Sukses

Simulasi SMRC Prabowo Vs Ganjar terhadap Pemilih Kritis di Pilpres 2024, Begini Hasilnya

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis survei terbaru simulasi head to head atau dua nama pada pemilih kritis antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Hasilnya, Ganjar mendapatkan dukungan 42,2 persen dan Prabowo Subianto 41,9 persen.

 

Liputan6.com, Jakarta - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis survei terbaru simulasi head to head atau dua nama pada pemilih kritis antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Hasilnya, Ganjar mendapatkan dukungan 42,2 persen dan Prabowo Subianto 41,9 persen.

Ini mengindikasikan bahwa dukungan pada keduanya sangat seimbang pada survei pemilih kritis terakhir SMRC, yaitu 2-5 Mei 2023.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV pada Minggu, 7 Mei 2023, menyatakan, suara Ganjar dan Prabowo sangat dekat dan tidak berbeda secara signifikan, sehingga tidak bisa disimpulkan siapa yang lebih unggul.

Deni melanjutkan, dalam simulasi head to head ini, Prabowo terlihat cenderung unggul atas Ganjar pada Maret sampai April 2023. Namun memasuki bulan Mei, pascadeklarasi Ganjar oleh PDIP, Ganjar mulai mengimbangi Prabowo. Bahkan, dalam simulasi di antara yang mengenal keduanya, Ganjar telah menyalip Prabowo.

Deni menyatakan bahwa dukungan pada calon presiden ini diperkirakan masih akan dinamis,karena sejauh ini masih ada perbedaan tingkat pengenalan publik terhadap calon. Saat ini Prabowo sudah dikenal oleh 94 persen atau hampir semua pemilh, sementara Ganjar baru dikenal 85 persen.

“Pada hari-H, dapat diasumsikan bahwa hampir semua pemilih akan tahu kedua tokoh tersebut,” jelasnya.

Pada kelompok pemilih yang tahu kedua tokoh, Ganjar Pranowo menjadi unggul atas Prabowo. Ganjarmendapatkan dukungan 46,4 persen suara, sementara Prabowo 38,8 persen. Masih ada 14,8persen yang belum menjawab.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Metode RDD

Deni menjelaskan bahwa pemilih kritis adalah pemilih yang punya akses ke sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80%.

Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), yaitu teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secaraacak. Dengan teknik RDD sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.

Margin of error survei diperkirakan ±3.3 persen pada Tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple randomsampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang ditatih.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.