Sukses

Dinilai Lamban Tangani Gempa Turki 6 Februari 2023, Begini Respons Erdogan

Pemimpin partai oposisi utama Turki mengkritik penanganan bencana gempa oleh pemerintahan Erdogan.

Liputan6.com, Ankara - Pemerintah Recep Tayyip Erdogan dikritik atas penanganan bencana gempa Turki. Tanggapan layanan darurat dinilai terlalu lamban dan pemerintah dinilai kurang siap. 

Erdogan mengakui bahwa pemerintahannya menghadapi sejumlah masalah, tetapi dia mengklaim bahwa situasinya lebih terkendali. 

Namun, pemimpin Partai Rakyat Republik Turki Kemal Kilicdaroglu tidak setuju dengan pernyataan Erdogan.

"Jika ada satu orang yang bertanggung jawab untuk ini, itu adalah Erdogan," katanya seperti dikutip dari BBC, Kamis (9/2/2023).

Erdogan pun kembali merespons tuduhan tersebut dengan mengatakan, "Dalam periode seperti ini, saya tidak bisa membiarkan orang melakukan kampanye negatif untuk kepentingan politik."

Di dekat Suriah, upaya bantuan diperumit oleh konflik bertahun-tahun yang telah menghancurkan infrastruktur di negara itu.

Persimpangan Bab al-Hawa antara Turki dan Suriah telah ditutup pasca gempa magnitudo 7,8 yang terjadi Senin (6/2) karena jalanan yang rusak parah.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mengupayakan untuk membuka dua gerbang perbatasan lagi demi membantu mengalirkan bantuan ke Suriah.

"Ada beberapa kesulitan dalam hal bantuan Turki dan masyarakat internasional (mencapai Suriah). Untuk alasan ini, upaya dilakukan untuk membuka dua gerbang perbatasan lagi," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bayi 6 Bulan Selamat Usai Terkubur Puing 30 Jam

Korban tewas gempa Turki dan Suriah telah melampaui 15 ribu. Orang-orang banyak yang meninggal akibat tertimbun bangunan runtuh mengingat gempa terjadi pada pukul 04.17 pagi.

Meski demikian, tidak sedikit yang berhasil bertahan hidup meski terjebak reruntuhan. Salah satunya adalah bayi usia enam bulan di Turki. Dia berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan setelah terjebak selama hampir 30 jam.

Petugas penyelamat mengeluarkan bayi Ayse yang hampir tidak menangis dan tampak kotor tetapi tidak terluka.

Sang ibu, Hulya, muncul tak lama setelah itu, bisa berjalan dan mengenakan penyangga leher di Provinsi Hatay.

Presiden Erdogan mengatakan lebih dari 8.000 orang berhasil diselamatkan oleh lebih dari 53.000 personel penyelamat yang membantu upaya tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Korban Selamat Lain

Menurut kantor berita Anadolu, seorang bayi lainnya berusia satu tahun juga ditemukan hidup pada Rabu di Provinsi Sanliurfa Turki setelah menghabiskan 53 jam terperangkap di bawah bangunan lima lantai yang runtuh.

Sementara itu, di Iskenderun seorang ibu dan putrinya yang berusia dua tahun selamat setelah hampir 44 jamterperangkap di antara reruntuhan.

Di Kota Kahramanmaras, Resul Serdar dari Al Jazeera merinci bagaimana penyelamat menyelamatkan seorang gadis berusia 14 tahun yang terjebak di bawah reruntuhan selama lebih dari 40 jam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.