Sukses

3 Tersangka Susur Sungai Sempor Diduga Digunduli Polisi, Ini Kata Polri

Guru Pembina Pramuka berinisial IYA menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban. Utamanya korban yang meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta Tiga tersangka insiden susur sungai yang menyebabkan meninggalnya 10 orang siswi SMP Negeri 1 Turi, Sleman, Yogyakarta, tampil dengan kepala botak saat rilis kasus oleh polisi. Diduga para pembina pramuka itu digunduli petugas.

Terkait hal tersebut, Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra mengaku akan mengkonfirmasi hal tersebut.

"Kita akan konfirmasi ke Polda Yogyakarta," tutur Asep di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2020).

Menurut Asep, Polri sangat mengedepankan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM). Meski berstatus tersangka, aspek tersebut tetap dilindungi dan diperhatikan.

"Jadi bagian dari itu juga sebenarnya harus kita lindungi," kata Asep.

Polda DIY menetapkan tiga orang tersangka. Tiga orang tersangka ini adalah para pembina Pramuka di SMP Negeri 1 Turi.

Tiga tersangka ini berinisial IYA, DDS dan R. Ketiganya harus bertanggungjawab atas kegiatan susur Sungai Sempor yang berujung duka. Ketiganya saat ini ditahan di Polres Sleman dan dijerat Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP.

Guru Pembina Pramuka berinisial IYA menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban. Utamanya korban yang meninggal dunia.

"Saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada instansi saya SMPN 1 Turi. Karena atas kelalaian kami terjadi hal seperti ini," ujar IYA, Selasa, 25 Februari 2020.

"Saya memohon maaf kepada keluarga korban terutama pada keluarga korban yang sudah meninggal jadi memang ini sudah menjadi risiko kami. Sehingga apa pun yang menjadi keputusannya nanti akan kita terima," imbuh IYA.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sempat Cek Muka Air

IYA menyebut saat kejadian cuaca belum hujan. Sekitar pukul 13.30 WIB, para siswa diberangkatkan dari sekolah untuk susur Sungai Sempor.

Dia mengaku sempat mengecek debit air di jembatan dekat lokasi kejadian. IYA juga sempat mengecek debit air di lokasi awal susur sungai.

IYA menambahkan acara susur Sungai Sempor memang diadakan untuk mengajak para siswa memahami karakter sungai. IYA beralasan saat ini jarang anak-anak main ke sungai.

"Sebenarnya ini latihan karakter supaya mereka bisa memahami sungai. Kemudian anak sekarang kan jarang yang main di sungai atau menyusuri sungai jadi saya kenalin ke mereka. Itu mereka berjalannya di pinggir," tutur IYA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.