Sukses

Pasca WNI Jadi Korban Penembakan, Ini Upaya Pemerintah RI Cegah Hal Serupa Terjadi Lagi

Pemerintah RI turut mengupayakan sejumlah pencegahan kasus penembakan menimpa WNI lagi.

Liputan6.com, Jakarta - Meninggalnya Novita Kurnia Putri atau yang banyak dikenal sebagai Novita Brazil, menjadi suatu pengingat bagi banyak pihak soal betapa mirisnya kejadian yang diakibatkan oleh penembakan di Amerika Serikat. 

Menyambung hal tersebut, pemerintah Indonesia pun turut khawatir dan melakukan sejumlah langkah pencegahan akan hal serupa. 

"Seluruh perwakilan Republik Indonesia yang ada di Amerika Serikat, kita memiliki KBRI yang ada di Washington DC, KJRI yang ada di New York, Houston, Chicago, San Fransisco dan juga Los Angeles terus melakukan pendekatan dan komunikasi dengan seluruh komunitas yang ada di Amerika Serikat," ujar Joedha Nugraha, selaku Dirjen PWNI dan BHI dalam press briefing pada Kamis (13/10/2022).

Walaupun persoalan terkait dengan pembatasan senjata itu menjadi kewenangan otoritas Amerika, namun pemerintah Indonesia tetap mengambil langkah-langkah pencegahan.

"Dari sisi perwakilan RI yang kita lakukan adalah melakukan himbauan yang melakukan komunikasi terus dengan warga negara kita untuk tetap hati-hati dan waspada," ujarnya. 

Joedha juga mengatakan bahwa pemerintah menganjurkan WNI untuk memiliki buddy sistem, yakni dengan tidak bepergian sendirian melainkan dengan teman atau keluarga. Selain itu, WNI juga diminta untuk selalu mengecek kepada otoritas terkait situasi keamanan dan jika berada dalam situasi keadaan darurat, agar segera menghubungi otoritas setempat.

Ia juga menambahkan bahwa WNI bisa selalu menghubungi nomor hotline yang bisa dijangkau, sehingga memudahkan warga Indonesia yang berada di AS jika membutuhkan bantuan. 

Lebih jauh, Joedha juga mengingatkan soal aplikasi Safe Travel milik Kemlu, yang bisa membantu penggunanya untuk mencari perwakilan RI terdekat. Bahkan, terdapat emergency button yang bisa digunakan oleh penggunanya dalam situasi sangat darurat. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diplomat RI Kawal Proses Hukum Kematian Novita

Konsul Jendral RI di Houston Andre Omer Siregar telah membenarkan kabar di media massa bahwa Novita adalah korban penembakan yang dilakukan oleh remaja. Mereka disebut menembak secara membabibuta.

“Memang pelaku adalah teenagers tetapi kejahatan yang mereka lakukan sangat ekstrem, mencuri mobil dan senjata api, bersiteru di tempat publik dan melepaskan tembakan membabibuta yang mengenai warga kita; jadi kami akan terus berkoordinasi dengan pihak berwenang di San Antonio untuk memastikan proses hukum yang adil dan tegas," ujarnya.

3 dari 4 halaman

WNI Jadi Korban Penembakan

Novita Kurnia Putri, warga negara Indonesia yang berdomisili di San Antonio, Texas, adalah korban salah sasaran dalam insiden penembakan Selasa dini hari (4/10).

Menurut pemberitaan media lokal setempat yang mengutip pernyataan Sherrif Bexar County, Javier Salazar, Novita sedang berada di dalam rumah – yang sebagian disewakan menjadi AirBnB – dan menjadi salah satu dari sasaran penembakan. Novita sempat dilarikan ke rumah sakit tetapi nyawanya tak tertolong. Suaminya, Robert A. Brazil, yang berada di lantai dua selamat.

Keterangan tertulis dari KJRI Houston yang diterima VOA menyatakan “dua pelaku remaja berusia 14 dan 15 tahun sudah ditangkap oleh pihak kepolisian setempat.”

4 dari 4 halaman

Proses Pemulangan Jenazah

Perkembangan pemulangan jenazah WNI Novita Brazil masih dalam proses. 

Hingga informasi terakhir, Dirjen Pelindungan WNI dan BHI Joedha Nugraha mengatakan bahwa sertifikat kematian Novita Kurnia Putri atau yang dikenal Novita Brazil akan dikeluarkan oleh pihak Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 14 Oktober 2022. 

"Setelah berbagai komunikasi, Sertifikat Kematian WNI Novita Kurnia Putri akan dikeluarkan pada 14 Oktober 2022," katanya menjelaskan dalam press briefing di Kementerian Luar Negeri, hari ini.

"Diperlukan waktu seminggu untuk jenazah dipulangkan ke Indonesia," sambungnya lagi. 

Selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.