Sukses

Menteri PPPA Kunjungi Makam Bocah Korban Kekerasan Seksual di Manado

Terkait tahapan-tahapan yang sudah dilakukan, pihaknya menyampaikan apresiasi kepada para pihak yang ada di daerah, baik dari jajaran Polresta Manado karena laporannya masuk di sana dan tentu dikawal terus oleh Kapolda Sulut Irjen Pol Mulyatno.

Liputan6.com, Manado - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia I Gusti Ayu Bintang Darmawati, berziarah ke pusara korban kekerasan seksual, di Desa Senduk, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Sulut, pada Selasa (25/1/2022) pagi.

Korban kekerasan seksual itu adalah seorang bocah perempuan berinisial CT (10) yang dirawat di RSUP Prof Kandou Manado sejak 29 Desember 2021. CT mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (24/1/2022), sekitar pukul 07.25 Wita. Jenazah bocah itu kemudian dimakamkan di Desa Senduk pada Senin sore.

"Dari awal mencuatnya kasus dugaan kekerasan seksual ini, kami sudah berkomunikasi serta berkoordinasi dengan dinas pengampu urusan perempuan dan anak di Manado, Sulut," kata Darmawati.

Dia mengatakan, dari tahapan-tahapan yang dilakukan, pihaknya menyampaikan apresiasi atas pendampingan yang sudah dilakukan. Mulai ketika laporan masuk di Polresta Manado kemudian juga sudah ditindaklanjuti, serta dilakukannya jumpa pers.

"Dan pada hari ini kami hadir untuk memastikan realitas sejatinya yang ada di lapangan," katanya.

Terkait tahapan-tahapan yang sudah dilakukan, pihaknya menyampaikan apresiasi para pihak yang ada di daerah, baik dari jajaran Polresta Manado karena laporannya masuk di sana dan tentu dikawal terus oleh Kapolda Sulut Irjen Pol Mulyatno.

"Kami sangat mohon sekali dukungan teman-teman media agar kita semua memberikan informasi yang terang benderang kepada masyarakat, jangan ada informasi yang bias terkait dengan meninggalnya korban," ujar Darmawati.

Dalam kesempatan itu Mulyatno menerangkan, perkembangan penanganan kasus dugaan kekerasan seksual ini dari tahap penyelidikan sudah berlanjut menjadi ke arah penyidikan. Pihaknya akan terus lakukan penyidikan yang bersifat lebih ilmiah atau scientific crime investigation.

"Seperti telah disampaikan dalam jumpa pers di RSUP Prof Kandou Manado, mengenai hal ikhwal tentang kematian korban sudah jelas," katanya.

Meski demikian, pihak kepolisian tetap akan terus melakukan penyidikan guna membuat terang kasus ini. Untuk penetapan tersangka, masih berproses dalam penyidikan.

"Kita sudah memeriksa 14 saksi, kita tetap berusaha sekuat tenaga untuk bisa membuat peristiwa ini jadi terang benderang. Dan syukur-syukur kita bisa segera menangkap pelakunya," ujar Mulyatno.

Sebelumnya, Direktur Utama RSUP Prof Kandou Manado Dr dr Jimmy Panelewen SpB-KBD mengungkapkan, meninggalnya CT disebabkan karena penyakit kanker darah atau leukimia yang dideritanya.

Simak juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.