Sukses

Tenggat 6 Jam Warga Utara Gaza Palestina Mengungsi ke Selatan Berakhir, Tentara Israel Siapkan Serangan Darat ke Gaza?

Israel dikabarkan mempersiapkan serangan darat ke Gaza saat warga Palestina melarikan diri di tengah tenggat waktu jaminan keselamatan selama enam jam. Ketika tenggat waktu itu berlalu, pasukan militer Israel dilaporkan berkumpul di sekitar Gaza.

Liputan6.com, Tel Aviv - Perang Israel-Hamas masih belum menyiratkan tanda akan berakhir. Meski sempat ada tenggat waktu 6 jam tatkala Israel menjamin keselamatan warga utara Gaza untuk mengungsi ke Selatan.

Situs Channel News Asia (CNA) yang dikutip Minggu (15/10/2023) melaporkan Israel bersiap pada Sabtu 14 Oktober waktu setempat untuk melancarkan serangan darat di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, setelah memerintahkan warga Palestina yang tinggal di wilayah padat penduduk untuk melarikan diri ke selatan menuju perbatasan tertutup dengan Mesir.

Ribuan warga Palestina melarikan diri dari bagian utara Jalur Gaza pada hari Sabtu dari jalur serangan darat Israel yang diperkirakan akan terjadi, sementara Israel menggempur daerah tersebut dengan lebih banyak serangan udara dan mengatakan pihaknya tetap membuka dua jalan agar orang-orang dapat melarikan diri.

Sementara itu, penasihat keamanan nasional Israel memperingatkan kelompok militan Lebanon Hizbullah untuk tidak memulai perang di front kedua, dan mengancam "penghancuran Lebanon" jika hal itu terjadi.

Ketika tenggat waktu enam jam berlalu, pasukan militer Israel dilaporkan berkumpul di sekitar Gaza. Kendati demikian belum ada pergerakan signifikan lebih jauh.

Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas sebagai pembalasan atas amukan para anggotanya yang menyerbu kota-kota Israel sepekan yang lalu, menembaki warga sipil dan menyandera sejumlah orang dalam serangan terburuk terhadap warga sipil dalam sejarah Israel.

Sekitar 1.300 orang tewas dalam serangan brutal yang mengejutkan Israel, karena pembunuhan dan rekaman telepon seluler yang mengerikan serta laporan dari layanan medis dan darurat mengenai kekejaman di kota-kota dan kibbutze (komunitas) yang dikuasai.

Sebagai tanggapan, jet dan artileri Israel melancarkan pemboman paling hebat yang pernah terjadi di Gaza, menjadikan daerah kantong tersebut, rumah bagi 2,3 juta warga Palestina, berada dalam kepungan total.

Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 2.200 orang tewas, seperempat di antaranya anak-anak, dan hampir 10.000 orang terluka. Adapun petugas penyelamat mati-matian mencari korban yang selamat dari serangan udara malam hari.

 

2 dari 4 halaman

Dukungan AS untuk Israel hingga Israel Berniat Perluas Arena Pertempuran

Sebelumnya diketahui, Presiden AS Joe Biden menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan sambil menegaskan kembali dukungannya yang "tak tergoyahkan”, membahas koordinasi internasional untuk memastikan warga sipil yang tidak bersalah memiliki akses terhadap air, makanan, dan perawatan medis.

Biden juga berbicara dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menekankan kebutuhan mendesak untuk mengizinkan koridor bantuan kemanusiaan yang mendesak di Gaza.

Sementara itu, Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan warga Palestina akan "tetap tinggal di tanah kami" bahkan ketika satu juta warga Gaza dilaporkan meninggalkan rumah mereka sejak Israel memulai pemboman.

Serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober telah membawa wilayah tersebut ke dalam krisis baru, ketika para pemimpin Israel yang marah bersiap untuk merespons dengan kekuatan yang menghancurkan.

"Tentara dan batalion IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dikerahkan di seluruh negeri dan meningkatkan kesiapan operasional untuk tahap perang selanjutnya, dengan penekanan pada operasi darat yang signifikan," kata militer dalam sebuah pernyataan.

Militer Israel menambahkan bahwa serangan tersebut akan mencakup serangan udara, laut dan darat serta mencakup "arena pertempuran yang diperluas," tanpa menjelaskan lebih lanjut.

 

3 dari 4 halaman

Israel Jamin Keselamatan Warga Gaza Mengungsi dengan Tenggat Waktu 6 Jam

Sebelumnya lagi, pada Jumat 13 Oktober 2023, militer Israel mengatakan kepada penduduk di bagian utara Jalur Gaza, yang mencakup pemukiman terbesar di wilayah tersebut, Kota Gaza, untuk segera pindah ke selatan.

Pada Sabtu 14 Oktober pihaknya mengatakan akan menjamin keselamatan warga Palestina yang melarikan diri di dua jalan utama hingga pukul 16.00 (13.00 GMT). Ketika tenggat waktu berlalu, pasukan berkumpul di sekitar Gaza.

IDF mengumumkan pada Sabtu mereka akan mengizinkan warga Gaza pindah ke selatan demi keselamatan mereka melalui rute-rute tertentu di Gaza dari pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat. Demikian pernyataan yang dibagikan oleh juru bicara IDF Avishay Adraee di X alias Twitter.

Sementara itu Hamas telah meminta masyarakat untuk tidak pergi dan mengatakan jalan keluar tidak aman. Dikatakan bahwa puluhan orang tewas dalam serangan terhadap mobil dan truk yang membawa pengungsi pada hari Jumat, yang tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters.

Israel mengatakan Hamas mencegah orang-orang meninggalkan negaranya untuk menggunakan mereka sebagai tameng hidup, namun hal ini dibantah oleh Hamas.

 

4 dari 4 halaman

Malam yang Mengerikan

Di salah satu lingkungan Kota Gaza yang diperintahkan Israel untuk dievakuasi, bom yang ditembakkan dari pesawat tempur menghantam beberapa rumah pada malam hari, kata warga.

"Kami mengalami malam yang mengerikan. Israel menghukum kami karena tidak ingin meninggalkan rumah kami. Apakah ada kebrutalan yang lebih buruk dari ini?" kata seorang ayah tiga anak melalui telepon dari rumah sakit tempat dia berlindung, menolak menyebutkan namanya karena takut akan pembalasan.

“Saya lebih memilih mati dan tidak pergi, tapi saya tidak bisa melihat istri dan anak-anak saya meninggal di depan mata saya.”

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan mereka telah menerima perintah Israel untuk mengevakuasi rumah sakit pada pukul 16.00 sore, namun tidak akan melakukannya karena mereka memiliki tugas kemanusiaan untuk tetap memberikan layanan kepada orang sakit dan terluka.​

Video Terkini