Mengenal Tahura Juanda yang Simpan Banyak Koleksi Flora dari Benua Lain

Tahura Juanda Bandung ternyata menyimpang koleksi flora yang berasal dari negara-negara lain.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 20 Okt 2022, 07:00 WIB
Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda buka kembali sejak 1 September 2021 (dok.Instagram/@tahuradjuanda.official/https://www.instagram.com/p/CSX-q1EBvym/Komarudin)

Liputan6.com, Bandung - Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda atau Tahura Juanda merupakan kawasan konservasi atau kawasan pelestarian alam. Luasnya lebih dari 500 hektare di sebelah utara Kota Bandung, terpaut sekitar tujuh kilometer saja dari pusat kota.

Secara administratif, kawasan ini masuk di tiga wilayah pemerintahan yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung.

Sesuai Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Tahura Juanda ditujukan seperti taman hutan raya lainnya, menjadi kawasan pelestarian untuk koleksi flora dan fauna, tak hanya dari Indonesia, tapi juga luar negeri.

Merujuk deskripsi koleksi dipublikasikan laman resmi tahurabandung.com, tanaman di Tahura Juanda terdiri dari tumbuhan tinggi dan tumbuhan rendah. Tumbuhan tinggi didominasi jenis pinus, sedangkan tumbuhan rendah didominasi lumut dan pakis.

Hutannya merupakan vegetasi campuran yang terdiri dari 40 famili, 112 spesies. Beberapa dari luar negeri seperti Pohon Sosis dari Afrika, Mahoni Uganda, Pinus Meksiko, Cengal Pasir dari Burma, Cedar Hodura dari Afrika Tengah, dan lain sebagainya. Tanaman dalam negeri di antaranya Pinus Bayur Sulawesi, kayu manis Jawa Barat, beringin Jawa Barat, Damar Maluku, Cemara Sumatra, dan pohon lainnya.

 

Taman hutan raya dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Selain itu, diharapkan mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan seperti  pemeliharaan tata air dan tangkapan air. 

Tahura Juanda sendiri ditetapkan melalui Keputusan Presiden atau Kepres RI Nomor 3 Tahun 1985. Saat itu, Presiden Soeharto menandatangi perubahan dari Taman Wisata Dago menjadi Tahura Juanda.

Jika merujuk keputusan tersebut, diketahui bahwa terdapat beberapa poin tujuan pembangunan Tahura Juanda, yakni pelestarian plasma nutfah flora hutan Indonesia, sarana penelitian tipe vegetasi hutan pegunungan Indonesia, sarana pendidikan, latihan dan penyuluhan.

Selain itu, jadi tempat wisata alam, menciptakan iklim mikro yang segar, dan meningkatkan fungsi hidrologis Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung yang menjadi bagian Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

Hingga kini, Tahura Juanda diketahui menjadi salah satu tujuan yang ramai dikunjungi terutama di akhir pekan oleh wisatawan dari dalam maupun luar Bandung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya