:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3429214/original/050982400_1618458325-dan-dealmeida-4aM_QE-HRLw-unsplash.jpg)
Informasi Profil
- NamaRecep Tayyip Erdogan
- Tempat LahirIstanbul, Turki
- Tanggal Lahir26 Februari 1954
- IstriEmine Gilbaran
- AnakSumeyye, Necmetin Bilal, Ahmet Burak, Esra
- Partai PolitikPartai Keadilan dan Pembangunan (2001-sekarang)
Jabatan
- Presiden Turki2014-sekarang
- Perdana Menteri Turki2003-2014
- Anggota Parlemen untuk Istanbul2007
- Wali Kota Istanbul1994-1998
Ramadhan 2023
Berita Terkini
Lihat SemuaBolehkah Mandi Junub dengan Air Hangat, Bagaimana Hukumnya?
Telah dibaca 0 kaliTips Siapkan Makanan Sehat dan Nikmat untuk Sahur dan Buka Puasa
Telah dibaca 0 kali93 Hafiz Probolinggo Khotmil Alquran Raksasa Selama Ramadhan
Telah dibaca 0 kaliYakob Sayuri Cetak Gol Cepat, Timnas Indonesia Tekuk Burundi 3-1
Telah dibaca 0 kaliMahfud Respons Rencana MAKI Laporkan PPATK ke Polisi: Ya Tak Apa-apa, Bagus!
Telah dibaca 0 kaliPelatih PSM Beri Semangat kepada Fans yang Jalani Puasa Ramadhan
Telah dibaca 0 kaliASN dan Pejabat Tak Boleh Bukber, Ini Respons Wali Kota Bandung
Telah dibaca 0 kaliBertemu Airlangga, Sekjen PKS Rayu Golkar Gabung Koalisi Perubahan Lewat Pantun
Telah dibaca 28 kaliDrawing Piala Dunia U-20 2023 Batal Digelar di Bali pada 31 Maret
Telah dibaca 35 kaliHasil BRI Liga 1: Drama 5 Gol, Persebaya Gasak Persikabo 1973
Telah dibaca 21 kali
Recep Tayyip Erdogan (26 Februari 1954) ialah Presiden ke-12 Republik Turki. Sebelum menjadi presiden, Erdogan dikenal sebagai Perdana Menteri Turki sejak tahun 2003 sampai 2014 dan seorang wali kota.
Awal karir politiknya dimulai saat dirinya menjadi Wali Kota Istanbul pada tahun 1994 sampai 1998. Sebagai seorang wali kota, Erdogan dianggap berhasil, karena pengadaan air bersih dan penertiban bangunan, juga mengurangi polusi dengan aksi tanam seribu pohon.
Erdogan terpilih sebagai seorang presiden setelah mendapatkan 52 persen suara dan resmi menjabat sebagai Presiden pada 28 Agustus 2014. Namun, semasa kepemimpinan Erdogan, stabilitas di Turki menjadi panas, akibat sempat terjadi beberapa kali kudeta militer untuk menurunkan orang nomor satu di Turki tersebut.
Bakal Hidupkan Lagi Hukuman Mati di Turki
Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah acara demonstrasi di Istanbul mengatakan ia akan memberlakukan hukuman mati di Turki. Hal itu dilakukan apabila mendapat dukungan dari parlemen dan masyarakat.
Pernyataannya itu ia ucapkan di depan 1 juta pendukungnya, yang menggelar demonstrasi mendukung Erdogan. Demikian seperti dilansir dari BBC, Senin (8/8/2016).
Erdogan juga mengatakan, negara akan dibersihkan dari pendukung ulama Fethullah Gulen yang kini berada di AS.
Gulen hingga kini adalah tokoh yang paling disalahkan oleh pemerintah Turki atas kudeta gagal militer. Kendati demikian, ia menolak terlibat.
Kritik Keras Terhadap Amerika Serikat
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melontarkan kritikan keras terhadap Amerika Serikat. Erdogan diketahui baru saja lolos dari upaya kudeta pada Juli lalu.
Menurut pemimpin Partai AKP tersebut, AS telah melakukan hal tak pantas. Yaitu melindungi individu yang diduga sebagai otak kudeta, Fethullah Gulen.
"AS seharusnya tidak memberikan perlindungan bagi teroris seperti Gullen," ucap Erdogan seperti dikutip dari Reuters, Selasa (20/9/2016).
Ia menegaskan sama sekali tak ada alasan tepat bagi AS, untuk tetap membiarkan Gullen. Sebab, di Negeri Paman Sam, ulama tersebut diduga mengumpulkan anggota untuk melawan Pemerintah Turki saat ini.
"Jika AS adalah sekutu strategis kami dan rekan NATO kami, tidak mungkin mereka membiarkan Gullen dan organisasinya berjalan," papar dia.