Sukses

Menanti Asap Putih Hasil Konklaf, Dunia Tunggu Pengganti Paus Fransiskus Lewat Cerobong Kapel Sistina

Hari pertama berlangsungnya konklaf 2025 belum menghasilkan nama paus yang akan menggantikan mendiang Paus Fransiskus. Asap hitam membumbung dari cerobong asap Kapel Sistina.

Diperbarui 08 Mei 2025, 19:40 WIB Diterbitkan 08 Mei 2025, 19:40 WIB

Liputan6.com, Vatican City - Asap hitam membubung dari cerobong kecil di atap Kapel Sistina pada Rabu (7/5/2025) malam, menandakan belum tercapainya kesepakatan di hari pertama konklaf 2025.

Sinyal ini langsung disambut ratusan pasang mata umat Katolik yang setia memadati Lapangan Santo Petrus, berharap menyaksikan momen bersejarah: terpilihnya paus baru.

Mengutip Catholic World Report, Kamis (8/5/2025), tradisi asap—hitam untuk belum ada keputusan, putih untuk "Habemus Papam!"—telah menjadi simbol paling ikonik dalam proses konklaf pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik.

Mulai Kamis ini, para kardinal akan menggelar empat putaran pemungutan suara setiap hari: dua di pagi hari dan dua di sore hari. Setiap putaran akan diikuti oleh pembakaran surat suara, disertai senyawa kimia khusus yang menghasilkan asap berwarna sesuai hasil.

Jika pemungutan suara pertama di pagi hari belum menghasilkan pilihan paus pengganti Paus Fransiskus, maka putaran kedua langsung digelar.

Kedua putaran pagi itu kemudian dibakar bersamaan, sehingga asap—baik hitam maupun putih—bisa terlihat sekitar pukul 12 siang waktu Roma. Namun jika paus sudah terpilih di putaran pertama, asap putih akan muncul sekitar pukul 10.30 pagi.

Prosedur serupa berlaku di sore hari. Jika belum ada hasil dari pemungutan suara sore, asap kemungkinan terlihat sekitar pukul 7 malam. Tapi jika Paus terpilih di pemungutan suara pertama sore hari, maka asap putih akan membumbung sekitar pukul 5.30 sore.

 

2 dari 2 halaman

Lonceng Akan Dibunyikan

Asap putih saja belum cukup untuk menandai dimulainya babak baru dalam sejarah Gereja Katolik.

Sesaat setelah asap putih terlihat, lonceng Basilika Santo Petrus akan dibunyikan nyaring, mengonfirmasi bahwa dunia akhirnya bisa mendengar tiga kata yang dinantikan: Habemus papam!

Adapun proses konklaf bersifat rahasia dan penuh simbol, namun justru itulah yang menjadikannya penuh khidmat dan harapan. 

Produksi Liputan6.com