Sukses

Ada KEK Batam Aero Technic, Indonesia Bisa Hemat Devisa Rp 26 Triliun per Tahun

Dengan dibangunnya KEK Batam Aero Technic diperkirakan akan menghemat devisa 65 persen-70 persen dari kebutuhan MRO dari maskapai penerbangan nasional atau senilai Rp 26 triliun per tahun.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan Indonesia siap menerima investasi untuk pengembangan industri semikonduktor, digital talent, serta berbagai usulan proyek yang telah dibahas pada kunjungan kerja di Washington DC beberapa waktu yang lalu.

Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Batam guna meninjau langsung perkembangan KEK Batam Aero Technic (BAT) dan KEK Nongsa Digital Park (NDP), bersama Duta Besar Kanada untuk Indonesia Nadia Burger dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y. Kim.

Kunjungan bersama tersebut dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional terus dilakukan Pemerintah, salah satunya dengan meningkatkan iklim investasi dan bisnis di Indonesia, termasuk pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Pertama kunjungannya ke Kawasan Ekonomi Khusus Batam Aero Technic. Tadi kita tinjau fasilitas yang ada. Dan ditambahkan bahwa kedepan dibutuhkan kerja sama untuk engine maintenance, saat ini kami sedang bicara dengan General Electric dan kami mengarahkannya ke BAT. Engine maintenance ini sangat diperlukan, apalagi Batam Aero Technic  memiliki 600 engine. Jadi itu sudah captive market sendiri,” ungkap Menko Airlangga, dikutip dari keterangan Kemenko perekonomian, Sabtu (5/11/2022).

Dalam jangka menengah, KEK BAT diharapkan mampu menangkap berbagai peluang dari pasar Asia Pasifik yang memiliki sekitar 12.000 unit pesawat dan nilai bisnis sebesar USD100 miliar pada tahun 2025.

Dengan dibangunnya BAT ini diperkirakan akan menghemat devisa 65 persen-70 persen dari kebutuhan MRO dari maskapai penerbangan nasional atau senilai Rp 26 triliun per tahun.

Sementara itu dalam bidang MRO, terdapat potensi kemitraan strategis dengan beberapa perusahaan dari AS dan Kanada seperti Goodrich, Rockwell Collins, Proponent, Collins Aerospace, Boeing, Teledyne Technologies, Meggitt, Honeywell, dan Hamilton Sundstrand.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Terintegrasi dengan Bandara Hang Nadim

Lebih lanjut, KEK BAT beroperasi sebagai KEK berdasarkan PP Nomor 67 Tahun 2021 dan berfokus pada kegiatan industri berbasis Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) pesawat udara serta logistik.

Menko Airlangga beserta rombongan juga berkesempatan melihat langsung perkembangan di KEK BAT berupa beberapa hanggar baru dan component shop.

KEK BAT sendiri telah terintegrasi dengan Bandara Hang Nadim dan membuat KEK BAT terhubung dengan berbagai fasilitas seperti runway pesawat, penyediaan bahan bakar pesawat, hingga air dan listrik yang mampu melancarkan aktivitas industri MRO yang dilakukan.

Dengan luas lahan KEK BAT sebesar 30 hektare, saat ini sudah digunakan 60 persen dari total luas lahannya. Dari total komitmen investasi sebesar Rp7,29 triliun s.d. 2023, sampai saat ini telah terealisasi sebesar Rp567 miliar dan telah menyerap 1.404 tenaga kerja dari target 9.976 tenaga kerja di tahun 2030.

3 dari 4 halaman

Menko Airlangga Tinjau KEK Batam Aero Technic: Mampu Tangani 44 Pesawat Bersamaan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Batam, pada Rabu (27/4/2022). Dalam kunjungan kerja ini, Menko Airlangga berkesempatan untuk meninjau KEK Batam Aero Technic (BAT) dan KEK Nongsa Digital Park (NDP).

