Sukses

Teronggok di Dermaga, Ekor AirAsia Baru Dikerjakan Besok

Ekor pesawat AirAsia QZ8501 oleh Tim SAR Gabungan ditaruh di dermaga Panglima Utar Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Liputan6.com, Kotawaringin Barat - Ekor pesawat AirAsia QZ8501 sudah berada di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah malam ini. Ekor tersebut oleh Tim SAR Gabungan akhirnya ditaruh di dermaga pelabuhan. Sebab tak bisa dibawa dengan truk untuk disimpan di salah satu gudang pelabuhan.

"Malam ini kita taruh di sini. Karena para pekerja sudah lelah. Besok lanjut lagi," kata Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Minggu (11/1/2015).

Nurcahyo mengatakan, bahwa besok pagi, akan dilakukan pemotongan terhadap ekor pesawat ini. Itu dilakukan agar mudah dipindahkan.

Nurcahyo mengatakan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) nanti akan berkoordinasi dengan pihak Airbus yang datang ke pelabuhan ini. Ada sekitar 4 perwakilan Airbus berkewarganegaraan Prancis yang turut melihat proses pemindahan ekor pesawat AirAsia QZ8501.

"Kan Airbus pabrikannya asal Prancis. Kita nanti koordinasi sama mereka untuk pemotongan. Karena mereka yang tahu mana bagian yang susah dipotong, mana bagian yang mudah dipotong. Mereka ini teknisi pabrik Airbus," ujar Nurcahyo.

Nurcahyo belum mengetahui akan dipotong berapa bagian ekor pesawat tersebut. Kemungkinan besar, ekor tersebut akan dipotong menjadi 2 bagian.

"Kemungkinan jadi 2 bagian," kata Nurcahyo.

Pemindahan Ekor QZ8501 >>>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemindahan Ekor QZ8501

Pemindahan Ekor QZ8501

Tim SAR Gabungan berhasil mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501, kemarin. Pada Minggu (11/1/2015) sore, ekor tersebut tiba di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Pantauan Liputan6.com, hari ini sekitar pukul 16.40 WIB, kapal Crest Onyx merapat di Pelabuhan Panglima Utar Kumai. Kapal tersebut membawa ekor pesawat AirAsia QZ8501.

Namun, proses pemindahan ke dermaga baru dilakukan sekitar pukul 19.50 WIB. Ekor pesawat itu diangkat dan ditaruh pada sebuah truk. Para investigator KNKT juga sempat melakukan pengecekan lebih dulu pada ekor di kapal Crest Onyx.

Kondisi cuaca sendiri di Pelabuhan Kumai tampak hujan cukup deras. Meski sesekali reda, namun hujan‎ tetap saja turun dan sedikit menganggu proses pemindahan.

Ekor pesawat AirAsia QZ8501 itu diangkat dari Kapal Crest Onyx menggunakan crane dari Kapal Navigasi Arcturus milik Direktorat Jenderal Hubungan Laut Kementerian Perhubungan lalu dipindahkan ke dermaga. Nantinya setelah dipindahkan ke truk selanjutnya ekor tersebut akan dibawa salah satu gudang pelabuhan yang sudah disiapkan.

Nelayan Dilibatkan >>>

3 dari 3 halaman

Nelayan Dilibatkan

Nelayan Dilibatkan

Pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ8501 sudah berlangsung selama 15 hari. Direktur Operasional dan Pelatihan Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Pertama TNI SB Supriyadi mengatakan, badan pesawat tetap menjadi fokus pencarian Tim SAR Gabungan. Karena itu, besar kemungkinan nelayan setempat akan dilibatkan, mengingat diduga masih banyak jenazah penumpang yang terperangkap di badan pesawat.

"Alternatif lain kita akan serahkan kepada nelayan. Nelayan akan kita sebar. Kemungkinan mereka yang lebih hapal. Syukur mereka bisa mendapatkan jenazah," kata Supriyadi di Posko Utama Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu (11/1/2015).

Supriyadi menjelaskan, nelayan-nelayan yang disebar dikarenakan mereka lebih hafal kondisi medan di lokasi pencarian. Baik itu untuk menemukan puing maupun jenazah korban AirAsia QZ8501.

"Jadi nelayan akan membantu, karena mereka yang pertama tahu," ujar Supriyadi.

Terkait pelibatan nelayan itu, Tim SAR pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ8501 nanti akan berkoordinasi dengan Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar. "Nelayan nanti akan menggunakan peralatan seadanya untuk melakukan evakuasi," pungkas Supriyadi. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini