Sukses

6 Jenazah WNI Korban Kapal Tenggelam Tiba di Bandara Juanda

Dalam kasus ini pemerintah tidak melihat asal-usul korban yang datang ke Malaysia melalui jalur resmi atau tidak.

Liputan6.com, Surabaya- 6 Jenazah Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tenggelamnya kapal di Perairan Sabak Berenam, Selangor Malaysia, tiba di bandara Juanda.

3 jenazah yang teridentifikasi identitasnya, yakni pasangan suami istri Tosan (60) dan Sunariyeh (52) asal Pegantenan Pamekasan-Madura dan Suryanti (37) asal Ponggok, Kabupaten Blitar.

Ketiga jenazah tersebut diangkut menggunakan pesawat terbang komersial Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 324 asal Jakarta yang mendarat sekitar pukul 19.45 WIB.

Sekitar satu jam berselang, 3 peti jenazah tiba di terminal kargo dan disambut Wagub Jatim, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jatim Sukardo dan stafnya, serta disambut isak tangis keluarga korban.

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf ‎mengatakan, pihaknya berharap keluarga yang ditinggalkan tabah dalam menghadapi cobaan ini dan amal ibadah korban diterima di sisi Allah SWT.

Pria yang akrab di sapa Gus Ipul ini menegaskan, dalam kasus ini pemerintah tidak melihat asal-usul korban yang datang ke Malaysia melalui jalur resmi atau tidak.

"Tinggalkan polemik itu dulu. Yang terpenting, mereka ini WNI dan menjadi korban kecelakaan dan pemerintah wajib melindunginya," tutur Gus Ipul setelah menerima kedatangan jenazah di Terminal Kargo Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Senin 7 September 2015 malam.

Sementara itu, salah seorang keponakan korban, Abdul Aziz mengaku terkejut menerima kabar dari KBRI Malaysia bahwa paman dan bibinya menjadi korban kapal tenggelam dan ditemukan meninggal dunia.

"Terakhir saya ditelepon Rabu, 2 September 2015 malam oleh paman dan mengabari kalau mau pulang karena ada hajatan pernikahan keluarganya. Tapi saat perjalanan terjadi kecelakaan," kata Abdul Aziz.

Abdul Aziz menambahkan, selama berada di Malaysia, Tosan bekerja sebagai tukang bangunan.

"Dan sudah lebih dari dua tahun tinggal di sana," imbuh Abdul Aziz.

Hal senada juga dinyatakan Imam Sunyoto, adik kandung korban Suryanti asal Blitar, yang mengaku belum percaya kakaknya menjadi satu di antara puluhan korban meninggal dunia kapal tenggelam.

Imam mengatakan, terakhir kali berkomunikasi pada Rabu, 2 September 2015 malam dan mengabari kakaknya akan pulang karena rindu kepada 2 anak beserta keluarganya di kampung halaman.

"Kakak saya sudah 6 tahun di sana dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Niatan menjenguk anaknya di Blitar tak kesampaian karena terjadi musibah saat perjalanan ke Indonesia," pungkas Imam.

Sekedar diketahui, kapal jenis kapal kayu ukuran panjang 15 meter dengan lebar 3 meter yang ditumpangi sekitar 100 orang WNI yang diduga tak berizin tenggelam di daerah Sabak Berenam, negara bagian Selangor, yaitu 10 mil dari pantai Malaysia, Kamis, 3 September 2015, sekitar pukul 10.30 waktu setempat. (Ron/Mar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.