Bedanya Pengusaha Era 70-an dengan Masa Kini versi Wapres JK

Para pengusaha untuk turut memperhatikan aspek-aspek lingkungan hidup dalam kegiatan bisnisnya.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Mar 2015, 11:31 WIB
Jusuf Kalla (Dok. Liputan6.com/Abdul Aziz Prastowo)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menekankan sudah saatnya para pengusaha untuk turut memperhatikan aspek-aspek lingkungan hidup dalam kegiatan bisnisnya.

Dia mencontohkan, ketika era 1960-1970-an, masyarakat banyak menganggap bahwa pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang mampu mengeruk kekayaan hutan meski harus merusak ekosistem hutan yang ada.

"Pada 1960-1970-an, yang dimaksud dengan pengusaha hebat adalah dia yang menghabisi hutan dan pohon-pohon di negeri ini, dia yang hebat dan dibangga-banggakan," ujarnya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (3/3/2015).

Hal ini lantaran pengusaha-pengusaha tersebut memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara meski berakibat pada kerusakan hutan. "Membabat dengan berbagai macam cara. Dia adalah champions of industry, pembayar pajak yang dibanggakan," lanjutnya.

Namun pada masa sekarang, pengusaha semacam itu justru menjadi musuh negara dan masyarakat di seluruh dunia seiring dengan munculnya kesadaran akan keberlangsungan ekosistem lingkungan hidup.

"Sekarang orang seperti itu menjadi musuh bersama. Dulu dari cerobong asap hitam menandakan kemajuan sebuah kota seperti di Jerman, Glasgow, sekarang jadi musuh bersama. Dulu orang tangkap ikan dengan bom, sekarang jadi musuh Ibu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan)," tandasnya. (Dny/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya