Sukses

Top 3 News: Sederet Penjelasan KPK Usai Panggil Anies Baswedan

Kepada tim penyidik KPK, Anies Baswedan menjelaskan soal usulan anggaran pengadaan tanah di Munjul, Jakarta Timur yang berujung korupsi.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News hari ini terkait penjelasan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai memeriksa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Selasa 21 September 2021.

Menurut Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, kepada tim penyidik, Anies Baswedan menjelaskan soal usulan anggaran pengadaan tanah di Munjul itu yang berujung korupsi. Selain itu, Anies juga menjelaskan soal program pembangunan rumah DP 0 rupiah.

Dijelaskan Ali, keterangan Anies Baswedan yang tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP) ini nantinya akan diuji tim jaksa penuntut umum di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat.

Berita lain yang tak kalah menjadi sorotan adalah terkait muncul klaster Covid-19 di 1.000 lebih sekolah selama pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), terdapat 15.456 siswa terkonfirmasi positif Covid-19 selama PTM terbatas.

Angka itu didapat dari survei internal Kemendikbudristek yang dipublikasikan pada laman https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/ per Kamis, 23 September 2021.

Sementara itu, berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah kuasa Hukum Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti, Julius Ibrani yang angkat bicara usai Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan Direktur Lokataru Haris Azhar dan kliennya atas tuduhan pencemaran nama baik.

Julius menyatakan, kritik dan kajian yang disampaikan Fatia dan Haris seharusnya dibalas dengan kajian dan diskusi, bukan somasi.

Julius menyebut Luhut Binsar Pandjaitan sebagai pejabat publik tidak siap membuka ruang diskusi. Hal itu menunjukkan hancurnya demokrasi di Indonesia.

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Kamis 23 September 2021:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. 3 Penjelasan KPK Usai Periksa Anies Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Tanah

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan penjelasan usai memeriksa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Seperti diketahui, KPK memanggil Anies pada Selasa 21 September 2021 terkait kasus dugaan korupsi pengadaan tanah di Munjul, Pondok Rangon, Jakarta Timur.

Menurut Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, kepada tim penyidik, Anies Baswedan menjelaskan soal usulan anggaran pengadaan tanah di Munjul itu yang berujung korupsi. Selain itu, Anies juga menjelaskan soal program pembangunan rumah DP 0 rupiah.

"Selain itu saksi (Anies) menerangkan mengenai salah satu penyertaan modal kepada Perumda Sarana Jaya yang diperuntukkan bagi pembangunan rumah DP Rp 0," ujar Ali dalam keterangannya, Rabu 22 September 2021.

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Lebih Dari 15 Ribu Siswa dan 7 Ribu Guru Positif Covid-19 Selama Gelar PTM Terbatas

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat terdapat 15.456 siswa terkonfirmasi positif Covid-19 selama menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Data itu didapat dari survei internal Kemendikbudristek yang dipublikasikan pada laman https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/ per Kamis, 23 September 2021.

Bukan hanya itu, laman tersebut juga mencatat terdapat 7.287 guru dan tenaga kependidikan yang terkonfirmasi Covid-19 selama menggelar PTM terbatas.

Total ada 47.005 sekolah yang mengisi survei. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.303 sekolah menjadi klaster Covid-19 atau setara 2,77 persen.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Kuasa Hukum KontraS: Demokrasi Kita Hancur Dengan Adanya Laporan Pidana Luhut Binsar Pandjaitan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan Direktur Lokataru Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulida atas tuduhan pencemaran nama baik, terkait video Luhut dan bisnis tambang di Papua.

Menanggapi hal tersebut, Kuasa Hukum Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti, Julius Ibrani menyatakan kritik dan kajian yang disampaikan Fatia dan Haris seharusnya dibalas dengan kajian dan diskusi, bukan somasi.

“Tujuannya bukan mengoreksi kajian tapi memang langsung diarahkan untuk mengkriminalisasi Haris Azhar dan juga Fatia, oleh sebab itu langsung yang dimunculkan dalam somasinya adalah ancaman pemidanaanya jadi ini jelas arahnya ke sana, diskusi substansinya tidak ada sama sekali,” kata Julius lewat video KontraS yang dilihat pada Kamis 23 September 2021.

 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.