Sukses

Arus Barang di JICT Lambat, Pengusaha Ingin Kompensasi

Keterlambatan produktifitas di JICT sebagai dampak dari peralihan tenaga outsourcing operator peralatan bongkar muat.

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha pelayaran yang tergabung dalam Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) menyoroti lambatnya pelayanan PT Jakarta International Container Terminal (JICT) di Pelabuhan Tanjung Priok karena dinilai mengganggu pelayanan arus barang.

Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto menyayangkan lambatnya kinerja di JICT menyebabkan pelayanan terhadap kapal-kapal di pelabuhan terlambat cukup lama, dari empat jam hingga 44 jam. Akibatnya, perusahaan pelayaran dan pengguna jasa terkait lainnya menanggung kerugian yang tidak sedikit.

"Semestinya ada kompensasi yang sesuai untuk perusahaan pelayaran yang alami kerugian akibat lambannya kinerja JICT," ujar dia dalam keterangannya, Kamis (11/1/2018).

Lain itu, pelambatan kinerja ini juga akan membuat pelayaran internasional memberikan catatan minus bagi kinerja JICT. Bahkan, jika lambannya produktifitas JICT terjadi berlarut-larut tentunya akan berdampak besar pada kelancaran rantai pasok.

Keterlambatan produktifitas di JICT sebagai dampak dari peralihan tenaga outsourcing operator peralatan bongkar muat jenis Rubber Tyred Gantry Crane (RTGCC) dari PT Emco Logistic menjadi PT Multi Tally Indonesia (MTI).

Menurut Carmelita, sebelum dilakukan peralihan operator alat berat, JICT semestinya melakukan persiapan matang baik dari sisi SDM bongkar muat yang mumpuni, maupun persiapan teknis lainnya.

Persiapan itu misalnya, pengalihan operator alat bongkar muat kepada operator baru dilakukan bertahap dan melibatkan operator dengan SDM yang berpengalaman.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

JICT Diminta Perbaiki Layanan

Carmelita yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan turut mempertanyakan peralihan operator bongkar muat di JICT yang berlangsung pada saat hari kerja atau pada saat arus barang cukup tinggi.

Menurut dia, jika peralihan operator di JICT dilakukan secara bertahap dengan sumber daya manusia (SDM) berpengalaman dan dilakukan pada saat arus barang tidak terlalu tinggi, tentunya keterlambatan pelayanan di JICT akan dapat dihindari.

Carmelita mengharapkan, perbaikan produktifitas di JICT dapat dilakukan secepatnya untuk menghindari kondisi yang lebih buruk.

Perbaikan produktifitas juga perlu secepatnya dilakukan di JICT, mengingat PT Indonesia Port Corporation (IPC) selaku operator Pelabuhan Tanjung Priok dan Kementerian Perhubungan tengah berupaya mendatangkan pelayaran internasional untuk melakukan pelayaran melalui Tanjung Priok.

“Mata dunia pelayaran internasional akan memandang buruk jika kinerja JICT tidak segera diperbaiki. Akibatnya, rencana mendatangkan kapal-kapal besar dari pelayaran internasional oleh IPC dan Kemenhub untuk merapat di Pelabuhan Tanjung Priok akan sulit," tegas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.