Sukses

Pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise: Mantan Tentara Kolombia Akui Bersalah

Jaksa mengatakan Mario Palacios adalah bagian dari pasukan kontraktor Kolombia yang masuk ke rumah Moise, di mana dia dibunuh. Palacios awalnya mengaku tidak bersalah dalam kasus tersebut.

Liputan6.com, Washington, DC - Seorang mantan tentara Kolombia mengaku bersalah di pengadilan Amerika Serikat (AS) pada Jumat (22/12/2023) atas dakwaan terkait dengan perannya dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise pada tahun 2021.

Jaksa mengatakan Mario Palacios adalah bagian dari pasukan kontraktor Kolombia yang masuk ke rumah Moise, di mana dia dibunuh. Palacios awalnya mengaku tidak bersalah dalam kasus tersebut.

Palacios, menurut pernyataan yang diajukannya, dipekerjakan bersama mantan personel militer Kolombia lainnya oleh perusahaan keamanan CTU yang berbasis di Florida untuk "memberikan keamanan" bagi seseorang yang akan menjadi presiden Haiti berikutnya.

Pengacara pemilik perusahaan Antonio Intriago, salah satu dari 11 terdakwa dalam kasus ini, tidak segera menanggapi permintaan komentar. Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Minggu (24/12)

Pernyataan itu mengatakan bahwa sesampainya di negara tersebut, Palacios mengatakan dia mulai berlatih untuk menculik seseorang dari gedung yang dibentengi. Sebelum dimulainya operasi pada 7 Juli 2021, dia diberitahu bahwa Moise akan mati.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Divonis pada 1 Maret

Palacios adalah orang kelima yang mengaku bersalah dalam kasus ini, dengan tiga orang sejauh ini dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Palacios akan dijatuhi hukuman pada 1 Maret.

Para terdakwa termasuk seorang pendeta Florida, mantan senator Haiti, mantan informan Badan Pengawasan Narkoba AS, dan pengusaha yang dituduh memasok dana dan senjata untuk serangan tersebut.

3 dari 3 halaman

Akui Tidak Ikut Perencanaan Pembunuhan

Palacios mengatakan dia tidak ikut merencanakan operasi tersebut dan bertindak sebagai "prajurit garis.” Ia menerima perintah dari warga Kolombia lainnya termasuk German Rivera, yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Setelah Presiden Moise terbunuh, kata Palacios, dia dan kontraktor Kolombia lainnya mengambil uang dan perhiasan dari kediamannya.

Kematian Moise meninggalkan kekosongan kekuasaan yang mengganggu stabilitas, yang menyebabkan geng-geng bersenjata yang sangat kejam memperluas wilayah mereka. Hal tersebut memicu krisis kemanusiaan. Pemerintahan Haiti yang terbentuk tanpa melalui proses pemilihan, berkomitmen untuk menyelenggarakan pemilihan umum yang telah lama dinanti-nantikan setelah situasi keamanan pulih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.