Sukses

Perusahaan Donald Trump Laporkan Dugaan Short-Selling, Sahamnya Naik 3%

Saham Trump Media fluktuatif dan berada di hampir setengah harga penutupan debutnya pada 26 Maret sebesar USD 57,99.

Liputan6.com, Jakarta Saham perusahaan media dan teknologi Donald Trump naik lebih dari 3% pada hari Jumat (19/4) waktu setempat.

Mengutip Channel News Asia, Minggu (21/4/2024) kenaikan saham Trump Media & Technology Group (DJT) terjadi setelah mereka meminta bursa Nasdaq untuk membantu mencegah dugaan manipulasi pasar.

Trump Media & Technology Group menulis surat kepada CEO Nasdaq Adena Friedman yang memperingatkan bursa akan potensi manipulasi pasar di saham, menurut pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS).

Dalam beberapa waktu terakhir, saham Trump Media fluktuatif dan berada di hampir setengah harga penutupan debutnya pada tanggal 26 Maret sebesar USD 57,99.

Dalam surat tersebut, CEO Trump Media dan mantan anggota Kongres Devin Nunes menyatakan bahwa short-selling adalah penyebab dari munculnya dugaan manipulasi.

Short sell melibatkan peminjaman saham untuk dijual dengan harapan harga akan turun, kemudian membeli kembali saham tersebut dan mengantongi selisihnya.

Praktik short-selling yang umumnya ilegal di Amerika Serikat, melibatkan penjualan saham tanpa meminjamnya terlebih dahulu atau menentukan bahwa saham tersebut dapat dipinjam, sehingga menimbulkan risiko bahwa penjual mungkin tidak dapat menyerahkan saham tersebut.

"Laporan menunjukkan bahwa, pada 3 April 2024, DJT 'sejauh ini' merupakan saham AS yang paling mahal untuk dijual, yang berarti bahwa pialang memiliki insentif finansial yang signifikan untuk meminjamkan saham yang tidak ada," kata Nunes dalam surat tersebut, mengutip laporan CNBC mulai 3 April.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Laporan Indikasi

Nunes tidak memberikan bukti praktik short-selling ini namun mencatat bahwa pada tanggal 17 April, DJT berada dalam daftar ambang batas Reg SHO Nasdaq, yang menurutnya merupakan indikasi aktivitas perdagangan yang melanggar hukum.

Daftar tersebut terdiri dari sekuritas yang gagal diselesaikan selama lima hari berturut-turut, yang dapat mengindikasikan masalah short-selling atau masalah administratif atau teknis.

Nunes tidak menuduh perusahaan atau individu tertentu melakukan short-selling, namun mencatat bahwa "data yang tersedia bagi kami menunjukkan bahwa hanya empat pelaku pasar yang bertanggung jawab atas lebih dari 60 persen volume luar biasa saham DJT yang diperdagangkan: Citadel Securities, Virtu Americas , Layanan Eksekusi G1 dan Jane Street Capital."

Sementara itu, seorang juru bicara Nasdaq mengatakan bahwa bursa tersebut "berkomitmen pada prinsip likuiditas, transparansi, dan integritas di semua pasar kami."

"Kami telah lama mendukung transparansi dalam short-selling dan telah menjadi pendukung aktif peraturan SEC dan upaya penegakan hukum yang dirancang untuk memantau dan melarang short-selling," kata juru bicara tersebut.

3 dari 3 halaman

Harga Saham Perusahaan Media Trump Merosot, Sejumlah Investor Kehilangan Setengah Dananya

Harga saham Trump Media & Technology Group merosot pada perdagangan Jumat, 12 April 2024.

Dikutip dari CNN, Sabtu (13/4/2024), harga saham pemilik Truth Sosial turun 5 persen pada perdagangan Jumat siang, 12 April 2024. Namun, pada penutupan perdagangan di jam regular, harga saham berkode DJT itu naik 0,56 persen ke posisi USD 32,59 dan catatkan kapitalisasi pasar USD 4,46 miliar.

Setelah perdagangan, harga saham DJT tergelincir 0,55 persen ke posisi USD 32,41. Pada pekan ini, harga saham DJT sempat naik 0,8 persen pada Selasa, 9 April 2024.

Harga saham Trump Media & Technology Group kini berada di bawah dari lonjakan intraday yang mencapai hampir USD 80 pada 26 Maret 2024, saat saham tersebut tercatat di Nasdaq.

Namun, siapa pun yang membeli Trump Media pada harga penutupan tertinggi USD 66,22 pada 27 Maret 2024 kini telah kehilangan lebih dari separuh uangnya.

Adapun koreksi saham terjadi seiring aksi jual besar-besaran. Hal itu juga yang kurangi kekayaan bersih mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Donald Trump memiliki 78,8 juta lembar saham di perusahaan tersebut yang hasilkan sedikit pendapatan dan kehilangan pengguna.

Pada penutupan tertinggi harga saham Trump Media, saham mantan presiden itu bernilai USD 5,2 miliar. Nilai saham itu anjlok menjadi sekitar USD 2,4 miliar.

"Truth Social menciptakan kebebasan berpendapat melawan Big Tech dengan biaya yang lebih kecil dari biaya awal dan operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan teknologi lama. Kami tidak memiliki utang, lebih dari USD 200 juta di bank, dan dukungan dari ratusan ribu investor ritel yang sangat percaya pada misi kami," ujar juru bicara Trump Media Shannon Devine dalam sebuah pernyataan kepada CNN.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.