Sukses

Apa Sanksi Berat yang Dijatuhkan AS dan Sekutu ke Rusia, Ini Daftarnya

Berikut rangkuman sanksi AS dan negara lainnya ke Rusia setelah negara ini menyerang Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta Ada konsekuensi besar yang ditanggung usai Rusia menyerang Ukraina. Imbas keputusan Presiden Vladimir Putin ini, negara-negara di seluruh dunia memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina..

Uni Eropa, Jepang, Australia, Selandia Baru dan Taiwan semuanya menyerang Rusia dengan sanksi terbaru. Para negara ini kompak mengutuk serangan militer Rusia ke Ukraina yang berlangsung selama 24 jam terakhir.

Pada hari Kamis, Amerika Serikat dan Inggris mengeluarkan lebih banyak tindakan terhadap Rusia karena para pemimpin kedua negara mengutuk tindakan Putin.

Rusia dalam beberapa hal telah membayar harga mahal untuk agresinya. Pasar saham dan mata uang negara itu merosot minggu ini setelah keputusan Putin keluar. 

Ukraina juga mendesak Barat untuk melarang Rusia dari SWIFT, jaringan keamanan tinggi yang memfasilitasi pembayaran di antara 11.000 lembaga keuangan di 200 negara.

Dan awal pekan ini, Jerman menghentikan sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 menyusul tindakan Moskow.

Masih ada lagi beberapa sanksi berat dijatuhkan terhadap Rusia vs Ukraina. Berikut rangkuman sanksi AS ke Rusia dan negara lainnya, melansir laman CNN, Jumat (25/2/2022).

Uni Eropa

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku akan meminta pertanggungjawaban Rusia. Dan berjanji menerapkan sanksi besar yang bisa mempengaruhi ekonomi Rusia dan elit politiknya.

"Kami akan meminta pertanggungjawaban Kremlin," kata von der Leyen.

Sanksi tersebut ditujukan untuk memukul sektor keuangan, energi dan transportasi Rusia, dan termasuk kontrol ekspor dan larangan pembiayaan perdagangan.

Von der Leyen mengatakan mereka sekarang menargetkan 70 persen dari sektor perbankan Rusia dan perusahaan milik negara utama, dan berusaha membuat "tidak mungkin bagi Rusia untuk meningkatkan kilang minyaknya."

"Kami juga menargetkan elit Rusia dengan membatasi simpanan mereka sehingga mereka tidak dapat menyembunyikan uang mereka lagi di tempat yang aman di Eropa," tambahnya.

Sanksi juga berusaha membatasi akses Rusia ke teknologi sensitif, serta komponen dan peralatan pesawat.

Jepang

Jepang akan memberlakukan serangkaian sanksi yang menargetkan lembaga keuangan, organisasi militer, dan individu Rusia sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.

Ini disampaikan langsung Perdana Menteri Fumio Kishida. Sanksi yang diberikan termasuk pembekuan aset individu Rusia dan lembaga keuangan tertentu sementara juga melarang ekspor ke organisasi militer Rusia.

"Menanggapi situasi ini, kami akan memperkuat tindakan sanksi kami dengan bekerja sama erat dengan G7 dan komunitas internasional lainnya," kata Kishida dalam konferensi pers, Jumat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Negara Lainnya

Australia

Pemimpin Australia mengatakan mereka akan "mulai menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap oligarki, yang bobot ekonominya memiliki arti strategis bagi Moskow dan lebih dari 300 anggota Duma Rusia, parlemen mereka."

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan jika Canberra juga bekerja dengan Amerika Serikat untuk menyelaraskan sanksi terhadap individu dan entitas utama Belarusia yang terlibat dalam agresi.

Australia memberlakukan larangan perjalanan dan sanksi keuangan yang ditargetkan pada delapan anggota Dewan Keamanan Federasi Rusia.

Selandia Baru

Selandia Baru melarang ekspor barang ke militer Rusia dan pasukan keamanan sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan Jumat bahwa mereka akan memotong perdagangan dengan Rusia dan memberlakukan larangan perjalanan terhadap pejabat Rusia karena terus menyerukan kembalinya dialog diplomatik untuk menyelesaikan krisis.

"Di sini dan sekarang kita perlu mengambil tindakan segera," kata Ardern dalam konferensi pers di Wellington.

"Ini adalah penggunaan kekuatan militer dan kekerasan secara terang-terangan yang akan merenggut nyawa tak berdosa dan kita harus melawannya," kata dia.

Taiwan

Taiwan mengaku akan bergabung memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia, tanpa merinci tindakan mana yang sedang dipertimbangkan.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan mereka "sangat mengutuk" keputusan Rusia untuk memulai perang melawan Ukraina. Hal ini menimbulkan ancaman serius terhadap tatanan internasional berbasis aturan.

Keputusan untuk menjatuhkan sanksi dibuat "untuk memaksa Rusia menghentikan agresi militernya terhadap Ukraina, dan memulai kembali dialog damai di antara semua pihak terkait sesegera mungkin," tambah kementerian itu.

Taiwan adalah pemimpin global dalam produksi semikonduktor.

 

3 dari 3 halaman

Amerika Serikat

Presiden AS Joe Biden sudah pasti memberikan respons keras terhadap Rusia. "Putin memilih perang ini."

Negara ini langsung mengeluarkan sanksi baru termasuk memblok ekspor teknologi, inti dari pendekatan Biden yang katanya akan sangat membatasi kemampuan Rusia untuk memajukan militernya.

Gedung Putih mengatakan sanksi termasuk pembatasan di seluruh Rusia pada semikonduktor, telekomunikasi, keamanan enkripsi, laser, sensor, navigasi, avionik dan teknologi maritim.

Washington juga menerapkan sanksi terhadap bank-bank Rusia, dan yang digambarkan sebagai "miliarder korup" dan keluarga mereka yang dekat dengan Kremlin.

13 perusahaan milik negara yang banyak berbisnis di Amerika Serikat, termasuk raksasa energi Gazprom dan Sberbank, lembaga keuangan terbesar Rusia dipastikan akan terimbas.

Gedung Putih juga berjanji untuk memberikan sanksi kepada dua lusin individu dan perusahaan Belarusia, yang meliputi "dua bank milik negara Belarusia yang signifikan, sembilan perusahaan pertahanan, dan tujuh pejabat dan elit yang terkait dengan rezim."

Inggris

Inggris akan memberikan sanksi kepada 100 individu dan entitas sebagai bagian dari sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pidatonya di parlemen, mengatakan tujuannya adalah "untuk mengecualikan bank-bank Rusia dari sistem keuangan Inggris."

Pembekuan aset akan dikenakan pada bank negara Rusia VTB, menyusul sanksi lima bank Rusia sebelumnya.

Perusahaan negara dan swasta Rusia juga akan dicegah dari penggalangan dana di Inggris. Selain itu, 100 individu dan entitas akan dibekukan asetnya, menambahkan bahwa ini termasuk "semua produsen utama yang mendukung mesin perang Putin."

Johnson juga mengatakan bahwa "tidak ada yang salah" dalam hal menutup akses Rusia ke SWIFT.

Inggris akan melarang maskapai nasional Rusia, Aeroflot, dan menerapkan sanksi kepada Belarus atas perannya dalam serangan di Ukraina.

Ke depan, Inggris juga berharap untuk membawa undang-undang pada awal minggu depan, untuk melarang ekspor teknologi tertentu ke Rusia. "Terutama "di sektor-sektor termasuk elektronik, telekomunikasi, dan kedirgantaraan," menurut Johnson.

Dan dia menguraikan rencana untuk membentuk sel khusus baru di Badan Kejahatan Nasional negara itu untuk menargetkan sanksi, penghindaran, dan aset Rusia yang korup yang disembunyikan di Inggris.

"Kami akan melanjutkan misi tanpa belas kasihan untuk memeras Rusia, dari ekonomi global, sepotong demi sepotong. Hari demi hari, dan minggu demi minggu," kata Johnson kepada anggota parlemen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.