Sukses

Minyak Goreng Langka, Ikuti Saja Jurus Menggoreng Kerupuk Melarat

Sebutan kerupuk melarat pada masa itu diberikan oleh orang kota karena dianggap sebagai simbol ketidakmampuan membeli minyak goreng.

Liputan6.com, Cirebon - Polemik kelangkaan minyak goreng masih terjadi di sejumlah daerah termasuk Cirebon. Langkanya minyak goreng berimbas ke sejumlah sektor terutama pelaku usaha kecil.

Namun, momen kelangkaan minyak goreng ini tidak berlaku bagi pelaku usaha camilan tradisional khas Cirebon yakni Kerupuk Melarat. Kerupuk berwarna warni dengan rasa manis gurih ini justru tidak terkena imbas kelangkaan minyak goreng secara langsung.

Sebab, kerupuk melarat diketahui dimasak menggunakan pasir. Bahkan, pada perjalanannya, kerupuk melarat tercipta dari suasana krisis di Cirebon.

Sekitar bulan Mei tahun 2018 lalu, Liputan6.com sempat menanyakan tentang perjalanan kerupuk melarat kepada pemerhati sejarah dan budaya Cirebon Nurdin M Noor.

"Kerupuk melarat digoreng pakai pasir. Saat itu, kerupuk melarat dianggap sebagai cemilan yang terbuang," ujar Nurdin.

Nama kerupuk melarat diketahui bukanlah nama pertama yang diberikan pembuat kerupuk yang lahir pada 1926. Sebelumnya, bernama kerupuk mares.

Dia mengatakan, kerupuk mares memiliki arti 'tanah' dan 'ngeres' atau olahan pasir yang kasar. Nama kerupuk mares berubah menjadi kerupuk melarat sekitar tahun 1980-an.

Sebutan kerupuk melarat tersebut, kata dia, diberikan oleh orang kota karena dianggap sebagai simbol kemiskinan karena tidak menggunakan minyak goreng.

Diketahui, penciptaan kerupuk melarat pada awalnya berkaitan dengan depresi ekonomi yang melanda dunia pada 1920-an. Belanda yang masih menjajah Indonesia juga ikut terkena imbasnya, begitu pula dengan Indonesia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minyak Goreng

Akibat depresi ekonomi, masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng untuk menggoreng kerupuk. Namun, kondisi itu justru mendorong warga lebih kreatif.

"Masyarakat pun menggoreng kerupuk dengan menggunakan pasir sebagai pengganti minyak dan hasilnya malah enak. Kerupuk melarat itu hasil kreativitas masyarakat Pantura Cirebon," kata Nurdin.

Sebenarnya tidak hanya kerupuk melarat yang berhasil diciptakan pada masa-masa susah itu. Warga Pantura juga membuat beberapa camilan khas Cirebon lainnya, seperti tike, umbi, lantak, dan emping.

"Kerupuk melarat biasanya dipadukan dengan sambal khas Cirebon, seperti sambal asam, sambal dage atau oncom," ujar Nurdin.

Saat ini, kerupuk yang identik dengan masyarakat miskin tersebut semakin digandrungi semua kalangan. Terlebih, masyarakat di luar Cirebon.

"Salah satu penyebab macet juga banyak pemudik yang berhenti di sepanjang Jalan Tengah Tani untuk beli kerupuk melarat karena itu salah satu sentra home industry," kata Nurdin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.