Sukses

Selain Paranoid, Kenali Tipe dan Penyebab Skizofrenia

Paranoid termasuk tipe skizofrenia, kenali gejala dan penyebabnya.

Liputan6.com, Jakarta Skizofrenia merupakan penyakit mental yang ditandai gangguan pikiran, perilaku abnormal, dan perilaku anti-sosial. Penderita skizofrenia seringkali tidak bisa membedakan antara kenyataan dan sebaliknya.

Mengutip laman Medicine Net, Rabu (4/10/2017), penyakit ini menyerang 1,1 persen populasi di seluruh dunia. Penyakit ini paling banyak menyerang orang berusia 16 sampai 25.

Selain pada usia tersebut, skizofrenia juga menyerang anak-anak meskipun kasusnya jarang. The National Institute of Mental Health (NIMH) memperkirakan 1 dari 40.000 anak mengalami gejala penyakit ini, sebelum usia 13.

Untuk dapat mengidentifikasi penyakit ini pada seseorang, sebaiknya kenali fakta mengenai skizofrenia ini.

Skizofrenia terbagi ke dalam lima kategori, berdasarkan gejala yang ditunjukkan, yaitu.

1. Skizofrenia paranoid

Jenis yang pertama ini ditandai dengan perilaku paranoid, termasuk delusi dan halusinasi pendengaran. Penderita skizofrenia jenis ini seringkali merasa diawasi dan sering menunjukkan kemarahan, kegelisahan, dan permusuhan.

Hal yang mengejutkan, orang yang menderita penyakit jenis ini biasanya memiliki fungsi intelektual dan ekspresi yang relatif normal.

2. Skizofrenia katatonik

Penderita skizofrenia jenis ini ditandai dengan gangguan gerakan. Pengidap skizofrenia jenis ini ada yang cenderung tidak bergerak atau justru bergerak kemana-mana atau hiperaktif.

Selain itu, ada tipe yang diam saja (tidak mau bicara) dan sebaliknya, senang mengulangi perkataan orang lain. Orang yang menderita skizofrenia jenis ini seringkali tidak dapat merawat diri atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.

3. Skizofrenia yang tidak berdiferensiasi

Tipe ini ditandai oleh perilaku seseorang yang memiliki dua atau lebih gejala jenis skizofrenia lainnya, termasuk gejala seperti delusi, halusinasi, ucapan atau perilaku yang tidak teratur, perilaku katatonik.

Selain jenis di atas, masih ada skizofrenia jenis tidak terorganisir dan jenis skizofrenia lainnya.

Tak hanya itu, jika seseorang memiliki riwayat masa lalu terkait skizofrenia, namun saat ini tidak memiliki gejala seperti delusi, halusinasi, ucapan dan perilaku yang tidak teratur, mereka dianggap memiliki skizofrenia tipe residual. Orang tersebut mungkin dinilai sudah sembuh tapi ada kemungkinan beberapa gejala akan terulang kembali.

 

Saksikan video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab dan Gejala skizofrenia

Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan tiap penderita mungkin berbeda, tapi ada beberapa faktor seperti faktor genetik, lingkungan, kondisi otak dan riwayat penyalahgunaan obat-obatan atau rasa diabaikan.

Umumnya penderita penyakit ini mengalami gejala seperti halusinasi, ketidakteraturan dalam berbicara atau bertingkah laku, sulit berpikir dan mengalami delusi.

Namun ada beberapa gejala lainnya seperti kemampuan untuk menerima informasi dan sulit membuat keputusan, sulit fokus dan mudah mengalami perubahan mood.

Untuk memastikan apakah seseorang menderita skizofrenia, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap orang tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.