Waspadai Potensi Gelombang Tinggi di Perairan Jawa Timur

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Tanjung Perak Surabaya menyebutkan angin barat dari Asia ke Australia sehingga picu gelombang tinggi di perairan Jawa Timur.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Jan 2020, 15:30 WIB
Pulau yang memiliki gua kedalaman 4 meter terlihat di kawasan perairan di Pantai Mutiara, Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (7/9/2019). Pantai Mutiara salah satu tujuan wisata yang sedang dikembangkan kabupaten Trenggalek. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Tanjung Perak Surabaya merilis peringatan dini potensi gelombang tinggi di perairan Jawa Timur.

Hal itu berlaku pada 12 Januari 2020 pukul 07.00 WIB hingga 13 Januari 2020 pukul 07.00 WIB. Berdasarkan keterangan tertulis BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Tanjung Perak Surabaya menyebutkan, ada sirkulasi eddy di Perairan Barat Aceh. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan 4-25 knot.

Sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan 4-25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan selatan Kalimantan, Laut Jawa bagian timur, Selat Makassar, Perairan P.Sawu, Perairan Kupang-P.Rotte, Selat Sape bagian utara, Laut Sumbawa dan Laut Flores. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Selain itu tinggi gelombang 1,25-2,5 meter (sedang) dapat terjadi di Perairan Kalimantan Tengah bagian timur, Laut Jawa utara Bawean, Laut Jawa selatan Bawean, Laut Jawa barat Masalembo, Laut Jawa timur Masalembo.

Kemudian di Perairan Tuban-Lamongan, Perairan Gresik-Surabaya, Perairan Utara Madura, Perairan Kep.Sapudi, Perairan Kep.Kangean, Selat Madura bagian barat dan timur.

Sementara itu, tinggi gelombang 2,5-4 meter (tinggi) dapat terjadi di Perairan selatan Jawa Timur dan Samudra Hindia selatan Jawa Timur.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Tanjung Perak Surabaya, Rizal menuturkan, berdasarkan data dalam beberapa tahun terakhir terjadi gelombang tinggi pada Januari. Hal ini karena angin barat dari Asia ke Australia semakin dominan.

Potensi gelombang tinggi tersebut juga dipicu daerah tekanan rendah di Australia tepatnya utara Australia. Pada peringatan dini yang dikeluarkan Sabtu pekan ini, Rizal mengatakan potensi gelombang tinggi turun. "Massa udara dari Indonesia semakin cepat. Gelombang akan tinggi. Ini hal biasa terjadi pada Januari," ujar Rizal saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (11/1/2020).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Masyarakat Diimbau Berhati-hati

Rizal menuturkan, peringatan dini ini dikeluarkan agar masyarakat lebih hati-hati terutama kepada nelayan yang ingin melaut.

“Kapal nelayan di bawah 5 GT untuk berhati-hati. Kalau ke tengah perairan Jawa untuk ditunda kegiatan (melaut-red). Di selatan Jawa Timur bisa ketinggian (gelombang-red) tiga meter. Lima hari ke depan bisa tiga meter,” tutur dia.

Oleh karena itu, ia mengimbau nelayan dan wisatawan yang ingin ke laut terutama di selatan Jawa Timur untuk menunda kegiatannya. “Perairan di selatan Jawa Timur itu mulai dari pesisir pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Jember dan Banyuwangi berpotensi gelombang tinggi,” ia menambahkan.

Adapun BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Tanjung Perak Surabaya mengimbau untuk memperhatikan risiko terhadap keselamatan pelayaran:

1.Perahu Nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter).

2.Kapal Tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter).

3. Kapal Fiber (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2 meter).

4. Kapal Ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya