Sukses

FIFA Tolak Banding FAM, Ini Opsi Tersisa Malaysia Hadapi Skandal Naturalisasi Pemain Timnas

FIFA secara resmi menolak banding terkait Skandal Naturalisasi Malaysia, menjatuhkan sanksi denda dan larangan bermain bagi FAM serta tujuh pemain karena pemalsuan dokumen.

Diterbitkan 04 November 2025, 18:02 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Jakarta - Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah secara resmi menolak banding yang diajukan oleh Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi. Keputusan ini mempertegas sanksi awal yang diberikan oleh Komite Disiplin FIFA atas pelanggaran serius terhadap Pasal 22 FIFA Disciplinary Code (FDC).

Penolakan banding ini didasarkan pada temuan pemalsuan serta rekayasa dokumen yang dilakukan oleh FAM untuk memvalidasi kelayakan pemain. FIFA menegaskan bahwa tindakan curang ini merupakan pelanggaran integritas sepak bola yang tidak dapat ditoleransi.

Investigasi mendalam FIFA mengungkap bahwa klaim FAM mengenai tempat lahir kakek-nenek para pemain di Malaysia adalah tidak benar. Fakta menunjukkan bahwa leluhur para pemain tersebut berasal dari Argentina, Brasil, Belanda, dan Spanyol, sehingga memicu sanksi berat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam Skandal Naturalisasi Malaysia ini.

2 dari 4 halaman

Penolakan Banding dan Pelanggaran FIFA Disciplinary Code

Komite Banding FIFA menolak seluruh permohonan banding yang diajukan oleh FAM dan ketujuh pemain naturalisasi. Penolakan ini berakar pada pelanggaran Pasal 22 FIFA Disciplinary Code (FDC), yang secara tegas mengatur tentang pemalsuan dan rekayasa dokumen dalam sepak bola.

FIFA menyatakan bahwa FAM terbukti telah menyerahkan dokumen palsu guna memvalidasi kelayakan para pemain agar dapat berlaga di pertandingan resmi. Investigasi yang dilakukan oleh badan sepak bola dunia ini menemukan bahwa klaim mengenai kakek-nenek para pemain yang lahir di Malaysia adalah tidak akurat.

Sebaliknya, data menunjukkan bahwa leluhur para pemain tersebut berasal dari berbagai negara, termasuk Argentina, Brasil, Belanda, dan Spanyol. Keputusan ini diambil setelah Komite Banding menganalisis seluruh berkas pembelaan dan menggelar sidang dengar pendapat yang komprehensif.

FIFA menegaskan bahwa tindakan pemalsuan dokumen merupakan bentuk kecurangan murni yang menyerang inti prinsip-prinsip dasar sepak bola. Hal ini menunjukkan komitmen FIFA untuk menjaga integritas dan keadilan dalam setiap kompetisi.

3 dari 4 halaman

Sanksi Berat untuk FAM dan Pemain Naturalisasi

Atas pelanggaran serius dalam Skandal Naturalisasi Malaysia ini, FIFA menjatuhkan sanksi yang signifikan. Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dijatuhi denda sebesar 350.000 franc Swiss (CHF), yang setara dengan sekitar Rp7,23 miliar.

Sementara itu, ketujuh pemain naturalisasi yang terlibat juga menerima hukuman. Masing-masing pemain dikenai denda sebesar 2.000 CHF, atau sekitar Rp41,3 juta. Selain denda, para pemain ini juga dijatuhi hukuman larangan beraktivitas dalam sepak bola selama 12 bulan penuh.

Larangan ini mencakup seluruh kegiatan yang berkaitan dengan olahraga tersebut, baik di level nasional maupun internasional. Ketujuh pemain yang terlibat dalam skandal ini adalah:

  • Gabriel Felipe Arrocha (lahir di Spanyol)
  • Facundo Tomas Garces (lahir di Argentina)
  • Rodrigo Julian Holgado (lahir di Argentina)
  • Imanol Javier Machuca (lahir di Argentina)
  • Joao Vitor Brandao Figueiredo (lahir di Brasil)
  • Jon Irazabal Iraurgui (lahir di Spanyol)
  • Hector Alejandro Hevel Serrano (lahir di Belanda)

Para pemain ini sebelumnya sempat membela Timnas Malaysia dalam kemenangan 4-0 atas Vietnam di kualifikasi Piala Asia 2027 pada 10 Juni lalu, sebelum skandal ini terkuak.

4 dari 4 halaman

Langkah Hukum Selanjutnya dan Reaksi Berbagai Pihak

FAM dan para pemain telah menerima pemberitahuan resmi mengenai keputusan FIFA ini. Mereka memiliki waktu sepuluh hari untuk meminta salinan keputusan lengkap, setelah itu diberi batas waktu 21 hari untuk mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) jika masih ingin melanjutkan proses hukum.

FAM telah menyatakan niatnya untuk mengajukan banding ke CAS, menunjukkan upaya berkelanjutan untuk membela hak-hak pemain dan kepentingan sepak bola Malaysia. Reaksi terhadap keputusan FIFA ini bervariasi.

Tunku Ismail Sultan Ibrahim, penasihat tim nasional, mengklaim bahwa tindakan FIFA bermotif politik dan bukan murni berdasarkan hukum. Ia berpendapat bahwa Pasal 22 FDC seharusnya hanya berlaku bagi pemalsu dokumen, bukan pemain.

FAM sendiri menyatakan "sangat terkejut" dengan keputusan tersebut, sementara Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Hannah Yeoh, mendesak FAM untuk segera menanggapi temuan FIFA dan melanjutkan proses banding. Skandal ini telah mempermalukan Malaysia, terutama di tengah upaya mereka untuk meningkatkan peringkat tim nasional.