Sukses

Pengelola Alfamidi Cetak Laba Bersih Tumbuh 47,91 Persen, Pendapatan Naik Jadi Rp 15,62 Triliun pada 2022

PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) mencatat pertumbuhan pendapatan 15,02 persen dan laba 47,91 persen pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) atau pengelola Alfamidi mencatatkan kinerja positif hingga akhir 2022. Pengelola Alfamidi membukukan pendapatan neto Rp 15,62 triliun, meningkat 15,02 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,58 triliun. 

Mengutip laporan keuangan Midi Utama Indonesia, ditulis Jumat (3/3/023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 11,67 triliun atau meningkat 14,86 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 10,16 triliun.

Dengan demikian, laba bruto Midi Utama Indonesia melambung 15,49 persen menjadi Rp 3,95 triliun pada 2022 dari Rp 3,42 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 31,07 persen menjadi Rp 637,90 miliar pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 486,65 miliar.

Hingga akhir 2022, MIDI mengantongi laba bersih sebesar Rp 398,91 miliar. Laba perseroan melonjak 47,91 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 269,68 miliar.

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 6,9 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 6,32 triliun. Kemudian, liabilitas MIDI Rp 4,91 triliun hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 4,66 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 1,98 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 1,66 triliun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jadwal Stock Split Pengelola Alfamidi

Sebelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola minimarket dan supermarket Alfamidi dan Midi Fresh akan memecah nilai nominal saham atau biasa disebut stock split. Aksi korporasi stock split telah mendapatkan persetujuan prinsip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/1/2023), Midi Utama Indonesia sebelum stock split memiliki nilai nominal Rp 100 per saham dan nilai nominal saham setelah stock split Rp 10 per saham.

Adapun, jumlah saham sebelum stock split sebanyak 2.882.353.000 lembar saham MIDI dan jumlah saham setelah stock split 28.823.530.000 lembar saham MIDI.Kemudian, untuk rasio pemecahan saham tersebut 1: 10. 

Midi Utama Indonesia juga memiliki alasan dan tujuan dilakukannya pemecahan saham, antara lain untuk membantu meningkatkan daya tarik investor atas saham Perseroan dengan menjadikan harga saham Perseroan menjadi lebih terjangkau khususnya bagi investor ritel.

Selain itu, pemecahan saham dilakukan untuk meningkatkan jumlah saham Perseroan yang beredar di masyarakat dan memberikan kesempatan yang lebih luar bagi para investor khususnya investor ritel untuk dapat berinvestasi saham MIDI.

Kemudian, pemecahan saham juga dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan di BEI.

"Untuk memperoleh persetujuan para pemegang saham Perseroan, maka Perseroan berencana akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 17 Februari 2023," tulis Direktur dan SekretarisPerusahaan Midi Utama Indonesia, Suantopo Po, Kamis, 26 Januari 2023.

Sementara itu, Perseroan berencana untuk melakukan penambahan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepwda para pemegang saham Perseroan melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan HMETD maksimal 461.176.480 lembar saham dengan nominal Rp 100 per saham.

 

3 dari 3 halaman

Gelar Rights Issue

Sebelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola minimarket dan supermarket Alfamidi dan midifresh akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan akan menerbitkan maksimal 461.176.480 saham dengan nilai nominal saham Rp 100 per saham.

PT Midi Utama Indonesia Tbk akan memakai dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha perseroan serta investasi pada entitas anak.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/1/2023), PT Midi Utama Indonesia Tbk menyatakan, pelaksanaan rights issue ini akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan konsolidasi perseroan. Hal itu antara lain memperkuat struktur permodalan perseroan terutama meningkatkan kemampuan kas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan. Dengan demikian dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Setelah pelaksanaan rights issue, pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu, persentase kepemilikan saham secara keseluruhan akan terdilusi maksimal 13,79 persen.

 Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)  17 Februari 2023.

Adapun rights issue ini dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPSLB, kemudian dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.