasangkan sorban PPP ke leher Wiranto. Turut hadir Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PPP Arwani Thomafi, Ketua Majelis Pertimbangan PPP M Rommahurmuziy dan jajaran DPP PPP lainnya.

Wiranto mengaku membawa 100 lebih eks kader Hanura untuk didaftarkan menjadi caleg PPP.

"Tentunya banyak sekali teman-teman saya, kolega saya yang saat ini juga masih bersama-sama saya menunggu untuk mau ke mana ini, karena semangatnya ada, kualitasnya ada, kesungguhannya dan tekadnya ada, tapi masih belum tahu mau ke mana untuk menyampaikan aspirasi politiknya itu ke mana," kata Wiranto di Kantor DPP PPP.

Purnawirawan Jenderal TNI ini menuturkan, eks kader Hanura yang dianggap potensial sudah ia saring dan jumlahnya sekitar 100 lebih yang berlabuh ke PPP.

"Saya saring, saya ukur ya banyak ya kurang lebih 100 lebih yang saya anggap punya potensi untuk terus berjuang dalam politik. Kemudian saya ajak berbincang-bincang dan ternyata pilihannya jatuh di Partai Perstuan Pembangunan," tutur Wiranto.

Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Presiden ini, jumlah itu akan terus bertambah jika dihitung dengan kelompok Jenderal Wiranto Club yang ada di daerah-daerah.

"Kemudian di daerah juga akan ada suatu gerakan yang sama di mana JW Club ini, Jenderal Wiranto Club ini akan mengikuti saudara-saudaranya yang hari ini telah melakukan suatu deklarasi untuk masuk ke keluarga besar Partai Persatuan Pembangunan," kata dia.

Oleh karena itu, Wiranto menyampaikan terima kasih kepada Mardiono yang telah menerima eks kader Hanura tersebut menjadi kelarga baru PPP.

"Saya benar-benar menyampaikan hormat dan terima kasih kepada terutama Ketua Umum PPP, Bapak Muhammad Mardiono, yamg telah tulus dan ikhlas menerima saudara-saudara saya untuk memperkuat posisi dari Partai Persatuan Pembangunan," ucap mantan Ketum Partai Hanura ini.

Wiranto Antar Loyalis Gabung Gerindra

Setelah dari Markas PPP, Wiranto melanjutkan safari politiknya ke rumah Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin petang. Wiranto dan rombongan tiba di Padepokan Garuda Yaksa Hambalang sekitar pukul 17.24 WIB.

Kedatangan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) ini disambut hangat oleh Prabowo dan sejumlah elite Partai Gerindra. "Orang jauh-jauh datang ke sini berarti mau jadi sahabat," ucap Prabowo.

Lantas dalam pertemuan itu Prabowo mengajak Wiranto dan rombongannya untuk bergabung bersama Gerindra dalam memenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dukungan Wiranto kepada dirinya dalam Pilpres mendatang diyakini akan membawa kesejukan.

"Selama ini kita sering diadu-adu, kalau di panggung yang sama sepertinya sejuk," ucap Prabowo kepada Wiranto.

Sementara itu, Wiranto mengaku sudah sejak lama memiliki niat menemui Prabowo di Hambalang untuk mempererat hubungan silaturahmi. Namun niat itu sempat tertunda karena ada pandemi Covid-19.

"Janji saya untuk kemari, jadi kebetulan saat ini suasana masih lebaran untuk mengucapkan mohon maaf lahir bathin," ujar Wiranto.

Di hadapan Prabowo, Wiranto menyatakan dirinya sudah meninggalkan Partai Hanura. Ia beralasan partai yang kini dipimpin Oesman Sapta Odang alias OSO itu sudah tidak sesuai dengan pemikirannya.

"Saya terpaksa melepaskan Hanura karena sistem navigasinya yang saya lihat sudah berubah. Tapi itu pengalaman berharga bagi saya," ungkap Wiranto.

