Sukses

Toyota Indonesia Bidik Peningkatan Ekspor Kendaraan di Tahun Penuh Tantangan

Toyota Indonesia membidik peningkatan ekspor kendaraan Toyota Brand (T-Brand) di sepanjang tahun 2024. Sejumlah strategi disiapkan untuk memuluskan target yang telah dibidik.

Liputan6.com, Jakarta - Toyota Indonesia membidik peningkatan ekspor kendaraan Toyota Brand (T-Brand) di sepanjang tahun 2024. Sejumlah strategi disiapkan untuk memuluskan target yang telah dibidik.

"Di tahun yang cukup menantang, kami menargetkan kinerja ekspor kendaraan T-brand dapat menyamai level yang sama di tahun 2023 atau naik 3 persen menyentuh level 300 ribu unit," terang Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto.

"Sejumlah upaya kami lakukan untuk mengakselerasi performa ekspor industri otomotif nasional dengan menghadirkan varian kendaraan elektrifikasi lengkap sesuai dengan kebutuhan konsumen global," tambahnya.

Disebutkan, 2024 menjadi tahun menantang karena masih dibayang-bayangi ketidakpastian ekonomi dunia. Dan Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu negara penopang dengan pertumbuhan ekonomi yang masih positif, agar berkontribusi bagi pemulihan ekonomi.

Sejumlah lembaga dunia pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 5 persen. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5 persen, Bank Dunia 4,9 persen, sementara Pemerintah menargetkan hingga 5,2 persen.

Proyeksi tersebut cukup tinggi jika direfleksi dengan sejumlah kondisi yang dihadapi Indonesia pada tahun sebelumnya.

Sektor otomotif Indonesia sendiri menjadi salah satu pilar ekonomi nasional yang menyumbang hingga 4 persen dari total Gross Domestic Product (GDP).

Tercatat penyerapan tenaga kerja di sepanjang rantai nilai industri otomotif termasuk pada sektor industri kecil dan menengah (IKM) pada bidang komponen mampu mencapai lebih dari 1,5 juta tenaga kerja.

"Industri otomotif nasional diharapkan menjadi industri prioritas penyokong ekonomi lantaran proyeksi dan potensi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri kendaraan berteknologi ICE ramah lingkungan serta pertumbuhan kendaraan elektrifikasi yang cukup menjanjikan," ujar Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT TMMIN.

Menurutnya, didukung dengan SDM bangsa yang kompetitif ditambah SDA berlimpah, Indonesia berpeluang besar menjadi pemain global produksi serta ekspor industri otomotif konvensional dan elektrifikasi.

"Kinerja positif kedua teknologi ini dapat pula memperkuat terwujudnya volume pasar domestik lebih dari 1 juta unit per tahun yang membutuhkan dukungan Pemerintah melalui kebijakan relaksasi pajak," tutup Bob Azam.

2 dari 2 halaman

Toyota Indonesia Ekspor 285 Ribu Kendaraan di Sepanjang 2023

Di sepanjang 2023, Toyota Indonesia telah mengekspor kendaraan T-brand (Toyota brand) sebanyak 285.000 unit ke 100 negara di kawasan Asia, Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, Australia, dan Oceania. Jumlah ini lebih sedikit jika dibanding pencapaian 2022.

Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto menyebutkan, ada sejumlah faktor yang memengaruhi mulai dari situasi dan kondisi ekonomi global yang dihadapkan krisis ekonomi untuk memerangi inflasi, hingga konflik geo politik di sejumlah negara-negara dunia.

Disebutkan, krisis geo politik global yang masih berlanjut antara Rusia-Ukraina membawa dampak nyata terhadap terganggunya rantai pasok global.

"Walaupun pencapaian ekspor CBU model Toyota sedikit menurun sekitar 3 persen dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2022, namun kami sebagai bagian dari industri otomotif nasional terus berusaha dan bekerja keras memberikan pencapaian ekspor kendaraan T-brand sebanyak 11 varian, baik kendaraan berteknologi ICE dan elektrifikasi dengan tujuan mempertahankan posisi Indonesia menjadi basis produksi dan ekspor global

Veloz dan Fortuner menjadi model yang berkontribusi besar dalam menyumbangkan performa ekspor dengan total lebih dari 106 ribu unit.

Sementara model kendaraan elektrifikasi seperti Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid, masing-masing menyumbang 3.000 unit dan 6.400 unit.

Kedua varian kendaraan elektrifikasi ini memperoleh respon positif di negara-negara kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.