Sukses

Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri dan Denny JA Ciptakan Lompatan Besar Dunia Puisi Indonesia

Lompatan itu artinya ketiga penyair tersebut melahirkan karya yang berbeda dengan generasi sebelumnya sehingga memberi warna tersendiri kepada kesusastraan Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar dalam karyanya.

Ketiga penyair itu adalah Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bahri, dan Denny JA. Lompatan itu artinya ketiga penyair tersebut melahirkan karya yang berbeda dengan generasi sebelumnya sehingga memberi warna tersendiri kepada kesusastraan Indonesia.

Ipit mengatakan pengamatannya tersebut pada wawancara bertajuk Ngobrol Bareng Penulis yang tayang pekan ini di kanal SatupenaTV di YouTube. Menurut Doktor Sosiologi Antropologi dari UNPAD ini, Chairil Anwar pada zamannya berani mendobrak struktur puisi ketika itu.

"Dia menulis puisi secara bebas. Tidak terikat pada pakem-pakem pola pantun. Chairil keluar dari kebiasaan itu. Hal ini sangat jelas terlihat pada karya Chairil Anwar," Ipit mengulas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sutardji Calzoum Bahri

Penyair kedua yang melakukan lompatan besar dalam berkarya adalah Sutardji Calzoum Bahri. Ketika itu apa yang dilakukan oleh Sutardji sangat spektakuler dan menggemparkan.

Menurut dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini, Sutardji berusaha mengatasi pengaruh Chairil Anwar dengan kembali ke semangat mantra.

"Puisi yang ditulis Sutardji terlihat lekat dengan mantra, yang meniru bunyi-bunyian yang kadang-kadang tidak mengandung arti. Di sini kelihatan sekali Sutardji menghindari kata-kata hanya sebagai saluran ide," Ipit menerangkan.

 

3 dari 4 halaman

Denny JA

Penyair terakhir sampai saat ini yang melakukan lompatan besar dalam karyanya adalah Denny JA. Menurut Ipit, Denny menulis dan menawarkan gagasan puisi esai yang ditulisnya.

"Perbedaan utama puisi esai dengan puisi sebelumnya adalah Denny membaurkan antara fiksi dan fakta dalam badan puisi atau pun dalam catatan kaki. Gagasan puisi esai ini terus menggelinding sampai sekarang dan makin banyak orang menulis puisi esai," kata Ipit.

 

4 dari 4 halaman

Program Ngobrol Bareng Penulis

Program Ngobrol Bareng Penulis sudah berlangsung 2 tahun lebih. Setiap bulan ada dua penulis yang diwawancarai oleh Jonminofri dan Amel Fitriani yang menjadi host pada program yang ditayangkan di kanal SatupenaTV.

Sampai saat ini sudah 100 profil penulis direkam dan ditayangkan melalui SatupenaTV. Sebagian di antaranya dalam bentuk liputan ke rumah penulis. Mereka adalah Sutardji Calzoum Bachri, Butet Kartaredjasa, dan Remmy Silado.

Selain itu, SatupenaTV juga membuat profil penulis dalam bentuk dokumenter seperti Sutan Takdir Alisjahbana, Mochtar Lubis, Chairil Anwar, dan Buya Hamka.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini