Sukses

Menyapa Situ Sangkuriang, Eksotisme Tersembunyi di Ujung Timur Bandung

Kabupaten Bandung banyak menyimpan potensi wisata yang tersembunyi.

Liputan6.com, Bandung - Kabupaten Bandung banyak menyimpan potensi wisata yang tersembunyi. Salah satu wisata yang terpendam itu adalah Situ Sangkuriang.

Belum banyak masyarakat yang mengetahui wisata alam yang terletak di ujung timur Kota Bandung ini karena memang lokasinya terpencil dan tak ada kendaraan umum ke sana.

Tetapi, di situlah kelebihan danau buatan atau situ yang namanya lekat dengan legenda mitologi Tangkuban Perahu tersebut. Jauh dari keramaian kota, danau berukuran sedang ini memiliki nilai plus karena rimbunan pohon yang asri.

Indahnya suasana dan kesejukan udara di pagi hari dapat dipastikan akan membuat betah untuk berlama-lama di Situ Sangkuriang ini. Di situ ini juga terdapat mata air yang menjadi sumber dari Sungai Cikapundung kemudian mengalir dari Lembang ke Kota Bandung.

Sejauh mata memandang, Situ Sangkuriang berada tepat di cekungan antara Gunung Bukit Tunggul dan Gunung Palasari. Inilah bukti keindahan alam dan kejernihan alamnya bak 'surga' yang terpendam yang membuat takjub siapapun yang berkunjung ke sana.

Danau kecil ini memang terletak di kaki Gunung Bukit Tunggul yang bersebelahan dengan Kabupaten Bandung Barat. Tepatnya di Kampung Bukit Tunggul, Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Untuk menuju ke lokasi, bisa ditempuh melalui dua jalur. Jalur pertama, dari Alun-alun Ujung Berung. Dari sana, terus melewati kawasan Pasirwangi, Palintang dan Bukit Tunggul.

Ada juga rute dari Maribaya, Kabupaten Bandung Barat. Dari Pasar Lembang, menuju arah Maribaya, Cibodas, dan Bukit Tunggul.

Secara umum, medan yang ditemui ke lokasi Situ Sangkuriang agak berat. Untuk ke lokasi, tidak ada kendaraan umum. Untuk tiket masuk bagi pengunjung hanya dikenakan Rp10 ribu per orang.

Selepas pos penjagaan, lokasi danau kecil tersebut berjarak sekitar 200 meter. Adapun kondisi jalan berbatu dengan lereng yang tidak curam.

Perjalanan malam ke lokasi tidak direkomendasikan karena minim penerangan. Bus ukuran besar juga tidak bisa masuk dan lewat jalan menuju lokasi Situ Sangkuriang.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukit Tunggul dan Kisah Sang Legenda

Menyebut Gunung Bukit Tunggul, tak lengkap jika tak membahas legenda Sangkuriang. Dari cerita yang berkembang di masyarakat, tunggul pohon sisa pangkal pohon yang ditebang untuk membuat perahu berubah menjadi gunung. Gunung tersebut kini dinamakan Bukit Tunggul.

Tunggul, dalam bahasa Sunda berarti pokok pohon yang menjadi bahan untuk membuat perahu yang disyaratkan oleh Dayang Sumbi.

Sedangkan rantingnya, ketika pohon itu terjatuh, berada di Gunung Burangrang. Selain itu ada juga tempat bernama Gunung Tumpeng di wilayah Bukanagara dan Gnung Paisdage di Cipunagara yang diceritakan merupakan tempat  pembuatan makanan bagi para pekerja proyek Sangkuriang.

Gunung Bukit Tunggul merupakan salah satu sisa dari letusan Gunung Sunda, di mana gunung ini mempunyai ketinggian 2.208 mdpl. Di kaki sebelah selatan Bukit Tunggul, terdapat perkebunan kina yang kini dikelola oleh PTP VIII Bukit Unggul.

Di kawasan ini sudah ada pengembangan agrowisata termasuk Situ Sangkuriang. Selain itu, terdapat Curug Batu Sangkur, yang airnya kering suatu waktu di musim kemarau.

Situ Sangkuriang bukan danau alami melainkan reservoir buatan untuk menampung air. Areanya yang tak terlalu luas, tidak bisa dibandingkan dengan danau alami seperti Situ Patengan atau Situ Cileunca di selatan Bandung.

"Jadi memang Situ Sangkuriang ini dibuat untuk resapan air supaya tidak terjadi abrasi. Makanya dibuat bendungan sekalian jadi tempat wisata juga," kata Yoyo, petugas pos penjaga kawasan agrowisata saat ditemui, Jumat (10/4/2021).

Situ Sangkuriang dibagun sejak 2009. Sumber airnya berasal dari Gunung Pangparang. Airnya jernih dan terus mengalir sampai ke Sungai Cikapundung.

"Kalau dipakai mandi boleh karena airnya bersih. Cuma enggak boleh berenang karena kedalamannya bisa sampai 6 meter," ujar Yoyo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.