Sukses

Kinerja Keuangan Emiten Semen Beragam pada Semester I 2023, Bagaimana Prospeknya hingga Akhir Tahun?

Berikut tanggapan analis mengenai kinerja keuangan emiten semen pada semester I 2023 dan prospek saham emiten semen.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten semen mengumumkan kinerja keuangan beragam paruh pertama tahun ini. Beberapa mencatatkan pertumbuhan baik dari sisi pendapatan maupun laba. Ada yang labanya naik meski pendapatan turun. Sebaliknya, ada pula yang labanya merosot meski penjualan naik.

Meski begitu, analis memandang optimis pada prospek emiten semen untuk paruh kedua tahun ini. Pengamat pasar modal yang juga founder Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan, penjualan semen diperkirakan tumbuh baik seiring makin bergairahnya sektor perumahan, infrastruktur, dan perekonomian nasional tahun ini.

"Rumah adalah kebutuhan primer yg terus tumbuh seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi kita. PDB kita terakhir mantap, tumbuh 5,17 persen pada kuartal II 2023," kata Wahyu kepada Liputan6.com, Senin (14/8/2023).

Dalam catatannya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,9 persen pada tahun ini dengan laju inflasi yang relatif rendah, yakni 3,3 persen. Sedangkan tingkat suku bunga juga menurun, diperkirakan 4,25 persen. Merujuk pada perkiraan tersebut, dan didukung sektor perbankan yang masih terjaga, Wahyu cukup optimistis sektor properti masih bangkit.

"Sektor properti masih bangkit, didukung perbankan yang mantap. Emiten semen masih potensial tahun ini. Walaupun tidak besar, pertumbuhan penjualan semen kemungkinan kurang dari 4 persen. Bagaimanapun skenario terburuknya, penjualan 1 persen sekalipun masih cukup baik," imbuh Wahyu.

Wahyu merekomendasikan strategi buy on weakness pada saham emiten semen, dengan rincian sebagai berikut:

SMBR - PT Semen Baturaja Tbk

Buy: 360, 350, 340

Target: 380, 400, 480, 530

SMGR - PT Semen Indonesia Tbk

Buy: 6.400, 6.000, 5.900

Target: 7.200, 7.350, 7.600

INTP - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Buy: 10.500, 10.200, 10.000, 9.800, 9.600

Target: 11.300, 11.500, 11.600, 12.000

SMCB - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk

Buy: 1.380, 1.300, 1.200, 1.160

Target: 1.600, 1.700, 1.800

CMNT - PT Cemindo Gemilang Tbk

Buy: 850, 800, 760

Target: 960, 1.000, 1.060, 1.190

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Ragam Kinerja Emiten Semen pada Semester I 2023

Sebelumnya, sejumlah emiten semen mengumumkan kinerja untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, kinerja emiten semen beragam. Sebagian mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Ada yang labanya naik meski pendapatan turun. Sebaliknya,  ada pula yang labanya merosot meski penjualan naik.

Dari sisi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) memimpin dengan kenaikan laba 345,79 persen pada paruh pertama 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 223,25 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 50,08 miliar.

Menariknya, kenaikan laba CMNT terjadi di tengah penurunan pendapatan. Pada semester I 2023, CMNT membukukan pendapatan 4,32 triliun atau turun 3,21 persen dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 4,46 triliun. Pembalikan signifikan terjadi pada pos selisih kurs.

Perseroan membukukan laba selisih kurs sebesar Rp 298,41 miliar pada semester I 2023, dibandingkan semester I 2022 di mana perseroan membukukan rugi selisih kurs hingga Rp 249,63 miliar. Alhasil, setelah memperhitungkan beban dan biaya lainnya, perseroan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 314,45 miliar atau naik 151,97 persen yoy.

 

 

3 dari 5 halaman

Indocement hingga Semen Baturaja

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)

Selanjutnya ada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang berhasil mencatatkan kenaikan laba 139,56 persen pada semester I 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 698,43 miliar dari Rp 291,55 miliar pada semester I 2023.

