Sukses

Empat Menteri Menyetujui Toba Pulp Lestari Beroperasi

PT Toba Pulp Lestari akan kembali beroperasi dengan paradigma baru dan menargetkan memproduksi 220 ribu metrik ton bubur kertas. Kepastian dibukanya pabrik tersebut disepakati oleh empat menteri.

Liputan6.com, Jakarta: Anjing menggonggong, kafilah berlalu. Ungkapan itu senada dengan kasus pembukaan kembali PT Toba Pulp Lestari (TPL)--yang sebelumnya bernama PT Inti Indorayon--pabrik bubur kertas yang berlokasi di wilayah Porsea, Toba Samosir, Sumatra Utara, oleh pemerintah. Padahal sebelumnya, protes masyarakat setempat seakan tak pernah berhenti menuntut perusahaan itu ditutup. Toh, kepastian pembukaan kembali perusahaan yang menargetkan bakal memproduksi hingga 220 ribu metrik ton tersebut sudah diputuskan empat menteri, baru-baru ini, di Jakarta.

Adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea--selaku ketua tim-- Menteri Perdagangan dan Industri Rini M. Suwandi, Menteri Lingkungan Hidup Nabiel Makarim, serta Menteri Kehutanan Mohammad Prakosa, jajaran dari pemerintah yang memastikan pembukaan perusahaan yang beroperasi dengan mengusung paradigma baru tersebut. Kepada pers, Ketua Tim 11 Pemantau PT TPL Leo Batubara menyatakan, direksi dan komisaris PT TPL sudah diminta menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Tak hanya itu saja. Leo menambahkan, perusahaan juga diharapkan memanfaatkan sumber daya alam ramah lingkungan yang berpola kemitraan untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu masih ada soal program pengalokasian dana minimal satu persen dari penjualan bersih per tahun, meski tak dirinci tujuannya. Sementara untuk memantau operasional PT TPL, menurut Leo, telah dibentuk tim independen yang terdiri dari para pakar lingkungan.

Keluhan masyarakat Porsea terhadap operasional PT TPL adalah kasus menahun. Bahkan, saat perusahaan ini diduga telah beroperasi diam-diam, ribuan massa di Toba Samosir kembali berunjuk rasa menentangnya [baca: Rencana Pengoperasian PT TPL Kembali Ditentang]. Izin dari pemerintah soal pembukaan kembali PT Indorayon dengan nama baru memang sudah dikeluarkan sejak lama. Namun seperti yang sudah diduga sebelumnya, restu warga setempat tak kunjung datang [baca: Pengoperasian Indorayon Menunggu Restu Masyarakat Porsea].

Masyarakat setempat tampaknya sudah memastikan bahwa mereka tak akan tinggal diam bila perusahaan tersebut dioperasikan kembali di wilayahnya. Buktinya, keyakinan itu tak bergeser sejak tiga tahun silam, sampai sekarang [baca: Sekali Lagi, PT Inti Indo Rayon Harus Pindah]. Warga setempat membuktikannya dengan menduduki DPRD Sumut, bersama ribuan warga Toba Samosir.(BMI/Sugihartono dan Haryo Dewanto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini