Sukses

Wapres Ma'ruf: Visi Ekonomi Syariah Harus Inklusif dan Universal

Waprs Ma'ruf melanjutkan, pembelajaran ekonomi syariah yang inklusif dan universal perlu terus menanamkan visi pengembangan yang juga rasional bagi masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatalan visi ekonomi syariah harus lebih inklusif dan universal. Hal itu diungkapnya saat mengisi talkshow bertemakan Peluang dan Tantangan Pendidikan Jarak Jauh Program Studi Ekonomi Syariah.

"Ekonomi dan keuangan syariah bukan merupakan hal yang eksklusif, tapi menjadikannya inklusif dan bersifat universal sesuai dengan prinsip Rahmatan lil ’Alamin,” kata Ma'ruf Amin, Rabu (13/5/2020).

Waprs Ma'ruf melanjutkan, pembelajaran ekonomi syariah yang inklusif dan universal perlu terus menanamkan visi pengembangan yang juga rasional bagi masyarakat. Sebab, hal itu dapat memberikan manfaat dan nilai tambah yang lebih baik dalam menjalankan aktivitas harian termasuk aktivitas ekonomi.

“Ini sebagai sebuah pilihan yang rasional, aktivitas ekonomi dan keuangan syariah dapat menjadi gaya hidup bagi semua orang," yakin dia.

Wapres Ma'ruf Amin pun menganalogikan prinsip diutarakannya dengan makanan halal. Menurutnya, makanan yang bersertifikat halal seharusnya dipilih oleh seluruh masyarakat, tidak hanya karena kehalalannya saja, tetapi karena makanan tersebut merupakan makanan yang berkualitas, enak rasanya, sehat, bergizi, dan thoyyib (baik).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Salin Bersinergi

Selain syariah, Wapres juga berharap, pengembangan ekonomi dan keuangan konvensional dapat terus diperbaiki agar berjalan senada menjadi lebih baik. Mengingat, Indonesia adalah negara penganut dual economic system, ekonomi syariah dan konvesional.

"Jadi keduanya harus saling bersinergi dan tidak dibenturkan satu dengan yang lain,” Wapres menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.