Sukses

KSP Sebut Pemerintah Kumpulkan Ahli Teliti Dampak Omicron Bila Masuk Indonesia

Presiden Joko Widodo meminta mitigasi terhadap varian Omicron harus dilakukan sedini mungkin di berbagai daerah.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah melakukan strategi untuk mencegah masuknya varian baru SARS-CoV-2 jenis B.1.1.529 atau Omicron ke Indonesia. Langkah yang dilakukan di antaranya memperketat jalur masuk di berbagai pintu masuk ke wilayah Indonesia, baik jalur udara, darat, maupun laut.

"Dan waktu karantina juga ditambah. Setiap orang yang masuk ke Indonesia harus tes PCR. Setelah selesai karantina juga dites PCR lagi," ujar Tenaga Ahli Utama KSP, Abraham Wirotomo di Bogor, Sabtu 4 Desember 2021.

Pemerintah saat ini juga tengah mengumpulkan para ahli virus untuk melakukan penelitian terkait karakteristik dan dampak varian Omicron bila masuk ke Indonesia.

"Berbagai ilmuan sedang dikumpulkan untuk mengecek dampaknya di dalam negeri seperti apa," ujar Abraham.

Abraham mengatakan Presiden Joko Widodo meminta mitigasi terhadap varian Omicron harus dilakukan sedini mungkin di berbagai daerah sehingga tidak mengganggu program pemulihan ekonomi nasional.

Presiden juga telah memerintahkan seluruh kepolisian daerah (polda) di daerah perbatasan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan dalam mengantisipasi masuknya varian virus Omicron ke wilayah Indonesia.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggulangi Pandemi Covid-19

Selain itu, pentingnya sinergitas, soliditas dan koordinasi dalam mencegah dan menanggulangi pandemi Covid-19 selama Natal dan Tahun Baru 2022 . Kemudian, strategi dan kebijakan dapat dilaksanakan dalam frekuensi yang sama pada tingkat pusat maupun daerah.

"Arahan Presiden untuk Nataru ini paling utama adalah protokol kesehatan harus betul-betul dijaga," pungkasnya.

Virus SARS-CoV-2 kembali bermutasi dengan varian yang disebut Omicron atau B.1.1.529 yang ditemukan ilmuwan di Afrika Selatan pekan lalu.

Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan belum jelas apakah Omicron lebih menular daripada varian lain. Termasuk kemungkinan menyebabkan gejala yang lebih parah dibanding varian Delta yang telah dan menimbulkan kekacauan sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.