Sukses

Ma'ruf Amin Sebut Presiden ke-3 RI BJ Habibie Sosok SDM Unggul Indonesia

Menurut Wapres Ma'ruf Amin, SDM yang unggul juga harus memiliki karakter, integritas atau dengan kata lain ber-akhlakul karimah.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin hari ini memberikan orasi ilmiah untuk Dies Natalis ke-56 Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di tengah pandemi Covid-19. 

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan produktivitas tenaga kerja Indonesia belum menjadi yang terbaik di ASEAN. Untuk itu, lembaga pendidikan, termasuk kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), memiliki tanggung jawab yang besar dalam meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga dapat bersaing secara global.

"SDM unggul juga harus memiliki karakter, integritas atau dengan kata lain ber-akhlakul karimah. Hal ini tentu terkait dengan identitas kita sebagai warga Indonesia. SDM yang memiliki keunggulan kompetitif secara global juga selayaknya tetap berpijak pada kearifan lokal," ucap Ma'ruf Amin, Sabtu (16/5/2020).

Dia mencontohkan Presiden ke-3 RI BJ Habibie sebagai sosok SDM unggul Indonesia tersebut. Meskipun memiliki kompetensi yang diakui dunia, namun ia tetap membumi dan bersahaja.

"Saya teringat dengan Presiden Indonesia ke-3 Bapak Prof Dr BJ Habibie yang selalu dijuluki otak Jerman tapi berhati Makkah. Julukan tersebut mengandung arti bahwa otak kita, atau kemampuan kita bisa melanglangbuana dan bersaing di era global ini. Tapi hati kita atau jati diri kita tetap harus melekat sesuai dengan identitas dan akhlak sebagai insan nusantara," ungkap Ma'ruf.

Terkait dengan upaya peningkatan kapasitas dan penguatan identitas tersebut, Wapres melihat ada tiga hal penting yang dapat dilakukan universitas.

"Yang pertama, secara kreatif sisipkan dalam bahan ajaran untuk memantapkan kesadaran dan pemahaman ideologi negara, yakni Pancasila, sebagai satu-satunya ideologi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan kokohnya ideologi Pancasila, kita memperkuat identitas kebangsaan kita," jelas Ma'ruf Amin

Yang kedua, lanjutnya, perlu terus ditekankan upaya pengasahan dan penguatan karakter mahasiswa, agar senantiasa menempatkan kepentingan masyarakat sebagai yang utama tanpa memandang suku, agama, maupun golongan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyempurnaan Perguruan Tinggi

Hal yang terakhir dan tidak kalah penting adalah terus melanjutkan upaya penyempurnaan pendidikan tinggi.

"Ketiga, tingkatkan terus upaya penyempurnaan pendidikan yang berbentuk hard skill, yaitu pendidikan pengembangan kemampuan teknis sesuai bidangnya. Tetapi jangan melupakan pendidikan pengembangan soft skill, yaitu pendidikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi yang persuasif dengan masyarakat, kemampuan mengembangkan jejaring, dan kemampuan melakukan koordinasi," ungkap Ma'ruf.

Terkait pemanfaatan teknologi, Wapres mengingatkan bahwa selain menghasilkan dampak yang baik, hal ini juga merupakan tantangan yang harus dihadapi pada era global saat ini.

Pemanfaatan teknologi selain mampu mendorong pertumbuhan industri, juga dapat dengan mudah membawa pesan negatif seperti hoaks, pesan radikal, anti Pancasila, dan intoleransi.

Oleh karena itu, Ma'rufmenekankan agar lembaga pendidikan utamanya pendidikan tinggi dapat menjadi filter dari berbagai pemanfaatan teknologi digital dengan tujuan negatif tersebut.

"Ajarkan cara memanfaatkan teknologi digital secara sehat. Terus kampanyekan pesan-pesan positif dalam kampus, terutama terkait bela negara, patriotisme, cinta sesama, dan toleransi," ungkapnya.

Menutup sambutannya, Wapres mengucapkan selamat atas perayaan Dies Natalis ke-56 UNJ yang kali ini mengangkat tema "Pengembangan Kapasitas Global dan Identitas Lokal di Era Digital."

"Di akhir orasi ini, sekali lagi saya mengucapkan selamat ber Dies Natalis yang ke 56. Semoga Universitas Negeri Jakarta menjadi perguruan tinggi yang melahirkan SDM unggul dengan berkepribadian Indonesia," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.