Sukses

5 Fakta Menarik Cheetos, Lays, dan Doritos yang Segera Hengkang dari Indonesia

Berikut rangkuman terkait produk Lays, Doritos, dan Cheetos yang akan setop produksi setelah ICBP borong saham IFL dari PepsiCo.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) telah memborong saham Fritolay Netherlands Holding BV, afiliasi PepsiCo pada 17 Februari 2021 sebanyak 49 persen.

Total kepemilikan saham ICBP di perusahaan patungan PT Indofood Fritolay Makmur menjadi 99,99 persen.Dengan begitu, baik Fritolay, PepsiCo maupun pihak afiliasi lainnya dilarang memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan atau mendistribusikan produk makanan ringan apapun di Indonesia.Adapun merek makanan ringan yang diproduksi Indofood Fritolay Makmur ada Lays, Doritos, dan Cheetos.

Berikut rangkuman terkait rencana hengkangnya produk Lays, Doritos, dan Cheetos dari berbagai sumber, Sabtu (7/8/2021).

1. Bakal Setop Produksi pada 18 Agustus

General Manager Corporate Communication ‎PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Stefanus Indrayana mengatakan, IFL akan mengakhiri perjanjian lisensi dengan Pepsico dengan masa transisi 6 bulan, terhitung sejak tanggal transaksi.

"IFL akan mengakhiri perjanjian lisensi dengan Pepsico dan saat ini ada masa transisi 6 bulan terhitung sejak 17 Feb 2021.Setelah 18 Agustus akan menghentikan produksi, pengemasan, pemasaran, penjualan dan pendistribusian produk-produk makanan ringan dengan merek milik PepsiCo di Indonesia,” ujar Stefanus.

Hal ini juga disampaikan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Februari 2021.

Perseroan telah membeli seluruh saham PT Indofood Fritolay Makmur yang dimiliki Fritolay Netherland Holding B.V, afiliasi dari PepsiCo Inc sebanyak 49 persen dengan nilai Rp 494 miliar.

Seiring transaksi tersebut, IFL akan akhiri perjanjian lisensi dengan PepsiCo setelah IFL menyelesaikan semua proses persiapan penghentian produksi dan penjualan produk dengan merek milik PepsiCo yang harus sudah diselesaikan dalam waktu enam bulan dari sejak tanggal dilakukannya transaksi. Perjanjian lisensi IFL ini dengan PepsiCo yang berlaku saat ini meliputi merek Lays, Cheetos dan Doritos.

Fritolay, PepsiCo, dan pihak afilasi lainnya tidak boleh memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan dan mendistribusikan produk makanan ringan apapun di Indonesia yang bersaing dengan produk IFL selama tiga tahun dari sejak berakhirnya masa transisi.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Kerja Sama Sejak 30 Tahun Lalu

IFL merupakan divisi makan ringan milik ICBP. Sejarah kerja sama ICBP dengan PepsiCo dimulai sejak 30 tahun lalu, atau sekitar 1990an.

Saat itu, perseroan mengembangkan kegiatan usaha ke sektor makanan ringan, dengan menggandeng Fritolay Netherlands Holding BC yang merupakan afiliasi PepsiCo.

"PepsiCo telah menyetujui penjualan saham minoritas kami di PT Indofood Fritolay Makmur (IFL), yang merupakan perusahaan joint venture makanan ringan, kepada mitra usaha kami, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., menyelesaikan hubungan kemitraan yang telah berjalan dengan sukses selama 30 tahun," dikutip dari keterangan resmi PepsiCo.

3 dari 5 halaman

3. Berkontribusi 30 Persen Pendapatan ICBP

ICBP menyatakan, kontribusi produk-produk merek milik PepsiCo menyumbang sekitar 30 persen terhadap total pendapatan dan laba PT Indofood Fritolay Makmur (IFL). Kontribusi di bawah merek PepsiCo itu antara lain Lays, Doritos dan Cheetos.

"Kontribusi dari produk-produk dengan merek milik PepsiCo adalah sekitar 30 persen,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Gideon A. Putro dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan laporan tersebut juga disampaikan, divisi makanan ringan perseroan mencatatkan aset Rp 1,63 triliun per 30 September 2020. Total penjualan tercatat Rp 2,13 triliun dan laba usaha sebesar Rp 214,10 miliar per 30 September 2020.

4 dari 5 halaman

4. Alasan Borong Saham Fritolay Netherlands Holding BV

Perseroan mengaku, pembelian seluruh saham IFL karena dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang sangat baik. Di sisi lain, merek-merek dan produk IFL lainnya juga sudah memimpin pasar makanan ringan di Indonesia.

"Mempertimbangkan pentingnya kegiatan usaha makanan ringan di dalam portofolio Perseroan mengingat potensi pertumbuhannya yang baik dan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar di kategori ini, Perseroan memutuskan menerima penawaran yang diajukan oleh Fritolay,” kata Gideon.

5 dari 5 halaman

5. Strategi Usai Pecah Kongsi

Gideon mengatakan, pihaknya akan terus mengembangkan produk makanan ringan dengan merek-merek yang sudah ada dan dikenal oleh masyarakat, seperti Chitato, Qtela, Chiki dan Jetz.

"Chitato dan Qtela menjadi pemimpin dalam kategori keripik kentang, dan telah memperoleh kepercayaan dan loyalitas konsumen selama lebih dari 30 tahun. Qtela juga memiliki posisi pasar yang kuat dalam kategori tradisional snacks dan telah berada di pasar selama lebih dari satu dekade,” ujar Gideon.

Selain itu, IFL akan terus menerapkan strategi penjualan dan pemasaran yang terintegrasi serta terus berinovasi untuk mengembangkan rasa dan produk baru.

"Mengingat IFL mengerti dengan baik dan selera pilihan makanan ringan konsumen di Indonesia, untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar,” tutur dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.