Sukses

Rumor Rambo 5 Bakal Lawan ISIS Langsung Dibantah, Kenapa?

Kenapa Hollywood mungkin sadar melawan ISIS di Rambo 5 tampak sebagai bukan langkah bijak?

Liputan6.com, Los Angeles Dari ajang Comic-Con di San Diego pekan lalu, muncul kabar kalau Sylvester Stallone yang tengah menggarap Rambo 5 mengatakan, sang jagoan bakal melawan ISIS di film kelima nanti.

Kabar itu beredar kencang di dunia maya Senin (13/7/2015) kemarin waktu AS. Selasa (14/5/2015) kemarin rumor itu langsung dibantah perwakilan Stallone. Kepada Rollingstone AS, perwakilan Stallone malah bilang sang bintang tak menghadiri Comic-Con. "Sylvester Stallone tak berada di acara Comic-Con 2015, dan tentu saja tak ada pernyataan resmi darinya di acara itu," bilang perwakilan Stallone. Katanya juga, "Semua laporan (tentang Rambo 5 lawan ISIS) tidak akurat."

Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Sangaji)

Berbagai media kemarin mengutip Stallone di ajang Comic-Con yang mengumumkan kisah Rambo 5 bakal bersetting mengenai konflik di Irak dan Suriah, serta ISIS jadi musuh utama. "Kami punya tim yang melakukan survey ke Irak dan Suriah, tempat ISIS bercokol," kata Stallone, 69 tahun, di panel Comic-Con. "Kami bekerjasama dengan warga lokal untuk memberi suguhan aksi Rambo paling menegangkan dan realistis."

baca juga: Sylvester Stallone Umumkan Judul Film Rambo Terakhir

Tentu saja, jika yang dikatakan Stallone memang demikian adanya, Rambo 5 yang sudah punya judul resmi Rambo: Last Blood bakal menjanjikan aksi yang tak hanya seru, tapi juga relevan dengan situasi politik global saat ini.

Namun, kabar itu rupanya langsung dibantah. Pertanyaannya kemudian, kenapa pihak Stallone langsung membantah kisah melawan ISIS di Rambo 5?

Sylvester Stallone bakal tampil kembali di film kelima Rambo bertajuk Rambo: Last Blood sekaligus menjadi sutradaranya.

Pertama yang harus diingatkan kembali adalah, franchise Rambo sudah berkembang jadi juru bicara kedigdayaan militer Amerika lewat sinema. Lewat Rambo, Amerika menunjukkan taringnya sebagai polisi dunia.

Padahal, bila Anda masih ingat, film Rambo pertama (yang tak diberi judul Rambo, melainkan First Blood, rilis 1982) justru berlatar tanah Amerika. Sekembali dari perang Vietnam sebagai veteran, John Rambo justru harus menghadapi petugas hukum negeri sendiri yang menganggapnya kriminal.

Di film Rambo kedua (judul resmi: Rambo: First Blood Part II, rilis 1985), John Rambo mulai beraksi atas nama Amerika. Ia kembali ke Vietnam membebaskan tawanan perang. Film itu seolah pernyataan dari Hollywood, meski Amerika kalah perang di Vietnam, di film mereka menang.

Film Rambo ketiga atau Rambo III (1988), sang jagoan bertugas membantu gerilyawan Mujahiddin Afghanistan melawan penjajah Uni Soviet. Film itu rilis di tengah ketegangan Perang Dingin yang masih berkecamuk. AS ingin mengatakan, mereka membela rakyat Afghanistan sambil melawan Soviet. Langkah Rambo sesuai kebijakan luar negeri AS yang memang waktu itu mempersenjatai Mujahiddin.

baca juga: Sylvester Stallone Berencana Sutradarai Rambo 5

Di Rambo 4 atau diberi judul Rambo (2008) saja, sang jagoan beraksi di Myanmar. Lawannya adalah rezim militer yang berkuasa di Myanmar. Selepas Perang Dingin usai, AS sebetulnya direpotkan oleh teroris atas nama Islam yang berpuncak dengan tragedi 11 September 2001. AS juga sibuk berperang atas nama melawan teroris di Afghanistan dan Irak.

Namun, Myanmar, sebuah negara kecil dan tak penting bagi AS jadi pilihan aman. Hollywood tampaknya tak menganggap Myanmar bakal membalas bila dijelekkan lewat film.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hollywood Takut ISIS?

Kenapa Hollywood Mungkin Takut pada ISIS?

ISIS sebetulnya juga bukan negara yang berdaulat meski menguasai sebagian Irak dan Suriah. Namun, ISIS dianggap kelompok teroris paling berbahaya saat ini bagi negeri Paman Sam. Sejumlah warga AS dan Barat lainnya sudah dipenggal ISIS yang menuntut tebusan mereka. Selain itu, ISIS telah menginspirasi teroris individual di negara-negara Barat untuk melakukan aksi teror.

Nah, hal terakhir ini yang tampaknya perlu bikin pembuat Rambo 5 khawatir. Simpatisan ISIS di negeri-negeri Barat bisa mengacaukan proses pembuatan film Rambo 5.

Sylvester Stallone, yang kebetulan menulis naskahnya sendiri, menyebut kalau filmnya kali ini bakal terasa seperti No Country for Old Men.

Perlu diketahui, penghasilan utama Hollywood saat ini berasal dari pasar luar negeri, 70 persen berbanding 30 persen. Oleh karena itu, mereka tak berani menjelekkan Tiongkok yang merupakan pasar penonton film terbesar di dunia. Biasanya negara kecil yang mereka jadikan sasaran ejek. Contoh teranyar, Sony Pictures memutuskan menjelekkan Korea Utara, sebuah negara totaliter yang terisolir, sebagai bahan olok-olok di The Interview. Namun demikian, Sony Pictures juga tak mengira ternyata Korea Utara bakal bereaksi begitu keras hingga meretas jaringan komputer studio film tersebut.

Hacker yang menyerang Sony Pictures tampaknya jadi pelajaran berharga bagi Hollywood. Mereka tak bisa lagi main-main dengan negara kecil yang dikira takkan melawan atau kelompok teroris yang punya simpatisan di seluruh dunia.

Ilustrasi ISIS

baca juga: Sylvester Stallone Siap Syuting Rambo 5

Lalu, siapa yang bakal diberangus Rambo di film kelimanya nanti?

Sebetulnya, Juni tahun lalu, seperti diwartakan Sydney Morning Herald, muncul pernyataan resmi dari Splendid Films, perusahaan film berbasis di Jerman. Bos perusahaan film itu mengabarkan Stallone sedang mulai mengerjakan film Rambo 5. Ia akan membintangi sekaligus menulis skenarionya.

"Di Rambo 5, Sylvester Stallone bakal kembali membintangi perannya yang melegenda. Kali ini ia akan melawan kartel Meksiko. Stallone menyebut film Rambo baru ini sebagai versinya dari No Country for Old Men," demikian pernyataan resmi waktu itu. Hm, gembong narkoba dari Meksiko tampaknya pilihan lebih aman. (Ade/Rul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini