Sukses

Keluhan Pedagang Pasar Soal Daging Murah KJP

Omzet pedagang pasar tradisional tipis akibat adanya kemudahan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membeli daging dengan menggunakan KJP.

Liputan6.com, Jakarta - Pasokan daging murah untuk penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) lagi-lagi dikeluhkan oleh pedagang daging sapi di pasar tradisional satu hari jelang memasuki bulan puasa. Pedagang berpendapat, jumlah pembeli seret akibat adanya kemudahan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut.

Hal itu diutarakan oleh Tono (43), seorang pedagang daging sapi lokal di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta. Menurutnya, pembeli lebih menyukai merogoh koceknya untuk daging sapi murah KJP dibanding yang dijual pedagang biasa sepertinya.

"Masih sepi pembeli, mas. Daging kita yang sekitar Rp 100 ribuan per kg kalah sama yang dijual pemerintah," curhatnya kepada Liputan6.com di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Liputan6.com pun coba mengamati proses pemberian daging sapi untuk para pemilik KJP. Benar saja, antrian mengular panjang, demi bisa mendapatkan daging sapi murah Rp 35 ribu per kg.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Antrian Beli Beras

Tidak hanya daging sapi saja, warga pemegang KJP juga bisa mengantongi beras kualitas premium Rp 30 ribu per sak 5 kg tiap bulannya.

Ada juga daging ayam Rp 8 ribu per kg, ikan kembung Rp 13 ribu per kg, telur ayam Rp 10 ribu isi 15 butir, dan susu UHT Rp 30 ribu isi 24 pak.

Terkait harga daging sapi di pasar tradisional, Liputan6.com coba mencari informasi lebih lanjut. Masih di Pasar Kebayoran Lama, dua pedagang yakni Alba (45) dan Abdul Malik (57) kompak menyebutkan, harga daging sapi lokal yang mereka jual masih sama seperti sebelumnya, Rp 115 ribu per kg.

Meskipun belum dilanda kenaikan, Abdul Malik berujar, dagangannya pada saat memasuki Ramadan kali ini terbilang lebih sepi dibanding tahun sebelumnya.

"Lebih ramai tahun kemarin. Kalau sekarang sih enggak ramai, sepi malah," keluh dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini