Sukses

PPKM Darurat, Volume Kendaraan ke Arah Puncak Bogor Turun 80 Persen

Kondisi arus lalu lintas sangat lengang, karena masyarakat yang hendak ke Puncak harus memenuhi persyaratan sesuai PPKM Darurat.

Liputan6.com, Jakarta - Volume arus kendaraan menuju kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor menurun hampir 80 persen selama pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang sudah berjalan lebih dari sepekan.

"Sudah 80 persen, jadi minim sekali. Waktu PPKM dulu kita putar balik itu bisa ratusan kendaraan. Sekarang itu tinggal 100-200 kendaraan yang kita putar balik," ujar Kasat Lantas Polres Bogor Iptu Dicky Pranata saat dihubungi merdeka.com, Minggu (11/7/2021).

Presentase tersebut, lanjut Dicky, berdasarkan perkiraan volume kendaraan yang diputarbalikkan sebelum diberlakukan PPKM Darurat bisa mencapai 800 kendaraan setiap harinya.

"Beda sama PPKM Mikro itu yang diputar bisa 800 bisa 700 untuk satu hari. Nah sekarang tinggal sedikit, artinya kesadaraan masyarakat sudah tinggi, dan itu (diputarbalikkan) hanya orang-orang yang masih coba-coba lah kayaknya," kata dia.

Bahkan untuk kondisi akhir pekan kali ini, Dicky melaporkan kondisi arus lalu lintas sangat lengang, karena masyarakat yang hendak ke Puncak harus memenuhi persyaratan sesuai PPKM Darurat.

"Jadi untuk jalur Puncak sendiri bisa kita katakan landai, bahkan dalam tidak kondisi normal, artinya sudah sepi. Karena memang kendaraan yang dari luar kita sudah putar balikkan, hanya yang bisa masuk orang-orang pendudukan setempat ber KTP Bogor, jadi walaupun dia bawa kendaraan luar dia punya domisili di Puncak kita izinkan," ujar Dicky.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyekatan

Dicky menambahkan, selama PPKM Darurat jajarannya telah mendirikan 18 pos penyekatan mobilitas masyarakat, yang tersebar di titik perbatasan ada 12 pos dan 6 pos lainnya di arah tempat-tempat wisata.

"6 titik di jalur-jalur wisata, seperti di Pekan Sari terus Puncak bahkan jalur alternatif. Jadi, kalau dulu mereka berpikir di Gadog disekat bisa lewat alternatif gitu kan. Tapi sekarang sudah tidak bisa kan kita sudah evaluasi lah dari sebelumnya seperti apa. Karena ini buat kebaikan bersama, semata-mata biar Indonesia cepat pulih," tandas Dicky.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.