Wiranto melihat bahwa Partai Gerindra benar-benar partai politik yang menghormati dan menghargai para pendahulu. "Para founding father berpesan dalam UUD 45 terutama alinea kedua. Itu sangat jelas sekali bunyinya," ujarnya.

Karena itu, kedatangan Wiranto membawa para loyalisnya yang sebagian besar mantan prajurit TNI ini ke Hambalang dengan tujuan untuk mendukung Prabowo sebagai Capres 2024. Sebab ia tidak ingin para loyalisnya berhenti berjuang untuk kemajuan negara RI.

"Saya tanya mereka apa masih punya hasrat untuk berjuang di politik, dan rata-rata mereka siap pada perintah. Tapi saya katakan jangan siap pada perintah, karena masuk partai ini bukan seperti masuk tentara, tapi aspirasi Anda bagaimana," terangnya.

Ia berharap Prabowo dapat menerima dengan tulus para mantan kader Hanura ini untuk ikut berjuang mengantarkan Partai Gerindra menuju kemenangan pada Pemilu 2024 mendatang. "Mereka nyata-nyata sangat potensial untuk berjuang bersama Partai Gerindra," ujar Wiranto menandaskan.

Wiranto Sebut Prabowo Mumpuni Jadi Capres

Sebelumnya, Wiranto telah memberi sinyal dukungan terhadap Prabowo Subianto sebaga Capres 2024. Hal itu disampaikan Wiranto ketika menerima silaturahmi Prabowo di kediamannya di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.

"Oh beliau (Prabowo) sudah mumpuni dong," kata Wiranto di kediamannya, Selasa (25/4/2024).

Wiranto membeberkan sejumlah prinsip-prinsip dari seorang capres. Pertama harus punya pengalaman lengkap, setia terhadap NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan memahami betul isu domestik dan internasional.

"(Capres) harus mau dan mampu untuk melaksanakan itu ya. Mampu belum cukup, harus mau, kadang orang mampu tapi tidak mau, harus seperti itu," ujarnya.

Wiranto menambahkan, seorang capres juga harus bisa melanjutkan kesinambungan pembangunan yang telah dilakukan pemerintahan sekarang.

"Kemudian terpenting juga bisa untuk bersedia melanjutkan kesinambungan pembangunan negeri ini," kata Ketua Wantimpres ini menandaskan.

 

4 dari 4 halaman

Hengkang dari Gerindra, Pelabuhan Sandiaga Masih Misteri

Pasca-mundur dari Partai Gerindra, isu Sandiaga Uno akan bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) semakin santer. Beragam asumsi pun berkembang di masyarakat, termasuk soal Sandiaga yang akan maju dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

Menanggapi hal tersebut, pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) ini meminta seluruh pihak bersabar. Dia mengakui keputusan ke mana akan berlabuh masih belum ditetapkan, mengingat langkah-langkah politik kini tengah disiapkan.

"Saya baru saja memutuskan untuk mundur dari Gerindra, belum sampai lebih dari dua minggu, belum sebulan. Jadi temen-temen mohon bersabar saja, langkah-langkah sedang disiapkan dengan penuh perhitungan," ujar Sandiaga Uno usai menyaksikan film Buya Hamka di Metropole, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (1/5/2023).

Dirinya mengakui Pilpres 2024 telah memasuki sejumlah tahapan. Namun, Sandiaga menegaskan kontestasi harus disambut dengan semangat persatuan, seperti yang ditunjukkan Buya Hamka dalam masa perjuangan.

"Kontestasi demokrasi ini memasuki tahap selanjutnya, kita sambut dalam semangat persatuan untuk percepat pembangunan dan perjuangan, ini juga seperti yang Buya Hamka sampaikan tadi, bahwa kita mengedepankan politik yang amat sangat kita inginkan, kita mengedepankan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin," ungkapnya.

Meski demikian, Sandiaga Uno mengaku kini tengah berkomunikasi dengan sejumlah ulama untuk mendapat masukan dan pandangan. Tak hanya langkah politik, tetapi arah pembangunan demi terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Saya terus melakukan komunikasi dengan para Kiai dan ulama untuk mendapatkan masukan, ini bukan hanya semata ingin mencari kekuasaan, tapi berjuang membantu masyarakat untuk bangkit. Saya baru mendapat laporan banyak sekali, insan-insan pelaku ekonomi itu butuh bantuan, butuh stimulus, butuh insentif," ungkap Sandiaga Uno.

"Nah ini yang akan kami perjuangkan, karena politik itu jangan hanya fokus mencari kekuasaan, tapi politik ini kita gunakan sebagai wahana, sebagai kendaraan kita untuk pembangunan bangsa dalam bingkai persatuan," jelasnya.

Sementara itu, terkait pernyataan Prabowo Subianto, Sandiaga Uno mengaku sangat menghormati pandangan dan gagasan Ketua Umum Partai Gerindra itu. Menurutnya, komitmen maupun sejumlah pelajaran politik Prabowo harus dipedomani generasi muda saat ini.

"Apa yang disampaikan beliau itu menurut saya yang patut dipedomani oleh anak-anak muda dan saya merasa bahwa partai politik itu adalah kaderisasi pemimpin-pemimpin bangsa, ada beberapa keyword-keyword yang harus kita pedomani, beliau menyampaikan bahwa sebuah kendaraan politik itu adalah apa kata nahkodanya," ungkap Sandiaga Uno.

"Dan jika sudah tidak sepaham dengan nahkoda dalam perjalanan ke depan, tentunya ada kebebasan individu untuk menyampaikan perjuangannya dalam pemahaman dengan kendaraan lain dan mengambil langkah-langkah tentunya untuk kebaikan NKRI," jelasnya.

Nilai-nilai tersebut yang dipegang oleh Sandiaga. Kemudian setelah mempertimbangkan secara matang, dirinya memutuskan untuk pamit dari Partai Gerindra.

Hal senada disampaikannya mengenai isu bergabungnya dengan PPP. Dirinya mengaku kini tengah menyusun sejumlah pertimbangan.

"Temen-temen sabar, karena belum juga satu bulan, mohon doanya saja dan temen-temen bantu beri masukan," ungkap Sandiaga Uno.

"Kalau itu kan perlu tiga bulan kan masa idah? Siapa tahu rujuk kembali. Persiapan sudah selesai, kita siapkan langkah-langkah ke depan," tutupnya tertawa.

PPP Buka Peluang Pasangkan Sandiaga dengan Ganjar

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membuka peluang memasangkan Ganjar Pranowo dengan Sandiaga Uno. Namun yang jadi masalah, Sandiaga belum juga resmi menjadi kader PPP.

"Kalau terkait nama Pak Ganjar-Sandi itu peluang terbuka karena memang muncul di beberapa lembaga survei," ujar Ketua DPP PPP Achmad Baidowi saat diskusi daring, Sabtu (29/4/2023).

PPP telah menyatakan dukungan kepada Ganjar sebagai calon presiden. Pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Yogyakarta, DPP PPP juga diminta mengomunikasikan kepada PDIP agar jatah calon wakil presiden (cawpres) berasal dari kader partai berlambang Ka'bah ini.

"Hasil Rapimnas PPP calon wakil presidennya diserahkan ke DPP dan untuk mengkomunikasikan kepada PDIP dan disyaratkan dimohonkan itu kader dari PPP," kata Awiek.

Tetapi, sampai hari ini Sandiaga masih belum menjadi kader PPP. Sehingga PPP belum bisa menawarkan nama Sandiaga kepada PDIP. Awiek menyerahkan kepada Sandiaga kapan akan resmi bergabung dengan PPP.

"Pak Sandi sampai hari ini belum menjadi kader PPP bagaimana kita mau menawarkan," kata Awiek. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini