Sukses

Waspada, 6 Anggota Bersenjata Kelompok Santoso Masih Berkeliaran

Selain menumpas kekuatan kelompok Santoso, Operasi Tinombala juga untuk menyadarkan warga dan menurunkan pengaruh kelompok tersebut.

Liputan6.com, Manado - Personel TNI Angkatan Darat (AD) masih bergerak melacak sisa kelompok Santoso di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, yang pada Selasa kemarin terlibat kontak senjata. Panglima Komando Militer (Pangdam) XIII Merdeka Sulawesi Utara Mayjen TNI Ganip Warsito menyebut operasi perburuan bersandi Tinombala terus dilakukan bersama kepolisian.

"Kekuatan musuh di sana yang masih teridentifikasi sekitar 6-7 orang dengan kekuatan senjatanya ada dua pucuk," sebut Ganip di Markas Kodam XIII Merdeka, Manado, Rabu (21/12/2016).

Dia mengatakan, TNI ikut terlibat membantu aparat kepolisian dalam Operasi Tinombala di Poso. Selain menumpas kekuatan Mujahidin Indonesia Timur yang dulunya dipimpin almarhum Santoso, TNI juga berupaya menyadarkan warga dan menurunkan pengaruh kelompok tersebut.

"Ini menjadi duri dalam masyarakat, sehingga kita membantu polisi dalam operasi-operasi yang dilakukan," tutur Ganip.

Menyangkut kondisi terakhir, menurut Pangdam, belum ada penambahan pasukan. Jumlah anggota TNI yang diturunkan belum berubah dari sebelumnya. Malah jumlah pasukan sempat dikurangi karena situasi sudah berangsur membaik.

Dia mengatakan, kesulitan yang dihadapi saat ini adalah medan di Poso yang sulit. "Ini yang harus kita evaluasi untuk mengantisipasi peristiwa serupa," ujar Ganip.

Sebelumnya, satu prajurit TNI yang tergabung dalam Tim Nanggala VII tewas saat baku tembak dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur di Kampung Maros, Desa Maranda, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso pada Selasa 20 Desember 2016.

Sekitar pukul 12.30 Wita, ada kontak senjata antara gerombolan teroris Poso dengan TNI-Polri. Satu anggota TNI atas nama Pratu Yusuf Bahrudin gugur karena mengalami luka tembak di dada.

Selain Pratu Yusuf, satu anggota TNI lain juga terkena tembakan di bagian punggung. Saat ini prajurit tersebut sudah dievakuasi ke rumah sakit setempat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.