Sukses

Menko PMK di Forum ASCC: Keberhasilan Pengentasan Kemiskinan 3 Dekade di ASEAN Bekal untuk Merumuskan Gagasan Strategis

Pada tahun 1990-an, tingkat kemiskinan ekstrem ASEAN dilaporkan mencapai 49 persen, sementara pada tahun 2020 berada di bawah lima persen. Bahkan, ada yang mencapai nol persen.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendy mengatakan bahwa forum ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) 2023 yang bertema "Addressing Gaps and Rethinking Pathways to Eradicate Poverty in ASEAN" merupakan momentum untuk melahirkan gagasan dan merumuskan langkah strategis dalam mengatasi kemiskinan. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara kunci pada pembukaan forum Pengetahuan ASCC di Nusa Dua, Bali, Minggu (7/5/2023).

Muhadjir menuturkan lebih lanjut bahwa dalam tiga dekade terakhir terjadi penurunan signifikan pada tingkat kemiskinan ekstrem di ASEAN. Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan ekstrem yaitu masyarakat dengan paritas daya beli di bawah US$ 1,9 per hari.

Jika pada tahun 1990-an, tingkat kemiskinan ekstrem ASEAN 49 persen maka pada tahun 2020 berada di bawah lima persen. Bahkan, ada yang mencapai nol persen, yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand. Hanya Laos yang masih mencatat tingkat kemiskinan ekstrem pada tahun 2018, yakni sebesar 10 persen.

"Perkembangan tingkat kemiskinan yang baik dan signifikan dalam tiga dasawarsa terakhir menunjukkan bahwa pemerintah di negara-negara anggota ASEAN memiliki komitmen yang besar untuk mengentaskan kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya," kata Muhadjir seperti dilansir dari pernyataan tertulis, Senin (8/5/2023).

Menurut Muhadjir, keberhasilan pengentasan kemiskinan dalam tiga dekade terakhir dan kemampuan menghadapi lonjakan kemiskinan akibat dampak pandemi dan krisis global merupakan bekal untuk memperkaya intervensi pengentasan kemiskinan dan merumuskan strategi ke depan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tantangan Pengentasan Kemiskinan

Bagaimanapun, Muhadjir mengakui, upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia maupun negara-negara anggota ASEAN lainnya menghadapi sejumlah tantangan serius, termasuk ancaman resesi global, perubahan iklim, dan faktor geopolitik.

Untuk mengatasi berbagai dampak tersebut, ujar Muhadjir, ASEAN perlu mengembangkan agenda pembangunan yang tangguh, berkelanjutan, inklusif dan adaptif terhadap potensi krisis dan bencana yang tidak terduga.

Menurutnya, ketahanan energi, ketahanan pangan harus menjadi orientasi utama pemerintah dengan memperkuat skema perlindungan sosial dan subsidi terutama bagi kelompok miskin dan rentan (seperti penyandang cacat, lansia serta anak-anak dan perempuan).

"Selain itu, perkuat juga sektor usaha melalui Jaring Pengaman Sektor Riil dan Jaring Pengaman Sektor Keuangan," ungkap Muhadjir.

Rangkaian pertemuan KTT ke-42 ASEAN sudah berlangsung pada 8 sampai 11 Mei 2023. Dua lokasi utama KTT ASEAN 2023 adalah Hotel Meruorah Labuan Bajo dan Hotel Ayana Labuan Bajo.

Para pemimpin ASEAN nantinya akan membahas sejumlah isu penting dalam rangka mendorong ASEAN yang lebih kuat menghadapi tantangan dan memperkuat ketahanan ekonomi ASEAN. Upaya ini sejalan dengan tema yang diusung dalam Keketuaan Indonesia, "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.