Kunjungan tersebut selain untuk meninjau langsung kemajuan pembangunan sejak ditetapkannya kedua lokasi tersebut sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, juga sekaligus untuk mendorong akselerasi investasi.

Kunjungan pertama dilakukan Menko Airlangga ke KEK BAT yang beroperasi sebagai KEK berdasarkan PP Nomor 67 Tahun 2021 dan berfokus pada kegiatan industri berbasis Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) pesawat udara serta logistik.

“Kami meninjau KEK terkait MRO, dibandingkan dengan kunjungan pada Juni 2021 lalu, sekarang sudah ada progres terutama dari pembangunan hanggar yang baru, dan terlihat juga kapasitas maintenance meningkat. Tentunya yang penting adalah jumlah tenaga kerja yang meningkat menjadi 3.000 orang, terdiri dari 1.500 insinyur/sarjana teknik, dan sisanya teknisi atau mekanik,” papar Menko Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Rabu (27/4/2022).

Dari luasan KEK BAT sebesar 30 hektare akan dibangun dalam 4 tahapan, sementara itu investasi yang akan masuk sampai 2030 ditargetkan sebesar Rp7,29 triliun dan sudah terealisasi ± Rp 3 triliun hingga April 2022. Penyerapan tenaga kerja di 2030 ditargetkan hingga sebanyak 9.976 orang, dan sudah terealisasi sebanyak 1.474 orang hingga April 2022 ini.

“Selain itu, kalau industri MRO itu pencapaian target investasinya berdasarkan jumlah pesawat yang lagi di-repair dan saat ini kelihatan kapasitasnya bertambah dan sudah mampu menangani 44 pesawat pada saat yang bersamaan,” ungkap Menko Airlangga.

Menko Airlangga juga menjelaskan, dengan dibangunnya BAT ini diperkirakan akan menghemat devisa 65%-70% dari kebutuhan MRO dari maskapai penerbangan nasional senilai Rp26 triliun/tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri.

HM.4.6/214/SET.M.EKON.3/4/2022 “Dalam jangka menengah diharapkan mampu menangkap peluang dari pasar Asia Pasifik yang memiliki sekitar 12.000 unit pesawat, dan bernilai bisnis sekitar US$100 miliar pada 2025. Biaya akan bersaing dengan negara tetangga, dengan air traffic yang besar, dengan lokasi Batam yang strategis,” jelas Menko Airlangga.

4 dari 4 halaman

Investasi KEK

Kunjungan kemudian dilanjutkan ke KEK NDP yang memiliki luas 166,45 hektare dan beroperasi sebagai KEK melalui PP Nomor 68 Tahun 2021 serta dikembangkan untuk berbagai kegiatan yang antara lain mencakup Riset, Ekonomi Digital, dan Pengembangan Teknologi serta Pariwisata, Pendidikan, dan Industri Kreatif.

Target total investasi untuk KEK ini yakni sebesar Rp39 triliun, yang terdiri atas investasi pembangunan kawasan sebesar Rp1,3 triliun dan investasi pelaku usaha sebesar Rp37,7 triliun. Sementara itu, target penyerapan tenaga kerja sebesar 16.500 orang di 2040, dan telah berhasil terealisasi hingga 1.070 orang pada akhir 2021.

“Di sini, kita melihat progres dari industri animasi, dan sejak diberikannya status KEK pada Juni 2021 lalu, sudah terlihat ada 11 perusahaan Data Center yang berkomitmen berinvestasi senilai sekitar Rp14 triliun, dan kebutuhan tenaga listriknya yaitu di atas 125 MW. Pemerintah akan terus mendorong supaya NDP bisa merealisasikan investasinya dalam waktu dekat ini. Target investasi di NDP yakni sekitar Rp60 triliun, tapi yang disanggupi baru Rp40 triliun, jadi kita lihat secara bertahap antara Rp40-Rp60 triliun,” tutur Menko Airlangga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.