Kenaikan laba itu sejalan dengan kenaikan pendapatan. Pada semester I 2023, perseroan membukukan pendapatan 7,97 triliun atau naik 15,32 persen dibandingkan pendapatan semester I 2022 sebesar Rp 6,91 triliun.

PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)

Hingga paruh pertama 2023, PT Semen Baturaja Tbk membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 16,63 miliar. Laba itu naik 2,21 persen dibandingkan raihan semester I 2022 yang sebesar Rp 16,26 miliar.

Capaian laba SMBR pada semester I 2023 sejalan dengan pendapatan yang naik 2,70 persen menjadi Rp 847,09 miliar. Pada semester I tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan Rp 824,85 miliar.

4 dari 5 halaman

Semen Indonesia hingga Solusi Bangun Indonesia

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)

PT Semen Indonesia Tbk mencatatkan penurunan laba meski mengalami kenaikan dari sisi pendapatan. Pada paruh pertama tahun ini, laba perseroan susut 41,49 persen menjadi Rp 746,03 miliar. Padahal, perseroan masih membukukan laba Rp 1,28 triliun pada semester I 2022.

Penurunan laba justru terjadi saat pendapatan naik. Pada semester I 2023, perseroan membukukan pendapatan Rp 17,03 triliun atau naik 1,98 persen dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 16,7 triliun.

Namun bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan malah naik menjadi Rp 12,62 triliun dari Rp 11,92 triliun pada semester I 2022. Alhasil. laba kotor perseroan turun menjadi Rp 4,42 triliun dari Rp 4,78 triliun pada semester I 2022.

Pendapatan dan Laba Kompak Turun

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB)

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk mencatatkan kinerja yang kurang baik pada paruh pertama tahun ini. Hingga 30 Juni 2023, pendapatan perseroan susut 0,15 persen menjadi Rp 5,57 triliun.

Pada semester I tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan Rp 5,58 triliun. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 251,99 miliar. Laba ini turun 2,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 260,97 miliar.

 

5 dari 5 halaman

Koreksi Harga Batu Bara Jadi Angin Segar Emiten Semen

Sebelumnya, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia melihat prospek emiten semen masih cerah ke depan. Ini mengingat, harga batu bara yang cenderung terkoreksi.

Selain itu, kompetisi juga mulai kondusif usai rampungnya akuisisi yang dilakukan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) terhadap unit usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB).

Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Emma Almira Fauni mengatakan, masih ada dua faktor lainnya yang mendorong industri semen lebih baik dari tahun lalu, yakni utilisasi kapasitas mungkin telah mencapai titik terendah dan potensi penurunan suku bunga untuk mendorong permintaan terhadap semen.

"Tapi yang perlu diantisipasi misalnya pertumbuhan ekonomi yang lebih buruk akan terdampak pada permintaan semen," kata Emma dalam Media Day, Kamis (8/6/2023).

Emma memprediksi akan adanya pertumbuhan di industri semen pada 2023 dibandingkan tahun lalu. Meski masih terjadi oversupply akibat banyaknya pemain baru di industri tersebut, Emma melihat kondisi ini akan menjadi lebih baik ke depannya.

Menurut ia, pendapatan akan bertumbuh karena terdapat penurunan dari sisi biaya. Sejalan dengan normalisasi harga batu bara saat ini.

Di samping itu, perusahaan semen di Indonesia seperti SMGR maupun PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) telah berupaya menerapkan cara produksi yang ramah lingkungan seiring memenuhi prinsip environmental, social and governance (ESG).

Dengan demikian, ia melihat akan ada pertumbuhan kinerja dari emiten produsen semen. Sehingga, saham SMGR dan INTP dinilai prospektif di masa mendatang. 

Bagi para investor, Emma merekomendasikan beli saham SMGR dengan target harga Rp 8.500 per saham dan INTP dengan target harga Rp 14.000 per saham.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.