Sukses

Gandeng Tangan di Masa Pandemi, dari Donasi untuk Masyarakat Terdampak sampai Tenaga Kesehatan

Anda juga bisa turut serta dalam gerakan solidaritas ini lewat donasi yang nantinya diberikan pada tenaga kesehatan dan masyarakat terdampak pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Gerakan solidaritas sambung-menyambung terus dilakukan berbagai pihak untuk saling bantu di masa pandemi. Dalam praktiknya, uluran tangan ini dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari donasi alat pelindung diri (APD), sampai pengadaan penginapan sementara.

Berdasarkan siaran pers yang diterima Liputan6.com, Kamis, 30 April 2020, bersama Dian Sastrowardoyo dan City Vision, Andy F. Noya selaku pendiri BenihBaik.com menggalang dana untuk pengadaan masker kain ramah lingkungan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Sasaran kampanye bertajuk "Urun Dana Lawan Corona – Donasi Masker Ramah Lingkungan Bersama Dian Sastrowardoyo" ini adalah tukang sayur, pedagang, serta para ibu rumah tangga yang tak mampu.

"Saya sangat mendukung inisiatif dan kerja sama BenihBaik dan City Vision ini karena buat saya, berbuat sesuatu untuk kebaikan, sekecil apapun itu, lebih baik daripada tidak berbuat sama sekali. Dalam situasi sulit seperti ini, saya ingin jadi bagian dari solusi, bukan masalah," ungkap Dian.

Kemudian, Faculty of Engineering & Technology (FET) Sampoerna University menggagas kerja sama dengan PT. Flexitech Evolusindo, didukung Asosiasi Printer Tridimensi Indonesia (Printridi) untuk memproduksi dan mendonasikan alat pelindung wajah bagi para tenaga kesehatan

Menurut pernyataan resmi yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu, Farid Triawan selaku Head of Mechanical Engineering Study Program Sampoerna University menjelaskan, pihaknya menggunakan teknologi pencetakan 3D di laboratorium FET dalam proses produksi alat pelindung wajah.

"Teknologi pencetakan 3D di Lab FE memungkinkan pembuatan alat pelindung wajah dengan berbagai bentuk, jenis, serta ukuran secara cepat dan terjangkau. Karena kebutuhan APD yang sangat mendesak sekarang, kami berupaya menggunakan teknologi ini untuk memproduksi alat pelindung wajah," papar Farid.

Sebelum produksi, diadakan konsultasi mengenai desain dengan Asosiasi Printridi agar memenuhi standar medis. Farid menambahkan, para dosen Design Communication Visual FET Sampoerna University pun turut bergabung membuat desain yang bisa diproduksi secara massal di pabrik.

"Saat ini, kami sudah mulai mendistribusikan alat pelindung wajah secara bertahap ke beberapa rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya. Total donasi, yakni 150 alat pelindung wajah ke RS MMC Kuningan Jakarta, 130 ke RS Pondok Indah, dan 82 ke RS Awal Bros Bekasi Timur,” paparnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berdayakan UMKM

GandengTangan, salah satu pionir crowdlending platform, menyalurkan seribu masker kain dan APD untuk puskesmas kecamatan dan masyarakat. Sebagai perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang terlibat langsung dengan pelaku usaha mikro, GandengTangan juga berdayakan penjahit mitra binaan dalam proses pembuatan produk donasi tersebut.

"Yang pasti, kami ingin semua orang yang menerima bantuan ini tetap sehat dan bisa melanjutkan aktivitas pekerjaannya," ujar Jezzie Setiawan, CEO GandengTangan, lewat siaran pers yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Seribu masker kain telah didistribusikan melalui mitra GandengTangan yang sebagian besar adalah pelaku usaha mikro di Bekasi, Jakarta, dan sekitarnya. Kemudian, sebagai bentuk peringatan Hari Kartini, GandengTangan juga bekerja sama dengan komunitas PIJAR (Perempuan Indonesia Bekerja dan Bersinar) dalam menyalurkan bantuan APD untuk para tenaga kesehatan di puskesmas kecamatan.

