Sukses

Harga Emas Berpeluang Menguat, Apa Sentimen Pendorongnya?

Berdasarkan survei emas Kitco, dari 17 analis yang berpartisipasi, 10 analis atau 59 persen prediksi harga emas akan melonjak.

Liputan6.com, Jakarta - Analis optimistis harga emas berpeluang naik pekan ini. Pelaku pasar akan mencermati rilis data inflasi, penjualan ritel, klaim pengangguran yang akan pengaruhi harga emas.

Berdasarkan survei emas Kitco, dari 17 analis yang berpartisipasi, 10 analis atau 59 persen prediksi harga emas akan melonjak. Sedangkan hanya dua analis atau 12 persen yang perkirakan harga emas akan turun. Sedangkan lima analis atau 29 persen dari total keseluruhan melihat emas dalam tren sideways. Demikian mengutip laman Kitco, Senin (13/5/2024).

Sementara itu, 195 suara yang diberikan dalam jajak pendapat online Kitco menunjukkan investor lebih pesimistis. Sekitar 97 pelaku pasar atau 50 persen prediksi harga emas akan melambung. Sedangkan 42 pedagang atau 21 persen perkirakan harga emas akan melemah. Sedangkan 56 respondens mewakili 29 persen prediksi, harga emas akan sideways selama sepekan.

Presiden of Adrian Day Asset Management, Adrian Day melihat, situasi cukup seimbang dalam sepekan. Ia menilai, ketahanan emas sangat kuat. “Tetapi saya menduga kita akan melihat koreksi setelah serangan lain terhadap USD 2.400 untuk pekan ini, saya tidak akan mengubah hal itu,” kata dia.

Sementara itu, Head of Currency Strategy Forexlive.com, Adam Button prihatin dengan permintaan Asia. Namun, ia yakin tren naik masih terjadi. "Cerita tentang perlambatan pembelian emas dari China membuat saya khawatir, tetapi sulit untuk berdebat dengan pergerakan harga,” ujar dia.

Di sisi lain, Senior Market Analyst FxPro, Alex Kuptsikevich menuturkan, harga emas telah berkala menyentuh level tertinggi dalam sejarah sejak Februari. 

Ia menuturkan, pada saat yang sama, kenaikan harga emas lebih lanjut dengan imbal hasil obligasi yang tinggi di negara maju, defisit anggaran besar di banyak negara dan kebutuhan untuk mendukung perekonomian membuat pelaku pasar berpikir kalau potensi kenaikan harga emas dunia terbatas.

“Sampai emas dan perak mencapai level baru, kami meragukan keberhasilan ke level tertinggi dan melihat potensi penurunan baru,” tutur dia.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Abaikan Sentimen Geopolitik

Sementara itu, Chief Market Strategist SIA Wealth Management, Colin Cieszynski optimistis terhadap harga emas. “Ini adalah yang menarik. Jika consumer price index (CPI) Amerika Serikat panas, emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi. Jika CPI AS melemah, spekulasi penurunan suku bunga dapat meningkat dan melemahkan dolar AS yang juga dapat berdampak baik untuk emas,” tutur dia.

Sedangkan Chief Market Analyst Gainesville Coins, Everett Millman menuturkan, pasar emas sebenarnya mengabaikan geopolitik dan suku bunga dalam upaya mengukur risiko sistemik.

"Jadi geopolitik berada di posisi belakang,” tutur dia.

Colin menuturkan, selain the Federal Reserve (the Fed), hal ini kembali pada gagasan tentang tingkat risiko atau kekhawatiran dalam sistem keuangan secara umum.

"Saya pikir langkah besar yang telah kita lihat oleh Bank Sentral Jepang (BoJ) untuk melakukan intervensi terhadap yen, memiliki efek yang mungkin melibat the Fed dan Departemen Keuangan. Saya rasa semua itu adalah alasan, mengapa emas alami rebound,” ujar dia.

Colin mengatakan, seiring emas yang menjadi berita utama kemudian mendorong pertanyaan mengenai peran dolar AS dalam keuangan internasional. Ia menilai, kekhawatiran utama yakni apakah pelaku pasar individu melakukan perdagangan atau tidak.

"Saya pikir bukti-bukti tersebut menunjukkan institusi besar mengambil isyarat dari pasar keuangan yang lebih luas dan emas dianggap aman saat hal lain terlihat berisiko,” ujar dia.

3 dari 4 halaman

Sepi Data Ekonomi AS

Adapun data inflasi kembali menjadi perhatian pekan ini dengan rilis Producer Price Index (PPI) pada dan CPI April 2024 masing-masing pada Selasa dan Rabu pekan ini.

Data penting lainnya termasuk laporan penjualan ritel Amerika Serikat (AS) pada Rabu dan survei Empire State New York, serta klaim pengangguran mingguan pada Kamis pekan ini. Selain itu, rilis data ekonomi izin bangunan dan perumahan baru di Amerika Serikat serta survei manufaktur the Federal Reserve Philadelphia.

Pasar juga dinilai akan sangat antusias untuk mendengar apa yang disampaikan ketua the Fed Jerome Powell di Amsterdam pada Selasa pekan ini.

Presiden Phoenix Futures and Options, Kevin Grady menuturkan, semua pergerakan signifikan baru-baru ini di pasar saham,emas dan lainnya didasarkan pada perhitungan mengenai langkah yang akan dilakukan the Fed terhadap suku bunga. "Setiap data yang keluar, apakah itu klaim pengangguran, inflasi akan menggerakkan pasar,” kata dia.

Grady menuturkan, pernyataan Powell mengenai penurunan suku bunga masih memungkinkan membuat semua indikator ini kembali menjadi fokus setelah saham dan emas terpuruk menyusul kuatnya data lapangan kerja dan inflasi.

 

 

4 dari 4 halaman

Prediksi Harga Emas hingga Akhir 2024

Selain itu, ia menilai bank sentral dan institusi besar yang terus menaikkan harga emas. “Saya pikir apa yang terjadi adalah Anda melihat begitu banyak pembelian oleh bank sentral dan itulah mengapa pasar pulih dengan baik setelah aksi jual ini,” ujar dia.

Grady yakin bank sentral membeli termasuk China, Rusia dan banyak negara lainnya. “Saya pikir banyak orang ingin menjauh dari dolar AS, setelah sanksi terjadi pada Rusia setelah mereka invasi Ukraina,” tutur dia.

Grady menambahkan, pasar pada akhirnya akan kecewa dengan the Fed meski ada dinamika yang mendukung. Ia menilai, the Fed belum akan menurunkan suku bunga pada 2024.

"Secara pribadi, saya tidak berpikir mereka akan mampu menurunkan suku bunga tahun ini. Inflasi terlalu kaku. Kita sedang memasuki musim di mana orang-orang membelanjakan uangnya dan menurut saya inflasi akan tetap ada,” ujar dia.

Pendiri VR Metals Mark Leibovit prediksi, harga emas akan berada di posisi USD 2.700 pada 2024.

Adapun analis senior Kitco Kim Wyckoff prediksi, harga emas berpotensi menguat pekan ini. “Stabil lebih tinggi karena memperoleh lebih banyak kekuatan teknis pada pekan ini,” tutur dia.

Harga emas telah menguat sekitar 2,68 persen pada pekan lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.