Sukses

Cerita Sri Mulyani Hadapi 2 Kali Krisis Ekonomi Ketika Menjabat Menkeu

Krisis ekonomi global tahun 2008 pernah dihadapi Sri Mulyani yang kala itu juga menjabat sebagai Menteri Keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Krisis ekonomi global tahun 2008 pernah dihadapi Sri Mulyani yang kala itu sebagai Menteri Keuangan. Pada pemerintahan Presiden SBY sektor keuangan bank dan non bank terpukul.

Pada kepemimpinan selanjutnya, Sri Mulyani kembali dipercaya sebagai Menteri Keuangan oleh Presiden Joko Widodo. Pada periode kedua ini Sri Mulyani kembali dihadapkan oleh krisis ekonomi akibat Pandemi Covid-19.

"Kita ini kan enggak pernah memilih, mau jadi Menteri Keuangannya kapan," kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (24/7).

Sri Mulyani mengaku pengalaman berhadapan dengan krisis membuatnya menjadi semakin matang. Dia juga makin fasih dalam mengambil langkah kebijakan. Meskipun dua krisis ini menghantam sektor yang berbeda.

Krisis tahun 2008 dampaknya pada perbankan, sektor riil dan perusahaan yang kolaps. Sehingga pemeirntah saat itu berjaga agar perusahaan atau korporasi tidak tumbang.

Sementara itu, pada krisis ekonomi kali ini mengancam kesehatan manusia. Faktor kesehatan menjadi faktor utama yang membuat orang berdiam diri di rumah. Sehingga aktivitas ekonomi melambat bahkan beberapa terpaksa berhenti.

"Ini beda sekali karena semua banyak kena duluan akibat orang enggak keluar rumah," kata Sri Mulyani.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berbekal Pengalaman

Akibat yang ditimbulkan pun seperti efek domino. Sehingga banyak hal yang perlu ditangani badan diantisipasi. Pemerintah pun telah memberikan sejumlah kebijakan untuk menahan perlambatan ekonomi. Mulai dari memberikan sembako, memberikan restrukturisasi kredit, menurunkan suku bunga dan sebagainya.

Sri Mulyani mengatakan pengalaman ini juga membuat pemerintah Indonesia selangkah di depan dalam mengambil keputusan. Saat negara-negara lain baru akan mengumumkan kebijakan yang diambil, Pemerintah Indonesia sudah memutuskan kebijakan yang diambil.

"Pengalaman penanganan krisis ini memberikan kita mengalami kecepatan dalam krisis, meskipun kita sturgle, ini nanti gimana," kata dia.

"Jadi landasan hukum ini baik karena semua belajar dari krisis sebelumnya. Kita enggak sempurna tapi kita akan terus evaluasi dan adaptasi," tambahnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.