APD yang telah dibuat mitra GandengTangan ini telah dipastikan sesuai SOP dari Dinas Kesehatan Indonesia. Bantuan APD ini telah didistribusikan ke delapan kecamatan di Jakarta, yaitu Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Jagakarsa, Cilandak, Mampang, Pancoran, Setiabudi, dan Pesanggrahan.

"Meski puskesmas tak menangani pasien positif COVID-19, mereka tetap berhadapan langsung dengan ODP dan PDP. Untuk itu, kami memilih puskesmas kecamatan untuk jadi penerima bantuan APD ini," ungkap Regina Vianney Ayudya, Ketua Komunitas PIJAR.

Usaha lain yang dilakukan GandengTangan dalam membantu usaha mikro tetap berjalan, yakni mempromosikan berbagai produk mitra binaan mereka melalui akun Instagram @gandengtangan.

Selain APD dan asupan gizi, hal lain yang dibutuhkan para tenaga kesehatan adalah tempat tinggal sementara. Pasal, beberapa pejuang medis masih harus menghadapi penolakan ketika hendak pulang ke tempat kos, sebagian lagi terpaksa memilih tak pulang karena takut akan membawa virus pada keluarga.

Sehingga, banyak di antara mereka yang terpaksa beristirahat di rumah sakit dengan fasilitas seadanya. Melihat kondisi ini, menurut keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Habitat for Humanity Indonesia (HHI) tergerak ikut jadi bagian dari solusi dengan meluncurkan program “Tempat Singgah Pejuang Medis”.

Dalam program ini, HHI mengumpulkan dana dari CSR perusahaan dan masyarakat lewat penggalangan dana melalui laman kitabisa.com/habitatpejuangmedis, atau benihbaik.com/campaign/tempat- singgah-untuk-pejuang-medis, dan menu donasi di aplikasi DANA.

Donasi yang terkumpul akan dialokasikan untuk penyediaan kamar hotel gratis bagi setidaknya 500--600 tenaga medis di lima rumah sakit yang telah ditunjuk pemerintah untuk penanganan COVID-19.

Sebagai mitra penyedia akomodasi untuk program ini, Habitat menggandeng OYO Hotels & Homes Indonesia yang memiliki jaringan hotel tersebar di lebih dari 100 kota di Indonesia.

"Habitat bersama OYO mengajak seluruh masyarakat memberi dukungan agar semakin banyak #TempatSinggahPejuangMedis yang tersedia karena kebutuhan masih banyak," tutur Susanto, Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia.

"Setidaknya terdapat delapan properti yang kami alokasikan untuk jadi tempat singgah bagi tenaga medis garda depan. Saat ini sudah ada beberapa tenaga medis yang mulai menikmati kamar hotel OYO sebagai tempat tinggal sementara," papar Eko Bramantyo, Country Head Emerging Businesses OYO Indonesia.

"Semoga fasilitas tempat singgah ini dapat jadi salah satu solusi di tengah kekhawatiran para tenaga medis akan kebutuhan tempat beristirahat yang layak dan nyaman untuk dapat menjaga kondisi fisik maupun saat harus menjaga jarak dengan keluarga atau kerabat terdekat,” sambungnya.

Lebih lanjut, untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para karyawan dan tamu tetap terjaga, OYO juga telah menerapkan standar prosedur operasional sesuai protokol kesehatan.

Di antaranya adalah pengecekan suhu tubuh sebelum check-in, penggunaan masker, penyediaan cairan hand sanitizer, mencuci tangan secara rutin, serta melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh kamar hotel sebelum tamu check-in dan setelah check-out.

Selain itu, melalui program ini, para tenaga medis juga akan mendapat fasilitas antar jemput dari tempat menginap menuju rumah sakit tempat bertugas dan sebaliknya, khususnya bagi akomodasi berlokasi cukup jauh dari rumah sakit.

Tidak hanya itu, agar kondisi tubuh tenaga medis tetap prima saat bertugas, asupan gizi makanan dan minuman selama menginap juga akan disiapkan pada saat berbuka dan sahur. Program donasi ini telah dibuka bagi masyarakat umum sejak 13 April 2020 dan akan ditutup pada akhir Juni 2020.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini