Sukses

Kim Seon Ho hingga Kim Jong-un, Mengapa Nama Orang Korea Banyak Pakai Kim?

Kim Seon-ho hingga Kim Jong-un, mengapa banyak orang Korea bernama Kim? Ini sekilas penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Mengapa banyak orang Korea bernama Kim? Mungkin pertanyaan itu tak jarang terlintas di benak Anda, mengingat begitu banyak pesohor atau sosok popular dari Negeri Ginseng yang menggunakan nama berawalan Kim.

Sebut saja selebritas Korea Selatan yang berhasil melewati fenomena cancel culture dengan baik akibat skandal aborsi dengan sang mantan, Kim Seon Ho, hingga pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang terkenal dengan gaya kepemimpinan diktator.

Menurut situs Brittanica yang dikutip Senin (17/1/2022), sekitar 20 persen populasi Korea Selatan yang berjumlah 49,3 juta (perkiraan 2015) memiliki nama keluarga Kim. Prosentasi tersebut menunjukkan sekitar 10 juta orang.

Lee adalah nama paling umum kedua, dan Park (atau Pak) adalah yang ketiga.

Semua mengatakan, sekitar 45 persen orang Korea memiliki salah satu dari tiga nama ini! Tetapi mengapa Kim yang paling banyak? Spakah mereka semua berhubungan satu sama lain?

Jawabannya terletak pada signifikansi historis dari keluarga Kim.

Di Kerajaan Silla (57 SM–935 M)—yang dengan berbagai cara bertempur dan bersekutu dengan negara-negara lain di semenanjung Korea dan akhirnya menyatukan sebagian besar Korea pada tahun 668—Kim (yang berarti "emas") adalah nama sebuah keluarga yang naik pangkat dan menjadi penguasa Silla selama 700 tahun.

Selama berabad-abad di Korea, nama keluarga jarang ditemukan di antara siapa pun kecuali keluarga kerajaan dan aristokrasi. Keadaan ini berlangsung sampai pemberian nama keluarga menjadi tanda kesukaan raja selama Dinasti Goryeo (935–1392).

Kemudian, selama akhir Dinasti Joseon (1392–1910), beberapa rakyat jelata mengadopsi nama keluarga untuk keuntungan sosial dan ekonomi, sebuah praktik yang berkembang biak setelah sistem kelas dihapuskan pada tahun 1894 dan penjajah Jepang memaksa orang Korea untuk mengambil nama keluarga.

Rakyat jelata sering memilih nama klan yang tinggi seperti Kim, Lee, atau Park.

Tetapi bahkan tidak semua orang yang memiliki nama Kim karena warisan adalah sama. Tergantung sebuah unit dasar dari sistem kekerabatan tradisional Korea adalah klan, atau bongwan, sebuah kelompok yang nama keluarganya menandakan asal geografis yang sama.

Dengan demikian, Kim yang berbeda dapat melacak garis keturunan mereka ke tempat yang berbeda, terutama Gimhae. Kota tenggara adalah tempat kelahiran Kim Su-Ro, pria yang diakui sebagai Kim asli dan pendiri (42 M) Gaya, kerajaan Korea kuno lainnya.

Ada sekitar 300 klan Kim lainnya, termasuk yang berasal dari Gyeongju, Andong (yang sebenarnya memiliki dua klan Kim), dan Gwangsan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apakah Nama yang Sama Memiliki Hubungan Darah?

Apakah semua orang Korea yang memiliki nama keluarga dianggap memiliki hubungan satu sama lain?

Saat ini, asal usul klan Korea cukup jauh sehingga orang-orang yang akar leluhurnya berada di desa yang berbeda dianggap memenuhi syarat untuk menikah satu sama lain. Namun demikian, sudah lama ada hukum yang melarang pernikahan antara orang-orang dengan nama belakang yang sama dan asal usul dari pihak ayah. Namun, pada tahun 1997, Mahkamah Konstitusi Korea Selatan memutuskan undang-undang tersebut inkonstitusional, dan hukum perdata diubah pada tahun 2005 untuk melarang hanya pernikahan antara orang-orang yang berkerabat dekat.

Dengan demikian, Tuan Kim dan Nona Kim yang bertemu dan jatuh cinta di universitas di Seoul, yang belum pernah mendengar satu sama lain sebelumnya tetapi mengetahui bahwa mereka berdua adalah Kim Gyeongju, sekarang dapat menikah, jadi kisah Romeo dan Juliet tidak ada lagi.

3 dari 3 halaman

Infografis Pesona K-Pop Mendamaikan Korea

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.