Sukses

Serangan Udara Militer Rusia di Suriah Dituduh Menewaskan 18.000 Orang

Kelompok pemantau situasi Suriah mengklaim, serangan udara militer Rusia di Suriah telah menewaskan lebih dari 18.000 orang selama tiga tahun terakhir.

Liputan6.com, London - Kelompok pemantau situasi perang mengklaim, serangan udara militer Rusia di Suriah telah menewaskan lebih dari 18.000 orang selama tiga tahun terakhir.

Intervensi militer Rusia untuk mendukung pemerintah Suriah pada 30 September 2015 mengubah jalannya perang, yang memungkinkan rezim Presiden Bashar al-Assad merebut kembali petak-petak besar negara itu dari tangan pemberontak.

Selama tiga tahun itu, serangan udara Rusia telah menewaskan 18.096 orang, menurut Syrian Observatory for Human Rights, sebagaimana dikutip dari Deutsche-Welle (DW), Senin (1/10/2018).

Dari total angka itu, 7.988 adalah warga sipil, termasuk 1.936 anak-anak dan 1.199 wanita, kata organisasi monitor yang berbasis di Inggris itu.

Sementara itu, 5.233 lainnya adalah militan ISIS dan 4.875 anggota kelompok pemberontak atau faksi jihadi.

Jauh sebelum laporan itu rilis, Barat dan kelompok bersenjata yang didukung oleh Barat, telah menuduh pesawat tempur Rusia dan Suriah membom tanpa pandang bulu dan dengan sengaja menyerang rumah sakit, sekolah dan pasar.

Namun di sisi lain, Rusia membantah laporan Syrian Observatory for Human Rights dan tudingan Barat. Pihak Negeri Beruang Merah, pada 30 September 2018 berdalih, serangan udara yang mereka lakukan justru "akurat" dan telah menewaskan 85.000 "teroris".

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serangan Udara Koalisi Barat Juga Menewaskan Warga Sipil

Selain Rusia dan pesawat tempur Suriah, koalisi Barat pimpinan AS telah melakukan serangan udara di Suriah untuk melawan ISIS sejak September 2014.

Syrian Observatory for Human Rights melaporkan, serangan udara koalisi telah menewaskan lebih dari 3.300 warga sipil.

Di sisi lain, koalisi Barat menyebut angka berbeda, dengan mengonfirmasi bahwa 1.059 warga sipil, termasuk di Irak, tewas akibat serangan udara mereka melawan ISIS sejak Juni 2014.

Airwars, sebuah kelompok pemantau, memperkirakan bahwa minimum antara 6.575 hingga 9.968 warga sipil telah tewas akibat operasi militer koalisi di Irak dan Suriah dari Agustus 2014 hingga Agustus 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.